Meranti Daerah Pesisir dengan Sumber Daya Alam Menjanjikan

Miliki Kekurangan, tapi Punya Kelebihan

Miliki Kekurangan, tapi Punya Kelebihan

KEPULAUAN Meranti salah satu daerah otonomi baru di Provinsi Riau, terletak di wilayah pesisir bagian utara Sumatera, berada di perbatasan dengan Provinsi Kepulauan Riau, juga berbatasan laut dengan negara Malaysia. Selat Malaka salah satu selat tersibuk di dunia dilintasi oleh ribuan kapal besar dan kecil setiap tahunnya.

Berada persis di pinggir tol laut internasional tersebut, posisi Meranti menjadi sebuah daerah perdagangan yang memiliki prospek cerah di masa datang.

Walau sejauh ini peran Meranti yang berada di pinggir tol laut tersebut masih belum memberikan nilai tambah bagi kemakmuran masyarakat Meranti.

Namun, di masa datang keberadaan perairan tersibuk di dunia itu dipastikan akan membawa manfaat nyata bagi masa depan pertumbuhan perekonomian daerah Meranti secara khusus, dan juga Provinsi Riau secara umum.

Sebab letak posisi Meranti yang berada di pinggir tol laut tersebut, sejak awal telah menjadikan kota Selatpanjang, yang saat ini sebagai ibu kota kabupaten, telah menancapkan kukunya di bidang perdangan itu.

Selatpanjang bahkan sudah lama dikenal, tidak saja di kalangan pengusaha dalam negeri, melainkan juga tidak asing bagi para pengusaha di Singapura maupun Malaysia. Harum dengan  komoditi unggulan alam berupa Sagu dan Arang yang berkualitas dunia itu.

Modal letak strategis dan potensi sumber daya alam inilah berupaya diangkat Pemerintah Kabupaten Kepulauan Meranti yang dimekarkan sejak 19 Desember 2009 lalu.

Kekurangan Meranti
Kekurangan daerah Kepulauan Meranti dibanding dengan daerah lain di Riau, karena daerah pesisir ini tidak memiliki pegunungan, atau sungai membuat daerah Meranti tidak memiliki bahan galian C. Sehingga di bumi Meranti tidak ditemukan pasir, batu, bahkan tanah seperti di daerah daratan.
Sebab konon kabarnya, terbentuknya seluruh Kepulauan Meranti dari endapan tanah yang dibawa oleh sungai besar yang  sampai ke daerah Kepulauan Meranti pada awalnya. Seperti Sungai Siak, dan juga Sungai Kampar.

Selain tidak memiliki bahan galian C, Meranti juga tidak memiliki sumber air tawar. Tidak seperti  di daerah lain, walaupun terletak di daerah pesisir namun karena memiliki pegunungan, akhirnya bisa memiliki air tawar dan aliran sungai yang mengalir hingga ke laut. Seperti daerah Tanjung Balai Karimun sendiri, serta beberapa daerah lain di Provinsi Kepulauan Riau
Jadi, derah Meranti sebagai daerah yang tidak memiliki sumber daya alam bahan galian C, maupun tidak memiliki sumber air bersih atau air tawar.

Air Bersih dari Hujan
Sejak dahulu kala, bahkan hingga saat ini, kebutuhan air bersih untuk masyarakat Kepulauan Meranti masih mengandalkan turunnya hujan. Terutama untuk kebutuhan air minum, di mana satu-satunya harapan hanya mengandalkan air hujan tersebut.

Hal ini  jugalah memaksa masyarakat yang ingin mendirikan berbagai bentuk bangunan  terutama rumah tinggal atau rumah toko, fasilitas air bersih menjadi bagian yang tidak bisa terpisahkan dari setiap bangunan.

Sehingga seluruh bangunan ruko terutama masyarakat yang berdomisili di tepi pantai, bagian kolong bangunan menjadi kolam air besar yang digunakan untuk menampung air hujan.
Tidak saja pada rumah toko atau rumah hunian, semua bangunan yang terbuat dari beton, baik di tengah kota, pingggir kota atau di mana saja, telah dirancang untuk memiliki bak khusus penyimpanan  air hujan.

Dan saat musim penghujan maka bangunan air tersebut akan diisi penuh. Kemudian ketika menghadapi masa kemarau, air itulah yang akan digunakan untuk berbagai keperluan rumah tangga sehari-hari, terutama untuk keperluan minum.

