1.000 KK Terisolasi

Giliran Pesisir Selatan Dihantam Longsor

Giliran Pesisir Selatan Dihantam Longsor

PAINAN (HR)-Musibah tanah longsor masih terus terjadi di Sumatera Barat. Kali ini, musibah itu terjadi di Bukit Simulinang Kampung Padang Galundi, Kenagarian Taratak Tampatih, Kecamatan Batang Kapas, Kabupaten Pesisir Selatan.

Longsor yang terjadi di Bukit Simulinang Batang Kapas terjadi Kamis kemarin sekitar pukul 24.00 WIB.
Longsoran tanah setinggi 2-3 meter menutup akses jalan ke Teratak Tempatih dan IV Koto Mudia.

Buntutnya, sekitar 1.000 kepala keluarga di Kenagarian Taratak Tampatih terancam terisolir. Setidaknya, ada titik di sepanjang badan jalan yang tertimpa longsoran tersebut, sehingga tidak bisa dilintasi kendaraan.  

Menurut Wali Nagari Taratak Tampatih, Zailman Yunis, longsor terjadi saat warga sedang beristirahat. Material longsor terdiri dari tanah bercampur lumpur dan pohon.

“Pemerintah nagari telah melaporkan peristiwa itu ke Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pessel. Sembari menunggu bantuan alat berat, warga kini bergotong  royong menggunakan alat seadanya untuk menyingkirkan material longsor," ujarnya.

Menurutnya, Tidak ada korban jiwa dan kerusakan rumah akibat longsor tersebut. "Tapi kami tetap ingatkan warga untuk tetap waspada," katanya.

Sementara itu Kepala BPBD Pessel Pri Nurdin melalui Kabid Kedaruratan dan Logistik Suip Tanjung, mengatakan, pihaknya telah menerjunkan alat berat dan beberapa personil untuk membersihkan longsoran tanah dari badan jalan.

Sedangkan Pjs Bupati Pessel, Alwis mengimbau masyarakat yang bermukim disepanjang aliran sungai, perbukitan dan  pesisir pantai, untuk selalu mewaspadai anomali cuaca. Untuk mengantisipasi segala kemungkinan, Pemkab melalui BPBD juga telah menyiagakan personil 1x 24 jm beserta alat berat.

"Kepada anggota KSB yang ada di kecamatan, kami juga mengimbau untuk memberikan informasi secepatnya jika terjadi peristiwa di wilayahnya masing-masing," kata Alwis.

Rendam Rumah
Selain longsor, banjir juga menimpa sejumlah kawasan di Pessel, akibat meluapnya air sungai Batang Lengayang. Yakni di Nagari Kambang Utara, Kambang Barat Kecamatan Lengayang, Alang Rambah Tapan dan Lakitan Timur. Akibatnya, ratusan rumah serta ratusan hektare lahan pertanian terendam air.

Air sungai mulai meluap sejak Rabu (11/11) sekitar pukul 22.00 WIB dan baru mulai menyusut Kamis (12/11) siang. Ketinggian air mencapai satu setengah meter.

Kawasan yang paling parah direndam banjir di Lengayang adalah Lubuk Sarik, Kampung Padang Panjang II, Kampuang Tebing Tinggi, Kampung Kayu Bawang, Kampung Tanjuang Kalik Rangeh, Padang Pajang I dan areal persawahan di Talang.

Menurut Ijon (53) warga Pantiang Jua Kambang Barat, banjir terjadi ketika listrik sedang padam. Ketinggian air halaman rumah sempat mencapai satu setengah meter. "Untuk berjaga-jaga kami pindah ke loteng rumah. Sementara peralatan rumah tangga yang mudah hanyut kami taruh di tempat yang lebih tinggi," ujarnya.

Banjir juga membuat ratusan hektare lahan pertanian jadi terendam, sehingga petani gagal cocok tanam. Hal itu disebabkan benih yang sudah ditanam, hanyut terbawa air.

Tidak hanya itu, banjir setinggi lutut orang dewasa, juga terjadi di Amping Parak Timur. Bahkan di beberapa titik, ketinggian air mencapai satu meter. Banjir juga merendam badan jalan di Koto Tarok, sekitar jembatan Simpang Gunuang Pauah dan Sikabu serta kawasan Pulai Lakitan Tengah, Kecamatan Lengayang. Puluhan rumah di kawasan ini juga terendam air.

Wali Nagari Lubuk Nyiur Syafran Tamsa menyebutkan, di kawasan itu memang rawan banjir. "Makanya, setiap kali hujan lebat turun, warga di Nagari Teratak Tempatih, Lubuk Nyiur, Tuik dan lainnya selalu diingatkan agar berhati-hati. Jalan kabupaten yang menghubungkan nagari-nagari tersebut juga sangat rawan terendam banjir," terangnya.

Tidak hanya itu, jalan nasional di kawasan Alang Rambah Kecamatan Basa IV Balai Tapan, juga sempat terendam. Akibatnya, lalu lintas Padang-Bengkulu jadi terganggu. Kendaraan tidak bisa melintasi kawasan itu hingga beberapa jam.(h/har)