Kabut Pekat Sesakkan Pernapasan

Kabut Pekat Sesakkan Pernapasan

DUMAI (HR)-Kendati belum ditemukan titik api akibat kebakaran hutan dan lahan, kabut asap di Kota Dumai semakin pekat dan mulai sesakkan pernapasan.

Pantauan Haluan Riau, Senin (24/8), kabut asap yang selama ini kelihatan tipis, kemarin nampak tebal. Jarak pandang siang hari diperkirakan berkisar 100 meter saja. Matahari pun seperti enggan menampakan diri karena tertutup asap tebal di angkasa.

Bukan cuma kabut tebal saja yang nampak, namun di udara mulai banyak berterbangan partikel sisa kebakaran yang menyebabkan perih mata. Sementara bau belerang kentara yang menyesakan pernapasan hingga menimbulkan batuk serta iritasi tenggorokan.
Ijal, warga Bukit Timah Kecamatan Dumai Selatan mengaku kabut asap sudah semakin tebal dan menyesakkan pernapasan serta membuat mata perih. Kondisi ini sangat dirasakan sejak pagi hingga petang.

”Dalam satu hari ini (kemarin) tidak muncul matahari, karena kabut asap semakin tebal. Abuk berterbangan di udara yang berbau belerang," tuturnya seraya batuk-batuk kecil.

"Tenggrokan saya mulai kering dan sakit. Mata juga terasa pedih saat berkendaraan karena asap yang tebal tersebut," tambahnya.
Ia berharap, dengan kondisi ini Pemerintah Kota Dumai melalui dinas terkait untuk melakukan upaya dini. Karena kalau begini, ditakutkan warga Dumai akan terserang penyakit ISPA.
Di tempat terpisah, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Dumai Tengku Izmet kepada Haluan Riau mengatakan, hingga kemarin belum ditemukan titik api di kawasan Kota Dumai. Apalagi curah hujan cukup tinggi turun akhir-akhir ini, sehingga memungkinkan tak ada Karhutla.

"Iya, kondisi hari ini (kemarin) kabut asap sangat tebal. Tapi kita tidak menemukan adanya lahan terbakar di Dumai," ucap Izmet melalui selularnya. Lanjutnya, kuat dugaan kabut asap merupakan kiriman berasal dari daerah tetangga yang terjadi kasus Karhutla di sana.***