Selfie Mulai Jadikan Password untuk Verifikasi

Selfie Mulai Jadikan Password untuk Verifikasi

RIAUMANDIRI.co - Pemanufaktur smartphone dewasa ini telah mulai memanfaatkan sistem biometrik sebagai langkah untuk memproteksi perangkat konsumennya. Hal itu terlihat dari penggunaan sensor pemindai sidik jari maupun iris mata.

Tak cukup sampai disitu, sistem biometrik telah merambah pada kemampuan membaca struktur wajah seseorang. Dilaporkan Phone Arena, Senin (17/10/2016), sebuah sistem yang dibangun oleh sebuah perusahaan kartu kredit, memanfaatkan fitur kamera depan sebagai langkah verifikasi.

Dengan bantuan sebuah aplikasi, konsumen yang menggunakan kartu kredit secara online akan dapat memverifikasi identitas mereka dengan hanya melihat kamera bagian depan. Namun pengguna disarankan untuk memberikan kedipan demi mencegah digantinya foto oleh orang lain.

Foto yang diambil, akan dimuat pada sebuah server yang telah dienkripsi. Maser Card, sebagai perusahaan yang mulai merintis sistem tersebut mengatakan bahwa di tahun mendatang seseorang akan bisa memverifikasi hanya dengan selfie. Cara tersebut dibuat berdasarkan sebuah survei yang dilakukan di kawasan Eropa. Di wilayah tersebut sebanyak 92 persen konsumen lebih memiliki sistem biometrik dibandingkan password untuk mengakses mobile banking.

Selain Master Card, perusahaan lain yang juga telah menerapkan sistem biometrik ialah Uber. Jasa transportasi tersebut menerapkan foto selfie untuk memverifikasi file melalui sistem cloud milik Microsoft. Dengan sistem tersebut Uber mengklaim mampu mengenali 99 persen driver-nya. Meski sistem biometrik tampak lebih modern dan menyenangkan, namun di balik kecanggihannya tersebut menyimpan resiko yang cukup besar.

Sejalan dengan tingkat keamanan yang meningkat, sistem biometrik juga memerlukan sistem preventif tingkat tinggi. Sebagaimana yang telah diungkap oleh Peneliti Utama Keamanan Kaspersky Lab, David Emm, beberapa waktu lalu. "Dengan banyaknya vendor yang sekarang mengklaim bahwa sistem biometrik meningkatkan pengalaman pengguna dan keamanan pada perangkat mobile. Kenyataannya adalah dengan tumbuhnya sistem biometrik, membutuhkan keamanan tingkat tinggi," tutur David.(okz/ivn)