Vicitor Center di Kepenuhan

Pembangunan Terbengkalai

Pembangunan Terbengkalai

KEPENUHAN (HR)- Warga Luhak Kepenuhan, kecewa karena bangunan Vicitor Centre Madrasah Suluk dan rumah singgah jamaah yang dibangun melalui dana APBN pusat tahun 2013 silam di Desa Rantau Binuang Sakti, Kecamatan Kepenuhan hingga kini belum selesai dan masih terbengkalai.

Dijelaskan Alfa Syaputra, salah seorang tokoh pemuda asal Kepenuhan, Selasa (5/5), pembangunan Vicitor Centre Madrasah suluk dan rumah singgah jamaah tersebut dilakukan berdasarkan Desain Engeenering Detail (DED) Kabupaten Rohul sejak tahun 2010 dengan total anggaran sebesar Rp6,2 miliar.

Untuk kelangsungan pembangunan Vicitor Centre tersebut warga setempat yang saat dipimpin Kepala Desa Rantau Binuang Sakti, Aladdin telah mengibahkan lahan seluas kurang lebih 6 hektare kepada Pemkab Rohul. Untuk kelanjutan pembangunan fisik pada tahun 2014 lalu Pemerintah Pusat kembali mengalokasikan dana sebesar Rp850 juta.

“Namun sampai akhir tahun 2014, belum ada kepastian akan pembangunan lanjutannya. Oleh karenanya saya prihatin dan merasa kecewa, dan berharap kepada pihak terkait hendaknya segera melanjutkan kegiatan pembangunan Vicitor Centre ini agar kegiatan keagamaan di Luhak Kepenuhan berjalan lancar sesuai yang diharapkan masyarakat,” harap Alfa Syaputra.

Hal senada juga disampaikan Daman Huri, salah seorang tokoh agama di Kecamatan Kepenuhan. Dikatakannya jika bangunan Vicitor Centre tidak dilanjutkan, tidak menutup kemungkinan akan lapuk dan rusak. Jika hal itu terjadi maka dana yang sudah dianggarkan untuk pembangunan Vicitor Centre mubazir karena tidak dapat dimanfaatkan.

“Sukup di sayangkan dan dikesalkan. Jika dibiarkan seperti itu mubazir, harapan kami kepada pihak terkait untuk dapat meneruskan dan menyelesaikan pembangunan Vicitor Centre ini agar dapat dimanfaatkan masyarakat. Kami melihat bangunan yang ada saat ini olun boloteng (di deoan), olun bopintu dan bojendela, olun lai bolantai, olun bo cat le, (belum dipasang loteng, tak ber pintu, belum dipasang jendela, belum dilantai, dan belum dicat)”terang Daman Huri, yang diamini KH Syahrir, dengan bahasa Rokan. (gus)