Beras Cekau Terancam Gagal Dikembangkan

Beras Seludupan Diduga Marak di Pelalawan

Beras Seludupan Diduga Marak di Pelalawan

LETAK geografis Kabupaten Pelalawan yang strategis, membuat daerah ini rawan dengan aktivitas penyeludupan.

Saat ini, marak kabar yang menyebutkan tentang peredaran beras yang diduga seludupan dari negeri tetangga, yakni Thailand dan Malaysia. Keberadaan beras ilegal itu dikhawatirkan bakal mematikan potensi beras lokal.

Sumber di lapangan menyebutkan, beras seludupan itu sejauh ini telah dipasarkan ke Ibukota Kabupaten Pelalawan, Pangkalan Kerinci, Kota Pekanbaru bahkan hingga Sumatera Barat. Sejauh ini, aktivitas itu berjalan dengan lancar karena belum tampak ada tindak terhadap para pelaku. Selain itu, kualitas beras seludupan itu juga disebut bagus, sehingga masyarakat tidak menolaknya.

Hal itu dibenarkan salah seorang warga Desa Kuala Panduk, Kecamatan Teluk Meranti. Menurut warga yang mengaku mengetahui secara rinci aktivitas penyeludupan beras itu, beras-beras tanpa dokumen itu masuk wilayah Pelalawan melalui laut dan pinggiran pantai. Sebelumnya, beras-beras tersebut terlebih dahulu masuk Indonesia melalui Tanjung Balai Karimun dan Tanjung Batu.

Setelah sampai di kawasan pantai, selanjutnya beras-beras itu diangkut dengan menggunakan truk jenis Colt Diesel. Biasanya, beras-beras tersebut dibawa keluar dari kawasan pantai menuju sejumlah titik. Seperti Jalan Lintas Bono dan keluar di Simpang Bunut. Rute lainnya adalah melalui jalan poros PT Serikat Putra hingga keluar di Jalan Sepakat. "Dari laut, beras seludupan itu dibawa dengan kapal sewaan milik nelayan," ujarnya.

"Beras seludupan ini memang lebih murah harganya jika dibandingkan dengan beras lainnya," tutupnya.

Ditambahkan warga Teluk Meranti lainnya, biasanya aktivitas pengangkutan beras itu dilakukan malam hari. Aktivitas ditengarai banyak dilakukan warga tempatan.

"Kualitasnya bagus, ada tulisan 'Anda, A3 dan Kelapa' di karung beras itu. Harga untuk sekarung yang beratnya 25 kilogram Rp200 ribu. Mutu berasnya bagus dan mengenyangkan," ujarnya dengan nada sedikit berkelakar.

Keterangan senada juga diungkapkan Dian, warga Sorek Satu, Kecamatan Pangkalan Kuras. Menurutnya, beras-beras itu dibawa keluar dari pantai pada malam hari.

"Setelah tiba di pelabuhan daerah Pesisir Pelalawan, biasanya beras-beras ini diangkut menggunakan truk melintas jalan lintas Bono melewati Kecamatan Bunut hingga keluar di Simpang Bunut, Desa Dundangan Kecamatan Pangkalan Kuras. Truk ini melintas tatkala malam hari setelah pukul 00.00 WIB," tutur Dian.

"Selain melintasi lokasi Simpang Bunut, truk ini kadang juga bisa melewati akses di perusahaan PT serikat Putra dan jalan Sepakat. Ini tentu saja bagian dari modus para truk itu untuk mengelabui jika ada petugas atau pihak lainnya," bebernya.

"Ini berdasarkan hasil keterangan yang saya dapat dari sopir truk pengangkut beras-beras seludupan ini," tegasnya.

Terkait hal itu, Camat Teluk Meranti, Kiki Syamputra, mengaku belum mengetahuinya. Namun, pihaknya siap mendampingi pihak-pihak berwajib menggelar razia atau operasi di wilayahnya.

"Saya tahu ini dari koran. Sampai sekarang saya belum mendapatkan informasinya, baik dari masyarakat maupun Kapolsek Teluk Meranti. Namun, pihak kecamatan siap melakukan arahan dan petunjuk dari satker maupun pihak penegak hukum bila kita diminta untuk pembuktian praktek penyeludupan beras ini," jelas Kiki, Senin (16/2).

Ancam Beras Lokal
Keberadaan beras ilegal itu, juga dikhawatirkan akan mengancam keberadaan beras lokal. Apalagi, saat ini Pemkab Pelalawan sedang giat-giatnya berupaya menjadikan Pelalawan sebagai kabupaten swasembada beras.

Saat ini, dua varietas padi unggul yang tengan dikembangkan di Pelalawan. Yakni padi Cekau dan Karya Pelalawan. Dengan adanya beras ilegal itu, keberlangsungan program untuk pengembangan padi lokal dikhawatirkan bakal terancam.

"Terutama karena beras ilegal itu dijual murah, sehingga bisa merusak penjualan beras Cekau milik kita," kata Nazaruddin Arnazh, anggota DPRD Pelalawan.

Menurutnya, kondisi ini terjadi akibat lembahnya pengawasan dari instansi terkait. Arnazh mengaku sudah panas telinganya terkait banyaknya pengaduan masyarakat mengenai maraknya peredaran beras ilegal tersebut. Ia berharap agar segenap komponen masyarakat yang berada di daerah pesisir Pelalawan hingga aparat penegak hukum dan satker di Pemdakab agar bersinergi untuk membasmi kegiatan penyeludupan ini hingga tuntas.

Sementara itu, Kapolres Pelalawan AKBP Ade Johan Hasudungan Sinaga, berjanji akan melakukan penyelidikan secara tegas dan pihaknya akan turun ke lokasi-lokasi yang diduga sebagai tempat bongkar muat beras seludupan yang diangkut menggunakan kapal.
"Kita akan menyelidiki terlebih dahulu. Kemudian turun ke lokasi untuk mengecek kebenarannya," ujarnya.  ***