20 Rumah rusak Diterjang Puting Beliung

20 Rumah rusak Diterjang Puting Beliung

sidikalang (HR)- Kurang lebih 20 unit rumah tinggal porakporanda diterjang angin puting beliung di Desa Lau Bagot, Kecamatan Tigalingga Kabupaten Dairi, Minggu (8/2) sore. Tidak ada korban jiwa. Sejumlah tanaman produktif berupa durian, kemiri, kepala dan kakao bertumbangan. Arus transportasi sempat macet. Kerugian ekonomi mencapai puluhan juta rupiah. Informasi diterima wartawan, Senin (9/2), peristiwa bencana alam dimaksud menimpa Dusun Kuta Bunga dan Tanjung Selamat berjumlah 11 unit. Robert Bangun, Anjuk beru Ginting, Cari Nalem beru Sembiring, Esty alias Pahala Sembiring, Jusuf Ginting dan Hermanto Tarigan adalah sebagian korban di Dusun Kuta Bunga. Sementara, di kediaman di Dusun Tanjung Selamat diketahui atas nama Perdemuan Pinem, Gundil Sembiring, Pendeta Silitonga, Jonson Silalahi dan Iwan Berutu. Warga menyebut, kemung-kinan mencapai 20 unit. Jonson Silalahi mengatakan, permukiman di sana dilanda hujan deras bercampur petir dan angin kencang. Cuaca gelap sekali. Tiada suara terdengar kecuali gemuruh berkepanjangan. Karenanya, tak seorang pun warga keluar rumah. Suasana menakutkan. Dia mengetahui gudang penyimpanan gilingan padi hancur setelah hujan reda. Dilihat, dinding dan atap terbang tersapu angin sejauh 100 meter mendarat di ladang tetangga. Penghuni lainnya, Pahala Sembiring mengaku takut saat musibah mendera. Seluruh atap gedung permanen lantai dua diboyong ke rumah sebelah sejauh 30 meter. Kini, tempat tinggal itu menganga tanpa atap. Penjelasan senada disampaikan Hermanto Tarigan, rangkaian rumah di depannya menghantam rumahnya membuat anggota keluarga gemetaran. Ada saat bersamaan, atap huniannya juga lewong ke rumah lainnya. Seng dan tiang serta papan bagai terbang mencari sasaran. Seliweran material bangunan itu membuat sebuah mobil rusak ringan. Tumbang Terpantau, ragam benda masih dibiarkan mendarat di lokasi. Dua tiang listrik terlihat tumbang dan satu di antaranya menimpa perteduhan keluarga Cari Malem beru Sembiring. Penduduk mengaku, kecewa terhadap pemerintah. Empati Camat dinilai rendah. Sempurna Karo-Karo mengatakan, hingga siang itu, Camat Bahagia Ginting tak juga datang. Padahal, kantor hanya berjarak sekitar 500 meter dari titik insiden. “Katanya pemerintah mau datang, kami tunggu. Ditunggu sampai siang ini, belum juga nongol. Kalau tahu tidak datang, penduduk seyogianya sudah berangkat ke ladang untuk panen padi gogo,” kata Sempurna. Beberapa penduduk mengungkapkan kekesalan seputar kekurangpedulian pejabat dimaksud. Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Syamsul Bahri Tarigan mengatakan, dia mendapat info dari warga via SMS, Minggu. Kabar itu kemudian diteruskan ke Camat, baru-baru ini. Camat merespon, mengajaknya turun ke area siang itu. Namun hingga pukul 12.30 Wib, Tarigan mengaku sudah lama di kantor camat tetapi tak juga bertemu. “Kami teleponan. Camat minta turun bersamaan. Sudah lebih setengah jam, tak datang juga,” kata Tarigan. Wakil Bupati, Irwansyah Pasi membenarkan, sampai menjelang sore, laporan tertulis dari camat belum masuk. Ini berarti, camat tidak berada di tempat. Padahal fasilitas rumah dinas dan kendaraan telah disediakan. Biar kawan, kalau tak betul kerja buat rakyat, harus ditegur. Bikin malu, kata Pasi mengaku marah mendengar staf kurang ligat. Idealnya, beberapa saat setelah musibah, pejabat kecamatan harus hadir di tengah masyarakat untuk menawarkan solusi. Diperoleh kabar, hingga sore hari aliran listrik belum mengalir. Kabel berserak di beberapa sudut. (anl/ivi)