Buntut Dugaan Penistaan Alquran dan Ulama

Ahok Menuai Kecaman dari Penjuru Daerah

Ahok Menuai Kecaman dari Penjuru Daerah

PEKANBARU (RIAUMANDIRI.co) - Pernyataan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, yang dinilai menistakan Alquran dan ulama, menuai kecaman dari umat Islam di Tanah Air. Mereka menuntut Ahok diproses secara hukum.

Ratusan ribu muslim pun menggelar aksi secara serentak, Jumat (14/10). Tidak hanya di Jakarta, aksi mengecam Ahok juga terjadi di beberapa daerah lain seperti Bandung, Palembang, termasuk Riau. Di Bumi Lancang Kuning, aksi menggugat Ahok dilakukan ribuan kaum muslim di Kota Bangkinang, Kabupaten Kampar.

Sedangkan di Kota Pekanbaru, aksi serupa rencananya juga akan digelar sejumlah komponen masyarakat pada hari ini (Sabtu, 15/10). Seperti diketahui, kecaman terhadap Ahok bermula dari pernyataannya terkait Surat Al Maidah ayat 51. Hal itu dilontarkannya saat melakukan kunjungan kerja ke Kepulauan Seribu, belum lama ini.


Di Jakarta, sekitar 10 ribuan kaum muslim turun ke jalan usai pelaksanaan Salat Jumat. dari Masjid Istiqlal, mereka bergerak menuju kantor sementara Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Mabes Polri di Kantor Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), setelah itu menuju Balai Kota DKI Jakarta.

Sementara menurut Sekretaris Jenderal Dewan Syuro DPD FPI DKI Jakarta, Habib Novel Bamukmin, sebanyak 50.000 massa telah hadir di Balai Kota untuk ikut berpartisipasi dalam demo hari Jumat ini.

Pimpinan massa yang juga salah satu orator pawai, Rizieq Shihab,  menegaskan, aksi kali ini tidak berhubungan dengan kepentingan politik apa pun. Rizieq juga mengatakan kepada para demonstran untuk melakukan tuntutan dengan damai dan tertib.

Di atas mobil pengeras suara, Habieb Rizieq ditemani ulama Bachtiar Nasir bersama dengan Kapolda Metro Jaya Irjenpol Mochamad Iriawan dan Pangdam Jaya Mayjen TNI Teddy Lhaksmana. Sebanyak 8.380 personel pengamanan gabungan dari TNI dan Polri menjaga ketat kantor Gubernur DKI.

Terkait aksi itu, Ahok mengatakan akan melakukan mediasi dengan peserta demo jika kondisinya memungkinkan. Meskipun tidak ada kejelasan pasti mengenai maksud pernyataan tersebut.

Di Bangkinang Sementara itu dari Riau, aksi serupa juga dilakukan ribuan kaum muslim di Kota Bangkinang, Kabupaten Kampar. Mereka menggelar longmarch dari Markaz Islamy (Islamic Center) Kabupaten Kampar hingga ke Taman kota, usai pelaksanaan Salat Jumat. Aksi berlangsung hingga sebelum pelaksanaan Salat Asar.

Aksi ini diikuti berbagai elemen masyarakat dan organisasi seperti Garda Depan Pemuda Serambi Mekkah ( GPSM) Aktivis Pemuda Islam Kampar, tokoh masyarakat, anggota DPRD Kampar dan Jamaah Islamic Center serta jamaah masjid di Kota Kota dan Kecamatan Bangkinang.

Para peserta pawai menggunakan atribut berupa bendera bertuliskan kalimat tauhid beserta spanduk  besar bertuliskan Tangkap dan Hukum penghina AlQuran dilengkapi foto Ahok.

Ketua GPSM, Ust Masnur dalam orasinya mengecam penistaan ayat Al-Quran yang dilakukan Ahok.
"Kita umat Islam Kampar mengecam penistaan Alquran oleh Ahok, kita meminta penegak hukum untuk menangkap dan menghukum Ahok," tegasnya.

Kecaman juga disampaikan Anggota DPRD Kampar, Ust Syahrul Aidi Lc. MA, dalam orasinya. "Ahok telah melecehkan Alquran, oleh karena itu marilah kita bersatu, mengikat persaudaraan kita, dan menampakkan bahwa kita tidak tinggal diam," ujarnya.

Menurutnya, muslim di Tanah Air menjunjung tinggi NKRI. Namun jangan sampai Islam sampai dinistakan.

Berbagai Daerah Tidak hanya di Jakarta dan Bangkinang, aksi mengecam Ahok juga dilakukan kaum muslim di berbagai daerah lainnya, seperti Bandung dan Palembang. Sama halnya dengan dua aksi di atas, mereka juga menuntut Ahok segera diproses secara hukum terkait dugaan penistaan Alquran tersebut.

Sementara dari daerah lain, seperti Pontianak, Kalimantan Barat dan Tegal, Jawa Tengah, kecaman juga disampaikan kaum muslim di kedua tempat itu. Masyarakat di dua kota tersebut juga berencana akan menggelar aksi serupa.

Dijerat Hukum Sementara itu, Ahok yang sempat dikonfirmasi sebelum aksi berlangsung, menyebutkan gabungan ormas yang akan berunjuk rasa menentang dirinya merupakan pihak-pihak yang sudah lama menginginkan dirinya terkena kasus hukum. "Tujuannya cuma satu, gimana Ahok bisa masuk penjara, enggak ikut Pilkada," ujarnya.

Beberapa hari lalu, Ahok menyampaikan permintaan maaf yang ditujukannya kepada umat Islam. Karena itu, Ahok merasa tidak perlu lagi menyampaikan permintaan maaf kepada ormas yang berunjuk rasa tersebut. "Mereka kan enggak terima minta maaf. Masih demo kan," ujar Ahok.

Ahok menilai kasus yang terjadi terkait pernyataannya itu harusnya sudah selesai dan tidak lagi diperpanjang. "Semua pemimpin agama, PBNU sudah ngomong. Bahkan Bawaslu juga mengatakan tidak ada pelanggaran," ujarnya lagi. (bbs, kom, dtc, ral, sis)