Batal Maju Pilwako Pekanbaru, 183 Ribu Simpatisan DAS Kecewa

Batal Maju Pilwako Pekanbaru, 183 Ribu Simpatisan DAS Kecewa
PEKANBARU (RIAUMANDIRI.co) - Sebanyak 183 ribu simpatisan Dwi Agus Sumarno dari 12 Kecamatan se Kota Pekanbaru kecewa dengan batalnya Dwi Agus maju pada Pemilihan Walikota Pekanbaru pada 2017 mendatang.
 
Kekecewaan simpatisan Dwi Agus disampaikan oleh ratusan perwakilan tim sukses Dwi Agus Sumarno (DAS), pada acara silaturahmi keluarga kecil Dwi (KKD) di kediaman, Dwi, Sabtu (7/10) malam tadi. Salah seorang pengurus KKD, Surono mengatakan, bahwa simpatisan DAS yang tercatat resmi di kepengurusan mencapai 183 ribu orang, melalui KKD yang telah dibentuk sejak dua tahun yang lalu.
 
"Kalau kecewa tentu ada, kita telah berjuang sejak dua tahun yang lalu. 12 Kecamatan di Kota Pekanbaru ini ada pengurusnya, dan kami sudah siap mendukung Dwi. Namun di saat-saat akhir ternyata Dwi memilih mundur. Kami sudah mengetahui alasan Dwi mundur dan kami terima, tapi KKD ini tidak akan habis sampai disini, kami akan lanjutkan terus " ujar Surono, warga Kecamatan Bukit Raya ini.
 
Hal yang sama juga disampaikan oleh Rini, warga Rumbai, yang juga masuk dalam kepengurusan KKD, ia menilai Dwi layak untuk maju di Pilwako agar ada perubahan di Kota Pekanbaru. Namun karena partai yang akan mendukungnya kurang komunikasi dengan pasangan Dwi, Dwi memilih mundur.
 
"Kami sayangkan sekali Dwi batal maju, padahal kami sudah siap untuk memenangkan Dwi di seluruh kecamatan melalui KKD yang telah terbentuk sejak dua tahun ini. Tapi kami akan terus bersama dengan kegiatan lain untuk turut membangun Kota Pekanbaru ini," ujarnya.
 
Sementara itu, Dwi Agus menyampaikan permohonan maafnya kepada simpatisan yang mencapai 183 ribu se Kota Pekanbaru. Dirinya bukannya tidak ada partai yang akan mengusung, namun dikarenakan sesuatu hal yang tidak bisa diterimanya ia lebih memilih mundur.
 
"Saya minta maaf kepada simpatisan. Hingga detik-detik akhir saya masih diberi kesempatan oleh PDI Perjuangan untuk memilih maju atau tidak, setelah saya berfikir lama dan berat rasanya, akhirnya saya memilih mundur. Dan PDIP mengalihkan dukungan kepada Destrayani Bibra," ujarnya.
 
"Saya memutuskan mundur karena tidak terjalinnya komunikasi yang baik, bukan karena tidak mendapat dukungan partai. Kalau dukungan partai, saya sudah dapat dari DPP PDI P dan juga DPP Hanura," tambah Dwi yang tidak ingin secara detail mengutarakan pengunduran dirinya.(nur)
 
Selengkapnya di Koran Haluan Riau edisi 10 Oktober 2016
 
Editor: Nandra F Piliang