Hasil Survei Capres 2024: Anies-Khofifah Kalahkan Prabowo-Puan

Rabu, 12 Januari 2022 - 20:21 WIB
Anies Baswedan bertemu Khofifah saat berkunjung ke Jawa Timur beberapa waktu lalu (Ist)

RIAUMANDIRI.CO - Berdasarkan hasil survei Center for Indonesian Reform (CIR) bekerja sama dengan Datasight Indonesia soal capres dan cawapres 2024, muncul nama Khofifah Indar Parawansa sebagai cawapres.

"Bahkan, jika Khofifah dipasangkan dengan Anies Baswedan sebagai capresnya, bisa mengalahkan duet Prabowo Subianto-Puan Maharani," kata Direktur CIR Muhammad Hidayaturrahman saat menyampaikan hasil surveinya, di Jakarta, Rabu (12/1/2022).

Survei mereka lakukan tanggal 6 - 9 Januari 2022 dengan 1.200 responden yang tersebar di seluruh Indonesia.

"Beda survei kami dengan yang lain, yaitu kami memasangkan capres dan cawapres dengan latar belakang ideologi politik. Hasilnya menunjukkan perubahan elektabilitas beragam," jelas Koordinator Surveyor Subhan Akbar.

Survei tahap pertama soal capres dilakukan secara terbuka. Muncul nama Prabowo (21,8%), Ganjar Pranowo (21,5%), Anies Baswedan (17,7%), Sandiaga Uno (7,2%), Ridwan Kamil (6,8%), Agus Harimurti Yudhoyono (3,3%), Puan Maharani (2,4%), Khofifah Indar Parawansa (2,4%), Erick Thohir (1,7%), Airlangga Hartarto (1,1%) dan Salim Segaf Al-Jufri (0,1%).

Sedangkan cawapres teratas nama Sandiaga Uno (19,2%), Anies Baswedan (16,1%), Ridwan Kamil (9,1%), Ganjar Pranowo (7,0%), Khofifah Indar Parawansa (6,6%), Agus Harimurti Yudhoyono (5,8%), Eric Thohir (5,3%), Puan Maharani (4,1%), Salim Segaf Al-Jufri (1,7%), Airlangga Hartarto (1,6%).

Namun elektabilitas Prabowo yang tinggi bisa berubah atau turun begitu disandingkan dengan tokoh lain sebagai cawapresnya dari beberapa latar belakang ideologi.

"Artinya, partai ataupun tokoh yang ingin maju sebagai capres dalam kontestasi Pilpres 2024 mendatang harus memperhatikan betul latar belakang ideologi politik calon pasangannya. Karena kalau salah memilih maka elektabilitasnya bisa terjun bebas,” kata Direktur Datasight Indonesia Radhiatmoko.

Sebagai gambaran hasil surveinya dengan asumsi pilpres diikuti tiga pasangan calon dengan latar belakang sama-sama nasionalis dan sesama relijius saja maka Anies-Khofifah (34,8%), Prabowo-Puan (30,4%), Arilangga-AHY (9,9%). Bila pasangan calon terdiri dari nasionalis dan relijius maka hasil dukungan responden menjadi Sandi-AHY (27,7%), Ganjar-Salim (24,8%), Anies-Airlangga (24,4%).

Sedangkan bila komposisi pasangan calon diubah menjadi pasangan nasionalis-relijius maka pilihan respoden Prabowo-Muhaimin (37,8%), Puan-Anies (20,0%) dan Airlangga-Salim (14,0%).

Bila pilpres diikuti hanya 2 pasangan calon dari kelompok nasional dan relijius saja maka dukungan responden terhadap Anies-Erlangga (38,4%) dan Prabowo-Puan (36,5%). Sedangkan bila pasangan capres dan cawapresnya diubah maka dukungan responden Anies-Sandi (43,1%), Ganjar-Ridwan (36,6%).

Sedangkan bila pasangan capres dan cawapres terdiri dari kalangan nasionalis-relijius maka hasilnya Puan-Sandi (34,7%), Airlangga-Salim (28,4%).

Direktur Center for Indonesia Reform (CIR) Muhammad Hidayaturrahman menjelaskan, dinamika politik yang berkaitan dengan capres dan cawapres 2024 mendatang masih tetap dinamis, terutama dengan munculnya nama-nama calon alternatif. Seperti nama calon wakil presiden yang cukup kuat, yaitu Khofifah Indar Parawansa dan Sandiaga Uno.

Selain itu menurut Hidayat, keberadaan nama-nama calon yang sebelumnya telah dianggap leading di beberapa survei sebelumnya,  Prabowo dan Ganjar yang cukup tinggi. Namun saat dipasangkan dengan cawapres, tingkat elektabilitasnya menjadi turun, bahkan kalah dengan calon pasangan lain. 

Editor: Redaksi

Tags

Terkini

Terpopuler