Titik Panas Melonjak lagi, Kabut Asap Makin Parah

Penderita ISPA Capai Ribuan Orang

Penderita ISPA Capai Ribuan Orang

PEKANBARU (HR)-Sejak beberapa hari belakangan ini, kondisi kabut asap yang menyelimuti udara di Provinsi Riau makin parah. Tidak hanya akibat asap kiriman dari provinsi tetangga, titik panas yang terpantau di Riau pada Senin (31/8), juga mengalami lonjakan yang signifikan. Akibatnya, kabut asap pun semakin tebal.


Kondisi ini terjadi hampir merata di seluruh kawasan di Bumi Lancang Kuning. Namun demikian, ada beberapa daerah


Penderita
yang titik panasnya mengalami lonjakan yang signifikan. Di antaranya di Kabupaten Indragiri Hilir, Indragiri Hulu, Pelalawan dan Siak.  
Kondisi ini juga membuat penderita Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) terus bertambah hari hari ke hari. Untuk Kota Pekanbaru saja, jumlahnya telah mencapai 2.080 orang. Meski kabut asap makin tebal, namun sejauh ini belum tampak tanda-tanda pemerintah merencanakan untuk meliburkan para siswa.

Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru, Sugarin menuturkan, pihaknya mendeteksi ada 164 titik panas atau hotspot yang tersebar di sembilan kabupaten/kota di Riau, sepanjang Senin (31/8) kemarin.

Yang terbanyak ada di Kabupaten Indragiri Hilir yang mencapai 77 titik, disusul Indragiri Hulu 31, Pelalawan 29 dan Siak 10 titik. Selanjutnya Bengkalis 6, Kampar 5, Dumai 3, Rokan Hilir 2 dan 1 titik di Kuantan Singingi.

Sedangkan untuk wilayah Sumatera, titik panas yang terpantau juga melonjak tajam, mencapai 759 titik. Jauh lebih tinggi dibanding hari sebelumnya. Dari jumlah itu, sebanyak 250 titik ada di Jambil, disusul Sumatera Selatan 247, Bangka Belitung 82, Sumatera Barat 6, dan Bengkulu 1 titik panas.

Khusus Riau, hotspot dengan tingkat kepercayaan di atas 70 persen, atau kemungkinan terjadinya Karhutla, terpantau mencapai 129 titik. Terbanyak berada di Indragiri Hilir yang mencapai 64 titik, disusul Indragiri Hulu 22 dan 8 titik di Pelalawan.

"Untuk jarak panadang di Pekanbaru, tadi pagi (kemarin, red) sekitar satu kilometer, di Dumai jarak pandang empatratus  meter, Rengat dua kilometer dan Pelalawan 800 meter. Kita mengimbau kepada masyarakat untuk mengurangi kegiatan di luar rumah. Bila pun harus, gunakanlah masker untuk menghindari dampak akibat kabut asap," imbaunya.

Kian Memburuk
Dari Indragiri Hilir, Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) Inhil, Encik Kamal melalui Kepala Bidang Kerusakan Lingkungan, Ardhi Yusuf mengakui terjadinya lonjakan titik panas di Negeri Seribu Parit. Kondisi itu terjadi merata di hampir seluruh kecamatan. Akibatnya, kualita udara di kabupaten itu terus memburuk sejak beberapa hari belakangan ini.

"Pantauan Satelit Terra dan Aqua dari Sipongi.menlhk.go.id pada Minggu (30/8) kemarin, jumlah titik api yang ditemukan di Inhil meningkat signifikan, mencapai 50 titik api," ungkapnya.

Angka itu, tambahnya, jauh melonjak dibanding beberapa hari sebelumnya. Di mana di Inhil hanya ditemukan sembilan titik panas di enam kecamatan.

Ia juga mengakui, kondisi itu akibat ada yang membakar hutan dan lahan secara sengaja. “Kita juga telah koordinasi dengan pihak kecamatan, yang salah satunya dengan memberikan imbauan kepada masyarakat yang berkebun dan berladang, untuk tidak melakukan pembakaran lahan, sebab resiko yang ditimbulkan sangat besar,” terangnya.

Di Inhil, tambahnya, ada beberapa kecamatan yang jumlah titik panasnya melonjak tajam. Di antaranya Kecamatan Kempas dan Gaung yang masing-masingnya terdapat 18 dan 16 titik, disusul Mandah 10 titik, GAS 4 titik serta Tempuling dan Kemuning masing-masing 1 titik panas.

Sementara itu salah seorang masyarakat Inhil, Edo mengungkapkan kekecewaannya karena Pemkab dirasa lamban dalam mengantisipasi meluasnya Karhutla yang terjadi di Inhil yang kian meningkat setiap harinya.
"Pihak terkait diharapkan berkerja lebih cepat dalam mengantisipasi Karhutla yang terjadi sekarang ini," harapnya.

