Harga Karet ‘Mencekik’ Petani

Harga Karet  ‘Mencekik’ Petani

SUNGAI APIT (HR)- Rendahnya nilai jual harga komoditi perkebunan saat ini, khususnya harga karet masih saja menjadi keluhan petani karet Kecamatan Sungai Apit, Kabupaten Siak.
Terlebih bagi mereka yang hanya menggantungkan hidup dari hasil komoditi tersebut. Sebab, sebagian besar dari mereka merasa kesulitan untuk memenuhi kebutuhan hidup yang kini harganya semakin tinggi, khususnya dalam kurun waktu dua hingga tiga bulan ini.
Masyarakat di Kecamatan Sungai Apit dan beberapa kampung di berbagai kecamatan lainnya, yang ada di Kabupaten Siak menilai, harga karet terendah yang saat ini menginjak harga Rp3.500 sampai Rp 3.000 per Kg dan itu  tidak sesuai dengan harga bahan pokok di pasaran.
"Karet adalah penghasilan pokok masyarakat khususnya di wilayah  Kecamatan Sungai Apit, bila harga karet turun seperti ini, sementara kebutuhan pokok harganya semakin naik, tentu hal ini semakin mencekik leher petani karet," ujar  Mbak Titin (45), warga Kampung Parit I/II Kecamatan Sungai Apit, yang sehari-harinya mengandalkan hasil buruh sadapan dari kebun karet milik orang,kepada Haluan Riau, Rabu (22/7)
Selaku buruh, kata Titin, dirinya tidak mengerti mengapa harga karet yang semula di atas lima ribu kini hanya tinggal Rp.3.500 sampai Rp 3.000 per kg. Itupun bagi karet yang dijual setiap dua hari sekali.(gin)