Jadi tidak heran, kalau sehari-hari masyarakat di Meranti senantiasa mengonsumsi air minum dari bahan air hujan. Namun sering dengan kemajuan teknologie dan kelancaran tranportasi saat ini, masyarakat sudah mengenal air isi ulang di Meranti.
Walaupun tetap menggunakan bahan baku air hujan. Selain itu air galon berbagai merek terkenal juga didatangkan oleh pedagang, baik dari Pekanbaru, maupun dari Jakarta sendiri.
Bangun Bak Air

Bahkan  tidak jarang, dalam kamus jual beli ruko, salah satu pertimbangan jadi tidaknya transaksi jual beli tersebut bisa ditentukan oleh keberadaan fasilitas bak air dalam bangunan itu.
Semakin besar bak air dalam sebuah bangunan, maka harga rumah itupun akan semakin tinggi. Sebab tidak bisa dipungkiri untuk membangun bak besar tersebut investasinya juga harus besar.

Apalagi untuk mendirikan bangunan beton seperti ruko berlantai 3 misalnya, dipastikan akan membutuhkan biaya yang tidak sedikit.

Sebab seperti diutarakan di atas tadi, Meranti tidak memiliki bahan galian C. Batu alam atau batu kerikil biasanya harus didatangkan dari daerah Kampar. Sementara batu pecah dan pasir serta batu bata didatangkan dari Tanjung Balai Karimun atau dari daerah lain di Riau.
Dengan demikian nilai bangunan di Meranti, jauh berbeda dengan bentuk dan volume yang sama di daerah lain.

