Kabut Asap Makin Pekat

Udara tidak Sehat, Sekolah Diliburkan

Udara tidak Sehat, Sekolah Diliburkan

Pekatnya kabut asap yang menyelimuti perairan Bengkalis, dengan kasat mata dapat dilihat di pelabuhan feri penyeberangan Roro Desa Air Putih, Kecamatan Bengkalis. Sekitar pukul 09.00 WIB, jarak pandang paling jauh diperkirakan sekitar 250 meter.
Kabut asap pekat juga menyelimuti Kota Bengkalis pada pagi hingga siang kemarin. Bahkan semakin pekat dari hari-hari sebelumnya.
Sekitar pukul 07.00 WIB, jarak pandang di Kota Bengkalis diperkirakan hanya sekitar 200-300 meter. Begitu juga di sejumlah kecamatan seperti Bantan, Siak Kecil dan Bukit Batu. Menurut perkiraan, kualitas udara di seluruh kecamatan di daerah ini saat ini berada pada level kondisi tidak sehat lagi.
Menyikapi kondisi ini, sesuai instruksi Pj Bupati Bengkalis, H Ahmad Syahrofie, Dinas Pendidikan meliburkan seluruh sekolah yang ada di 8 kecamatan di Negeri Junjungan.
Awalnya Disdik hanya meliburkan sekolah di 2 kecamatan, yakni Bantan dan Bengkalis. Namun melihat kondisi di kecamatan lain juga parah, akhirnya 4 kecamatan lainnya juga diliburkan.
''Tadi pagi kami menginstruksikan untuk meliburkan sekolah di dua kecamatan (Bantan dan Bengkalis).  Sekitar pukul 10.00 WIB, setelah mendapat laporan dari UPT dan sekolah dari kecamatan Bukit Batu, Siak Kecil, Rupat dan Rupat Utara, kami langsung mengambil langkah cepat untuk meliburkan seluruh sekolah yang ada," ungkap Plt Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Bengkalis, Heri Indra Putra, kepada wartawan, Jumat (11/9).
Dikatakan Heri Indra Putra, khusus untuk Kecamatan Rupat, ada beberapa sekolah tidak diliburkan pada Jumat, karena ada kunjungan assesor dari Badan Akreditasi Sekolah dan Madrasah, Provinsi Riau. “Tentu untuk sekolah yang hari ini mendapat kunjungan dari Tim Assesor, tentu tidak bisa diliburkan. Karena tim akan melakukan penilaian terkait akreditasi,” ujarnya.
Keputusan meliburkan sekolah ini tidak jauh berbeda dengan keputusan di Kecamatan Bengkalis dan Bantan. Untuk Taman Kanak-Kanak dan Sekolah Dasar sampai Sabtu (12/9/2015). Sedangkan untuk pelajar tingkat SLTP dan SLTA, sifatnya situasional artinya melihat kondisi di lapangan. Jika sampai pada Sabtu kondisi asap masih tebal dan berbahaya maka tetap diliburkan. Tapi jika kondisi asap pada hari Sabtu sudah hilang, maka anak-anak harus ke sekolah.
“Seperti diintruksikan oleh Bapak PJ Bupati Bengkalis, kita diminta untuk terus memantau dan berkoordinasi dengan instansi terkait, terutama dalam memantau perkembngan kabut asap. Jika kondisi asap ini masih parah sampai besok pagi, tentu untuk SLTP dan SLTA harus tetap diliburkan,” ujar Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda Bengkalis.
Kemudian terkait dengan kondisi udara di Kecamatan Mandau dan Pinggir, diungkapkan Heri Indra Putra, berdasarkan laporan UPTD Pendidikan dan sekolah, bahwa kondisi di dua kecamatan yang sebelumnya sempat mengalami kabut asap parah, kini kondisinya sudah cerah. Namun jika sewaktu-waktu kondisi udara di Kecamatan Mandau dan Pinggir berjerebu, tentu seluruh sekolah harus diliburkan.
Sementara Pj Bupati Bengkalis, Ahmad Syah Harrofie minta untuk kepada pihak terkait untuk terus memantau dan terus memberikan informasi tentang kondisi kabut asap di Kabupaten Bengkalis. Langkah ini penting, karena informasi tersebut sangat dibutuhkan bagi masyarakat terutama sektor kesehatan, pendidikan maupun sekror transportasi laut. “Informasi dari Badan Lingkungan Hidup dan Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika sangat dibutuhkan,” ujar Ahmad.
Ahmad Syah Harrofie juga meminta kepada warga, jika tidak ada hal-hal mendesak agar tidak tidak beraktifitas di luar rumah. Terlebih bagi anak-anak usia balita maupun sekolah, agar tetap berada di dalam rumah. Karena hakekat dari meliburkan sekolah, tujuannya agar anak-anak tidak beraktivitas di luar rumah. “Masalah ini perlu kami ingatkan, karena kabut asap ini memberikan dampak negatif bagi kesehatan, seperti gangguan pernapasan maupun ISPA,” ungkapnya. ***