SENAMANENEK (HR)-Setelah menunggu cukup lama, dua pelajar dari Desa Senamanenek, Kecamatan Tapung Hulu kembali mendapatkan kesempatan untuk menuntut ilmu ke Kota Kairo, Mesir.
Dua orang pelajar Senamanenek ini adalah Lisar Sahidin yang merupakan alumni Pondok Pesantren Islamic Centre Kampar dan Evi Tamala yang merupakan alumni Pondok Pesantren Darussalam, Kabun, Rokan Hulu.
Demikian disampaikan tokoh pemuda Tapung Raya, Harpin Bahrum kepada Haluan Riau, Rabu (9/9). Acara pelepasan kedua putra putri Senamanenek ini digelar pada Jumat (4/9) pekan lalu. Acara ini diwarnai isak tangis penuh haru.
Ribuan masyarakat Senamanenek tampak antusias melaksanakan rangkaian kegiatan yang diiringi arak-arakan dan badikiu gubano.
Beberapa warga ada yang memberikan uang saat bersalaman sebagai wujud suka cita warga kepada mereka yang berangkat.
Harpin mengatakan, seluruh komponen masyarakat turut mendoakan agar perjalanan kedua pelajar ini diridhoi Allah SWT sehingga berhasil dalam menyelesaikan pendidikan nantinya.
Dikatakan, acara pelepasan ini merupakan kali ketiga. Sebelumnya, terjadi pada  tahun 1986 dan 1988 saat melepas  KH Alwi Arifin dan Buya Haiyun yang juga  mendapatkan kesempatan yang sama menuntut ilmu di Kairo.
"Ini merupakan suatu kebanggaan tersendiri bagi kami saat putra putri dari kampung kami diberikan oleh Allah SWT kesempatan untuk menimba ilmu di Negeri Timur Tengah, dimana kita tahu Timur Tengah adalah sebagai pusat ilmu keagamaan," ujar  Harpin Bahrum.
Sementara itu Kepala Desa Senamanenek Ishak M menyampaikan, pelepasan keberangkatan putra putri terbaik Senamanenek ini  merupakan wujud suka cita masyarakat Senamanenek. "Dengan memberikan do'a semoga mereka selamat sampai pada tujuan dan mendapatkan ilmu yang mereka cita-citakan dan menjadi kebanggaan negeri ini kedepan," ujarnya.
"Dalam kurun waktu yang cukup lama Alhamdulillah kembali kesempatan ada bagi putra putri Senamanenek," ujar tokoh masyarakat Senamanenek Alimin Zaidan menimpali.
"Kita berharap SDM Senamanenek terus bergerak maju dan berkembang untuk membangun negeri ini karena di tangan merekalah kita gantungkan harapan sepuluh tahun  mendatang untuk pembangunan,  terutama sektor moril atau ilmu agama yang saat ini mengalami degradasi," ulasnya.(hir)