Keseriusan Pemkab Mewujudkan Siak Menjadi Destinasi Wisata

Keseriusan Pemkab Mewujudkan Siak Menjadi Destinasi Wisata

SIAK, Riaumandiri.co - Upaya pemerintah daerah Kabupaten Siak dalam mewujudkan impiannya menjadi destinasi wisata terus dilakukan, jargon Siak The Truly Malay terus digaungkan melalui even-even kebudayaan, kesenian dan olahraga. Even yang digelar setiap tahun terbukti telah membuahkan hasil, data kunjungan wisata tiap tahun mengalami peningkatan drastis.

Upaya pengembangan kepariwistaan dan Kebudayaan di kabupaten Siak dilkukan tidak asal-asalan, pemerintah daerah telah menyiapkan Grand Disign pengembangan Budaya Melyu. Sebagai media untuk mempromosikan negri istana ini, digelar even Kebudayan dan olahraga yang menunjang sektor kepariwistaan.

Even-even tersbut selenggarakan pemerintah daerah melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, dan Dinas Pariwisata Kepemudaan dan Olahraga. Seperti halnya kegiatan Napak Tilas Jelajah Sejarah Bersepeda yang telah 3 kali diselenggarakan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Siak mulai tahun 2012, kegiatan ini diikuti oleh sekitar 500 pelajar tingkat SMA sederajat utusan dri Kabupaten/Kota se Provinsi Riau. Para pelajar tersebut mendayung sepeda ontel untuk menyisiri situs-situs sejarah yang ada di Siak Sri Indrapura.

Melalui kegiatan ini para pelajar dikenalkan dengan sejarah pejuang msa lalu, dan mendapat pembelajaran tentang kebudayaan melayu Siak. Dalam perjalanan mereka (pelajar) bertemu dengan pos-pos evaluasi, diberikan pertanyaan tentang pengetahuan sejarah.

Even kebudyaan lainnya telah dikenal oleh beberapa negara tetangga yakni Festival Siak Bermadah (FSB). Melalaui even ini setiap kecmatan yang di kabupaten Siak menampilkan keseninnya, dengan mengankat kearifan lokal. Selain itu even ini juga memberi ruang bagi negri jiran, mengundang Provinsi dn Kabupaten/kota lain untuk menampilkan kesenian melayu.

Di tahun 2014 kegitan ini diikuti oleh Sanggar kesenian dan budaya dari negri jiran yakni Singapura, Brunei Darussalam dan Malaysia. Dan tahun 2015 ini FSB diikuti dari negri jiran Singapura, serta tamu dari Provinsi Aceh, Jambi, Serdang Bedagai, Kota Pekanbaru, Dumai dan kabupaten Bengkalis. Adapun jenis cabang kesenian dan budaya yng diperlombakan pad even ini yakni, Tari Zapin Tradisi, Tari Kreasi Melayu, lomba Zapin Kreasi Baru, lomba lagu dan orkes Melayu, lomba Lawak Melayu dan kompetisi musik Melayu klasik.

Bupati Siak H. Syamsuar MSi dalam sambutannya saat membuka FSB XIII, Sabtu malam (10/10/2015) di panggung Siak Bermadah, depan Istana Siak mengatakan, iven ini digelar buka hanya untuk hiburan tau sekedar ruang pangelaran seni belaka, lebih dari itu banyak nilai-nilai kebudayaan yang perlu dipahami dan dijadikan pegangan dalam melestarikan adat istiadat serta menjadi tunjuk ajar.

"Festival ini bukan panggung hiburan semata, tapi penawar dahaga budi pekerti kita. Sebab, jika seni budaya dianggap sebagai ‎hanya sebagai hiburan saja, tentu nilai-nilai yang diharapkan tidak menjadikan tunjuk ajar dalam budi pekerti," psan Bupati Siak H. Syamsuar.

Melalui even FSB ini, lanjut Syamsuar menjadi media untuk menujjukkan sejatinya melayu da di Siak, sebagaimana selogan Siak The Truly Malay. Diharapkan FSB dapat terus dikembangkan, guna melestarikan dan mengembangkan Budaya Melayu Siak.

Menurut Syamsuar, pelestarian dan pengembangan budaya memiliki nilai tersendiri untuk memikat wisatawan, baik wisatawan lokal ataupun manca negara.

Selain itu, masih ada even lain yang digelar dalam mempromosikan budaya melayu Siak, yakni Pawai Buday Melayu dan Festival Kuliner, serta Pawai Seni Budaya Nusantara. Pelaksanaan Siak Tempo Dulu dan dibangkitkan kembali tradisi kerajaan Pekan Safar Ghatib Beghanyut atau ritual tolak balak yang dilakukan kerajaan Siak setiap tahun di jaman dahulu.

