Seorang Wanita Cabuli 11 Bocah di Jambi

Seorang Wanita Cabuli 11 Bocah di Jambi

RIAUMANDIRI.CO- Sebanyak 11 anak di Kota Jambi diduga telah dicabuli oleh seorang wanita berinisial NT. Bukan hanya dicabuli, anak-anak usia 9 sampai 11 tahun ini diduga dipaksa wanita 25 tahun itu untuk melihat aktivitas seksual pelaku bersama suaminya. Sejumlah korban juga disebut diminta untuk menonton film porno oleh pelaku.

Untuk melancarkan aksinya, korban diiming-imingi dapat bermain PlayStation gratis. "Paksaannya ada, (tapi) tidak (pakai) kekerasan. Diiming-imingi dia rental PlayStation, jadi kalau dia (korban) bayar 1 jamnya Rp5 ribu, dia ditambah gratis nanti," ujar Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Jambi Kombes Andri Anantha Yudisthira kepada wartawan, Sabtu (4/2).

Andri mengatakan, dari 11 anak yang diduga menjadi korban pelecehan oleh N, 9 di antaranya berjenis kelamin laki-laki dan 2 lainnya perempuan. Seluruh korban, kata dia, merupakan siswa Sekolah Dasar (SD) yang masih berusia 9 hingga 11 tahun


E, Orang tua salah satu korban mengatakan, anak-anak tersebut juga diminta untuk menyentuh bagian sensitif pelaku. Ia menduga suami pelaku tidak mengetahui aksi istrinya itu.

Unit Pelaksana Teknis Dinas Perlindungan Perempuan dan Anak (UPTD PPA) Provinsi Jambi juga memberikan pendampingan para korban di Mapolda Jambi.

"Kami melakukan pendampingan berbagai aspek, psikologi, sosial, yang kemudian dianalisis untuk mengetahui apa yang dibutuhkan korban. Kami akan memberikan layanan," kata Kepala UPTD PPA Provinsi Jambi Asi Noprini, melalui pesan tertulis, Sabtu (4/2).

UPTD PPA Provinsi Jambi saat itu melakukan pendekatan sekaligus observasi. Sebagian korban menunjukkan ketakutan, kecemasan, dan merasa berdosa akibat serangkaian kekerasan seksual itu.

"Ada juga yang mungkin belum tampak. Perlu diketahui penyakit psikologis ini tidak selalu langsung tampak, bisa memakan waktu," kata Asi.

Ia pun mengatakan kekerasan seksual ini jarang terjadi."Ini kasus unik, yang mana anak-anak dicabuli perempuan. Kenapa pelaku seperti itu? Kenapa anak-anak jadi korban? Panjang prosesnya," kata Asi.