ISPA Bertambah
Data di Dinas Kesehatan (Diskes) Kota Pekanbaru menunjukkan, sejak akhir Juni hingga Agustus ini, penderita penyakit Inspeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) telah mencapai sebanyak 2.080 orang. Angka itu terus meningkat dari yang telah terjadi sebelumnya.

Menurut Gustiyanti, Kepala Bidang Pengendalian Kesehatan Diskes Pekanbaru, jumlah itu berdasarkan data dari 20 Puskesmas yang ada di Pekanbaru. Selain ISPA, penyakit lain juga terus bermunculan akibat kabut asap.

"Untuk jumlah penderita asma tercatat sebanyak 63 orang, ISPA 2.080 orang, penyakit paru atau pneumonia sebanyak 24 orang. Sedangkan untuk menderita iritasi mata tercatat sebanyak 48 orang, iritasi kulit 86 orang dan penderita penyakit diare tercatat sebanyak 159 orang," terangnya.

Gustiyanti mengimbau kepada masyarakat agar mengurangi aktivitas diluar rumah, karena hingga saat ini kabut asap kian terasa pekat. Bila memang harus melakukannya diminta untuk menggunakan masker untuk menghindari ancaman penyakit yang nanti ditimbulkan dari bahaya kabut asap.

Meningkatnya penderita ISPA juga terdata di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru. Menurut Kasubag Kemitraan, Masriah,  sejak 23-27 Agustus kemarin, telah merawat pasien ISPA sebanyak tujuh orang. Namun hingga Senin,(31/8), bertambah enam orang, dengan jumlah keseluruhan sebanyak 13 orang.

Terkait hal ini, Kepala Badan Penanggulan Bencana Daerah (BPBD) Riau, Edwar Sanger, mengatakan, untuk wilayah Riau juga mengakui titik panas di Riau melonjak tajam. "Di samping asap kiriman dari Jambi dan Sumsel, juga ada beberapa titik di tempat kita khususnya di Inhu dan Pelalawan. Tim kita sudah berusaha untuk memadamkan api dengan water bombing menggunakan tiga helikopter," ujar Edwar Sanger.

Tiga Heli tersebut di antaranya Sikorski, Kamov dan MI-171. Selain itu BPBD yang tergabung dalam tim darat juga telah meluncur ke titik koordinat api, bersama TNI dan Manggala Agni. "Pelalawan terdapat banyak titik apinya, begitu juga dengan Inhu, kita mengkhawatirkan kabut asapnya bisa menganggu penerbangan di Bandara SSK II," ujarnya.


Sementara itu, Plt Gubernur Riau, Arsyadjuliandi Rachman, mengakui bahwa kabut asap tebal yang terjadi di wilayah Riau akibat asap kiriman dari Jambi dan Sumsel. Untuk itu ia mengimbau kepada Provinsi tetangga tersebut bekerja sama dengan Riau dalam hal pemadaman Karhutla.
"Kita siap saja memberikan bantuan bagaimana mengatasi kebakaran di Riau, dengan Posko yang kita dirikan," ujarnya, usai pelantikan pejabat eselon III dan IV.

Belum Tetapkan Libur
Dari Pekanbaru, Kadisdik Pekanbaru Prof Dr Zulfadil mengakui, sejauh ini pihaknya belum berencana meliburkan para siswa. Meski kondisi kabut asap di Pekanbaru semakin memburuk.

"Kondisinya masih berubah-ubah. Namun yang tertera di alat pemantau cuaca (ISPU, red) masih di bawah 200l" terangnya.
Meski demikian, pihaknya terus memantau perubahan kondisi kabut asap dengan instansi terkait. "Jadi dari hasil pantauan kondisi udara masih dalam kategori sedang, jadi kita belum meliburkan dan tetap belajar,"ujar Zulfadil.



Hanya saja, untuk daerah tertentu yang asapnya cukup tebal, seperti kecamatan Tampan, Rumbai dan Payung Sekali diberikan keleluasaan bagi kepala sekolah, khususnya bagi sekolah Paud, TK dan SD untuk meliburkan siswanya hingga kondisi dirasakan mulai stabil.

Sementara itu, Kadiskes Riau, Andra Sjarief menuturkan bahwa kondisi asap yang terjadi saat ini tidak stabil, ISPU menunjukkan kategori sedang dan tidak sehat. Sedangkan untuk mengeluarkan rekomendasi meliburkan sekolah, tentunya harus melalui keputusan bersama melalui rapat bersama dengan seluruh pihak terkait, baik diskes kabupaten/kota, BKMG,  dan juga BPBD.


"Jika dalam tiga hari berturut-turut kondisi udara diatas 200, maka baru disarankan untuk meliburkan. Namun keputusan tersebut tentunya melalui hasil rapat bersama dengan seluruh pihak terkait,"ujar Andra. (her, nur, mg4, nie)