Infrastruktur Budaya
Dalam rangka melestarikan berbagai peninggalan sejarah dan budaya yang ada di wilayah Kabupaten Siak, Pemkab Siak telah membangun Museum Suku Sakai di Kecamatan Minas, dan telah membangun dua gedung Lembaga Adat Melayu (LAM) di Kecamatan Gasib dan Tualang serta akan membangun tiga gedung LAM lagi di Kecamatan Sungai Mandau, Sungai Apit dan Pusako pada tahun 2015 ini. Pembngunan infrastruktur ini diharapkan dapat memotifsi bagi tokoh adat dalam melestarikan dan mentransfer nilai-nilai buada pada generasi baru.

Selain itu, juga dilakukan upaya menggali budaya yang masih bertahan di Kampung-kampung yang masih kental dengan budaya suku sakai dan suku akit.
 
Lebih mendalam, Pemerintah Kabupaten Siak bersama DPRD Siak telah menetapkan Peraturan Daerah (Perda) Nomenklatur Desa menjadi Kampung. Sebutan Pemerintah Desa berubah menjadi Pemerintah Kampung, panggilan Kepala Desa kini dipanggil Penghulu. Perda yang ditetapkan tahun 2014 ini telah berhasil mengembalikan istilah pemerintahan di atas bumi melayu.

Selain itu juga telah ditetapkan Perda tentang Kampung Adat di Kabupaten Siak yang tertuang melalui Perda Nomor 2 Tahun 2014. Ada 7 kampung yang ditetapkan sebagai Kampung Adat, yakni Kampung Adat Kampung Tengah, Kampung Adat Lubuk Jering, Kampung Adat Kuala Gasib, Kampung Adat Asli Anak Rawa Penyengat, Kampung Adat Sakai Minas, Kampung Adat Sakai Mandi Angin, Kampung Adat Bekalar dan Kampung Adat Libo Jaya.

Sport Tourism
Selain even kebudyaan, Pemerintah Kabupaten Siak juga telah menggelr berbagai even olhraga yang dinilai mampu meningkatkan kepariwisataan. Seperti halnya even balap sepeda Internasional Tour de Siak yang dimulai tahun 2013, even olah raga ini terbukti banyak diminati oleh pembalap Nasional bahkan Internasional, terbukti dari 2 even yang berhasil digelar tahun 2013 dan tahun 2014 lalu yang diikuti oleh peserta dari beberapa negara asing, diantaranya CCN Laos, NSC Malaysia, Nice Cycling Swiss, TST Iran, Singha Thailand, St George Merida Australia, Skydive Dubai, Timnas Brunei Darussalam, EHBS Australia, Cebu Cylling Philippines dan national team Uzbekistan. Beberapa tim balap sepeda Indonesia yang ikut berpartisipasi di TdS 2014 yakni Pegasus, SAKB, CCC, UBK, KFC, ISSI Kalimantan Barat, ISSI DKI Jakarta dan Jatayu.

TdS 2014 telah menunjukkan kemajun yang signifikan dibandingkan TdS yang pertama di gelar tahun 2013, sayang TdS 2015 yang diagendakan pada 15 September lalu terpaksa diundur karena bencana kabut asap yang menyelimuti wilayah Riau. Kini Pemkab Siak berupaya mengajukan resecedul TdS 2015, upaya itu dibuktikan dengan surat yang dikirim Bupati Siak pada Pengurus Besar Ikatan Sport Sepeda Indonesia (PB ISSI), Bupati Siak meminta agar PB ISSI bersedia membuat jadwal ulang sehingga TdS bisa digelar di tahun 2015 ini.

Even olahraga lainnya yakni balap sepeda BMX, kejuaraan BMX di tahun 2014 berlangsung sukses, dan tahun 2015 ini akan kembali digelar. Kabupaten Siak dipercaya menjadi tuan rumah karena Siak memiliki Vene BMX yang memenuhi standar.

Selain itu, tahun 2015 ini Kabupaten Siak kembali dipercaya menjadi tuan rumah kejuaraan sepatu roda nasional. Ini merupakan kepercayaan kedua kali yang diberikan pada Kabupaten Siak, karena Siak memiliki Venue sepatu roda yang lebih baik.

Dikesempatan lain, Bupati Siak H. Syamsuar menjelaskan bahwa Siak telah mulai membangun water front city, sebagian telah selesai dan kini disaksikan kemampuan Siak dalam menyulap bibir sungai yang sebelumnya terlihat kumuh kini menjadi indah dan banyak dikunjungi masyarakat. Pembangunan water front city yang seda dilanjutkan dikonsep berhadapn dengan gedung daerah, jika pembangunan itu rampung maka dipastikan kota Siak kedepan akan menjadi lebih indah.

Selin itu infrastruktur lain yang dibangun Pemkab Siak yakni Taman Kreasi, Gedung Olahraga di Perawang dan Gedung Kesenian Siak.