Tidak memiliki bahan galian C dan tidak memiliki sumber air bersih, dua faktor komponen inilah yang menjadi kelemahan atau kekurangan sumber daya alam yang terjadi di Meranti sejak alam itu tercipta.
Dekade lalu Dimarginalkan
Selain mengalami kekurangan sumber daya alam tersebut, juga diperparah oleh perlakuan diskriminasi pelaksanaan pembangunan oleh pemerintahan dahulu kala.
Kepulauan Meranti sejak dekade lalu, selalu diposisikan sebagai anak tiri di Kabupaten Bengkalis. Perlakuan pemerintah tersebut memaksa daerah ini hingga saat ini menjadi sebuah daerah terbelakang dan termiskin di 12 kabupaten kota yang di Provinsi Riau.
Tahun 2009 lalu, persentase kemiskinan di Provinsi Riau, Kabupaten Kepulauan Meranti menduduki posisi pada 42 persen. Lima tahun kepemimpinan Irwan dan Masrul saat ini telah berhasil menurunkan persentase kemiskinan itu menjadi 35 persen.
Hal itu sebenarnya pada tahun 2013 lalu, sudah sempat menurun di bawah angka 35 persen itu. Tapi secara mengejutkan, terjadilah musibah kebakaran hutan dan lahan yang hebat  melanda daerah Kepulauan Meranti.
Meluluhlantakkan puluhan ribu hektare perkebunan rakyat, yang akhirnya memaksa masyarakat pada posisi sulit kembali.
Transportasi umum di Kepulauan Meranti sejauh ini hanya mengandalkan trasportasi laut  atau transportasi air. Untuk menghubungkan antar desa dan antar kecamatan sejauh ini juga masih mengandalkan transportasi laut.
Perjalan Kabupaten Bengkalis yang sejak lama telah memiliki potensi sumber daya alam yang melimpah bahkan dengan nilai pembangunan APBD yang triliunan rupiah setiap tahun itu dulu, tidak berpihak untuk membangun Meranti.
Justru Kepulauan Meranti selama ini sebaliknya hanya “diperas” dengan berbagai kebijakan pajak dari beberapa kecamatan sebagai bagian dari Kabupaten Bengkalis, untuk menutupi kewajiban daerah itu terhadap provinsi maupun pusat di masa itu.
Berbagai kesulitan itulah yang dihadapi Pemerintah Kabupaten Kepulauan Meranti sejak mekar menjadi sebuh daerah baru di Provinsi Riau hingga saat ini.
Kondisi itu membuat perjalanan pembangunan infrastruktur tersebut terkesan berjalan berat. Karena tanggungjawab pembangunan yang akan dilaksanakan itu terjadi dalam waktu yang bersamaan.
Artinya di semua lini dan di semua bidang sama-sama membutuhkan penanganan. Sehingga pemerintah tidak bisa fokus untuk membangun satu bidang saja, atau mendahulukan suatu bidang, sebab masing-masing bidang juga memiliki kepentingan sama-sama mendesak.
Miliki Berbagai Kelebihan
Meranti berasal dari nama tiga pulau besar di daerah ini. Yakni Pulau Merbau, Rangsang dan Tebingtinggi. Selain ke tiga pulau tersebut, daerah seluas 3.707.84 km 2 ini memiliki dua buah pulau lainnya, baik yang dihuni maupun belum dihuni.
Seperti Pulau Jadi dan Pulau Panjang terletak di tengah perairan Selatpanjang. Atau tepatnya di belakang kota Selatpanjang saat ini.
Selatpanjang sendiri adalah kota perdagangan antar pulau yang tidak pernah redup dari waktu ke waktu. Di sini kapal-kapal pengangkut barang silih berganti datang dan pergi.
Baik barang untuk kebutuhan masyarakat maupun barang produksi dari daerah Meranti itu sendiri.
Dikirim ke kota-kota lainnya di Provinsi Riau dan juga ke Kepulauan Riau, bahkan ke luar Riau seperti ke Pulau Jawa dan lain sebagainya.
Meski baru berusia 6 tahun sejak mekar, telah banyak perkembangan positif yang diraih daerah berpenduduk 248 ribu jiwa ini.
Salah satunya terbukanya lapangan pekerjaan, baik di instansi pemerintah maupun di perusahaan swasta yang telah beroperasi dalam mengembangkan dan mengelola hutan tanaman industri maupun perkebunan sagu.
Miliki Ladang Migas
Sejak era tahun delapan puluhan lalu Kepulauan Meranti sendiri sebenarnya sudah memiliki pertambangan migas. Hal ini juga cukup memberikan andil dari dana bagi hasil dan DAK yang ditujukan untuk pembangunan Bengkalis sejak beberapa dekade lalu.
Belakangan ini, sekitar 7 ribu barel minyak mentah per hari disedot dari perut bumi Meranti dari ekspoloitasi ladang minyak gas dan bumi yang terdapat di Pulau Padang, dikelola oleh perusahaan Energi Mega Persada, (EMP) di Kurau Kecamatan Merbau Kabupaten Kepulauan Meranti.
Keberadaan perusahaan migas di Kepulauan Meranti telah ada sejak era delapan puluhan lalu. Mudah-mudahan hingga saat ini perusahaan tersebut masih beroperasi dan telah memberikan sumber pendapatan bagi keuangan daerah guna melaksanakan pembangunan di Meranti.
Bahkan perusahaan ini belakangan juga membukukan penambah volume lifting setelah ditemukannya sumur baru di wilayah Tebingtinggi Barat.
Selain minyak bumi, operasional perusahaan ini juga telah berhasil menyumbangkan material untuk pembangkit listrik yakni dengan hadirnya pembangkit listrik tenaga gas (PLTMG), yang telah memberikan energy listrik selama 24 jam, bagi kemaslahatan umat di Kecamataan Merbau dan Kecamatan Tasik Putri Puyu.
Keberadaan gas alam itu di Meranti juga masih tersedia dalam jumlah banyak, sehingga ke depan Kepulauan Meranti juga diprediksi sebagai daerah penghasil gas terbesar di Provinsi Riau.
Bahkan tidak tertutup kemungkinan Meranti di masa depan juga tampil sebagai daerah penghasil gas elpji dengan sumber daya atau potensi gas alam yang masih tersedia di berbagai pulau yang ada di Meranti
Tambang Timah
Bahan mineral lainnya adalah bijih  timah yang juga berlimpah. Saat ini sudah ada perusahaan yang mengekplotasi potensi timah dari perairan Meranti. Yakni PT Wahana Perkit Jaya (WPJ), yang beroperasi di perairan Desa Topang dan telah memiliki smelter di Desa Topang bahkan perusahaan ini sedikitnya telah 5 kali melakukan ekspor.
Jika diperkirakan volume yang dihasilkan dari pertambangan timah tersebut telah menghasilkan sekira 400 atau 500 ton timah.  
Dikabarkan timah dari Desa Topang Kepulauan Meranti itu menjadi timah berkualitas nomor satu di dunia. Jau lebih baik kualitasnya dari mutu terbaik timah yang diproduksi Bangka Belitung. Hal ini juga mengundang animo perusahaan lain untuk menanamkan investasinya di bidang pertambangan timah tersebut.
Produksi Sagu
Tak hanya itu, daerah pemekaran dari Kabupaten Bengkalis ini juga sudah lama terkenal menjadi penghasil sagu terbesar di Indonesia. Bahkan sagu Meranti saat ini telah diekspor ke berbagai negara dunia luar seperti Jepang, Korea dan juga ke beberapa negara maju di daratan Eropah.
Potemsi sagu Menati yang memiliki kualitas terbaik itu, juga mengundang kabupaten kota lain di Indonesia untuk datang berguru ke Meranti. Seperti Pemerintah Provinsi Papu dan juga Provinsi Papua Barat. Dan Terakhir juga datang dari Provinsi Maluku
Walaupun daerah paling timur di Indonesia tersebut diklaim memiliki tanaman sagu yang lebih luas, namun mereka mengakui sagu yang ada di Papua atau di Maluku, justru dinamai hutan sagu. Sedangkan di Meranti sendiri keberadaan sagu sudah disebut menjadi kebun sagu.
Sehingga sagu di Meranti sudah diolah dengan teknologie maju, mulai dari pembibitan, penanaman dan juga pengolahan bahkan pasca produksinya.
Menuju Cluster Sagu Nasional
Bekerja sama dengan BPPT (Badan Pusat Pengkajian Teknologie) Pemerintah Kabupaten Kepulauan Meranti telah memiliki bibit sagu unggul. Yakni varitas baru yang diyakini akan menghasilkan rendemen sagu atau pati sagu yang jauh lebih tinggi dari pada tumbuhan sagu yang ada saat ini.
Selain memberikan rendemen tinggi, sagu ini juga diyakini mengalami mas panen yng lebih cepat dan volume batang yang jauh lebih besar dan  tinggi.
Dan bibit unggul ini juga sudah mulai diterabkan kepada masyarakat yang akan menanam kembali tumbuhan sagu, setelah tahun 2014 lalu mengalami musibah kebakaran yang hebat.
Sagu menjadi sumber pangan alternatif pengganti beras, diyakini akan memiliki propek maju di masa datang. Karena komoditi ini memiliki keunggulan yang tidak dimiliki oleh tanaman sumber pangan lainnya seperti padi.
Pemerintah Kabupaten Kepulauan Meranti berharap terus agar pemerintah pusat berkenan menetapkan Kepulauan Meranti menjadi daerah Cluster Sagu nasional. Hal itu untuk memberikan kontribusi dan perhatian besar negara bagi masa depan persaguan di Kepulauan Meranti.
Berbagai Potensi Hasil Meranti Lainnya
Selain komoditi sagu, Meranti juga meliki komoditas lainnya seperti kelapa, karet, kopi serta nipah. Hanya saja sektor pertanian dan perkebunan itu saat ini juga sedang dibangun infrastruktur dasar sehingga ke depan berbagai hasil pertanian dan perkebunan itu juga menjadi komoditi sangat berharga dari Kepulauan Meranti.
Sektor perikanan laut juga tak kalah pentingnya. Begitu pula obyek wisata kuliner yang terdiri dari bahan sagu. Ada belasan kuliner yang berhasil dikembangkan dari bahan sagu. Dan hal ini menjadi makan khas dari Meranti yang tidak dimiliki oleh daerah lain di Indonesia.
Beragam potensi ini saat ini sedang dibangun pondasinya, hingga di masa datang potensi ini dipastikan akan mampu meningkatkan  pertumbuhan ekonomi masyarakat di seluruh Kabupaten Kepulauan Meranti.
Investor Mulai Berdatangan
Langkah cepat telah dilakukan pemerintah daerah setempat. Salah satunya dengan menggandeng investor. “Sebenarnya tidak sulit mendatangkan investor. Banyak yang tertarik dan mau menanamkan investasinya di sini,”ungkap Irwan menanggapi minat investor yang mau menanamkan investasinya di Kepulauan Meranti.
sebagai daerah baru berkembang, kebutuhan rumah hunian bagi para pegawai yang bekerja di Meranti menjadi sebuah kebutuhan yang tidak bisa dinafikan.
Peluang inipun telah diirik oleh pengembang dengan bersedia membangun perumahan yang berlokasi di daerah strategis di Jalan Dorak yang memiliki prospek maju tidak jauh dari area pelabuhan Dorak.
Yang terbaru adalah investor dari Jakarta yang membangun perhotelan di kota Selatpanjang.
Selain membangun hotel, investor ini juga akan membangun pusat perbelanjaan, pusat perkatoran dan sebagainya.
Saat ini perusahaan tersebut juga sudah mulai membangun, dengan memilih lokasi strategis berada di pusat kota.
Banyak pihak berpendapat kehadiran perusahaan itu akan membawa prospek baru bagi pertumbuhan ekonomi masyarakat di Meranti. Sebab selain menciptakan peluang kerja baru bagi angkatan kerja, juga akan menggairahkan perekonomian di sektor ril.(adv/hms)