Webinar Literasi Digital: Cerdas Bermedsos Generasi Millenial

Jumat, 18 Juni 2021 - 16:33 WIB

RIAUMANDIRI.CO, PEKANBARU - Kegiatan webinar literasi digital pada hari Sabtu, 12 Juni 2021, pukul 14.00 WIB, dengan tema “Cerdas Bermedsos Generasi Millenial” dibuka oleh moderator Aljira Putri Hapsari. Moderator memberikan reminding untuk para hadirin dalam 10 menit sebelum acara dimulai. Kemudian, moderator membuka rangkaian kegiatan webinar ini dengan mengucap salam, berdoa dan membawakan tagline Salam Literasi Digital Indonesia Makin Cakap Digital. Moderator juga tidak lupa untuk mengingatkan para peserta untuk terus menjaga protokol kesehatan, mencuci tangan, memakai masker, dan menghindari kerumunan.  Acara pertama dimulai dengan memutarkan lagu kebangsaan Indonesia Raya. 

Kemudian, moderator mempersilahkan Dirjen Aptika KEMKOMINFO, bapak Samuel A. Pangerapan untuk memberikan sambutan. Setelah sambutan, moderator membacakan tata tertib dalam kegiatan webinar ini. Kemudian, moderator memperkenalkan Key Opinion Leader yaitu Chacha Annissa, beliau adalah seorang News Anchor TV ONE, dosen dan moderator. Menurut beliau, jika kita sudah mengunakan gadget dan bermain media sosial hal yang harus kita lakukan adalah berhati-hati. Apa yang kita lakukan di media sosial akan terekam di jejak digital. 

Kemudian, moderator membacakan tata tertib dalam kegiatan webinar ini. Setelah itu, moderator memperkenalkan narasumber pertama, ibu Inna Dinovita, S.TP. Beliau menyampaikan, media sosial ini adalah sudah menjadi kebutuhan terutama WhatsApp sebagai pengganti SMS sebagai alat komunikasi harian. Dengan adanya media sosial ini kita diberikan kemudahan bahkan untuk komunikasi jarak jauh. Media sosial memiliki jenis-jenisnya seperti proyek kolaborasi seperti Wikipedia. Blog dan Microblog seperti Twitter Facebook. Lalu media sosial untuk konten seperti Instagram, Tiktok, Youtube. Kemudian, jenis situs jejaring sosial seperti Instagram, Facebook, Twitter. Ada jenis virtual game world seperti permainan dari (game online). 

Media sosial memiliki fitur-fitur yang dapat memudahkan kita dalam mejalankan aktivitas harian seperti WhatsApp untuk berkomunikasi serta ada WhatsApp Business, Youtube untuk mencari informasi dan hiburan, kemudian Instagram untuk membagikan foto dan video serta promosi produk, jasa atau layanan. Lalu, TikTok yang bisa digunakan seperti fitur Instagram. Kemudian, Facebook yang bisa digunakan untuk meyebarkan informasi, marketplace dan memiliki fitur posting terjadwal. Maka, untuk memanfaatkan meida sosial dnegan baik hal pertama yaitu memilih media sosial yang tepat dan menggunakan media sosial dnegan konten video, dan hus konsisten membagikankonten di media sosial untuk meningkatkan insight. 

Kemudian, setelah narasumber pertama menyampaikan materinya, moderator memperkenalkan narasumber kedua yaitu bapak Arie Maya Lestari, S.Si yang memberikan pemaparan tentang bermedia sosial yang sehat dan aman. Kita harus memahami fitur kemana di berbagai aplikasi media sosial. Salah satunya di WhatsApp bisa dilakukan dengan berbagai cara seperti:

  1. Gunakan dua langkah verifikasi.

  2. Gunakan Touch Id dan Face Id.

  3. Pengaturan privasi grup.

  4. Profil privasi.

Jika dalam telegram, protokol keamanan Client to Server. Lalu dalam LINE yaitu fitur reject messages untuk orang yang tidak kenal tidak bisa mengirim kita pesan dan fitur passcode lock, public user id, timeline hidden list, block unblock user, remove friends, dan privacy setting. 

Dalam menggunakan media soisal kita harus berhati-hati dalam memilih teman di media sosial. Kemudian, hindari klik link atau tautan yang tidak jelas. Gunakan sandi yang berbeda serta unik pada setiap akun media sosial, serta buat konten yang bijak dan bermanfaat. Hal yang tidak boleh dilupakan juga mengaktifkan fitur privasi untuk mnecegah orang asing untuk megakses profil media sosial kita. 

Dalamkejhatan media sosial tentunya kita pernah mendengar hacker dan cracker. Hacker adalah seorang peretas yang mennerobos masuk ke dalam komputer atau jaringan komputer kita. Sedangkan, untuk cracker adalah perusak yang bersifat illegal dan merugikan. Untuk menghinari hal itu kita harus menganti password dengan kata yang unik dan memilih website yang aman, gunakan fitur verifikasi dua langkah, serta menggunakan perangkat yang terpercaya. 

Setelah itu, moderator beralih kepada narasumber ketiga yaitu bapak Nugroho Noto Susanto, SIP. Beliau menyampaikan materi tentang urgensi etika digital bagi pengguna media sosial. Tantangannya, kita harus memanfaatkan ruang digital yang semakin meningkat. Namun, beriringan dengan meningkatnya “disrupsi sosial” di ruang digital. 

Dalam data yang disampiakan, sektar 80 persen dari pengguna media sosial di Indonesia pernah menyebarkan berita hoaks dalam isu politik, agama maupun sosial. Peneybab terjadinya disrupsi sosial atau melakukan penyebaran informasi hoaks yaitu adanya kesenjangan literasi, post truth society yaitu masyarakat pasca kebenaran yang meyakini bhawa dirinya selalu benar dan tidak terbuka atas kebenarannya sesungguhnya, hanya merasa benar atas apa yang ia yakini. Lalu, adanya tindakan tidak etis berorientasi bisnis dan politis. Pedoman etika itu berhubungan dengan baik atau buruk. Kebaikan adalah pondasi etika. 

Dalam ruang digital ada yang namanya netiket. Sepuluh Langkah netiket dalam berinteraksi di dunia maya, yaitu:

  1. Ingatlah keberadaan orang lain

  2. Taat kepada standar perilaku online yang sama kia jalani dengan kehidupan nyata.

  3. Berpikir lebih dulu sebelum berkomentar.

  4. Hormati waktu dan bandwith orang lain.

  5. Gunakan bahasa yang sopan dan santun.

  6. Bagilah ilmu dan keahlian.

  7. Menjadi pembawa damai dalam setiap diskusi yang sehat.

  8. Hormati privasi orang lain.

  9. Jangan meyalahgunakan kekuasaan.

  10. Maafkan jika oran lain membuat kesalahan.

Kemudian, moderator mempersilahkan narasumber terakhir untuk menyampaikan mateirnya dari bapak Yusri Rasoel, Dr.Eng.MT, beliau menyampaikan tentang budaya digital atau digital culture. Menurut beliau, kita harus membudayakan sistem digital ini secara positif dan secara massif. Tidak hanya peran pemerintah namun juga memerlukan peran terkecil yaitu dari keluarga. Kita harus merangkul budaya digital yang berguna untuk memecah hierarki dan mempercepat pekerjaan. Kemudian, juga bisa mendorong inovasi serta menarik bakat usia baru dan mempertahankan tenaga kerja saat ini. Kaitannya budaya digital dalam pendidikan dan revolusi 4.0 adalah dunia pendidikan kita memang sangat dinamis karena satu sisi kita harus mengikuti perkmbembangan yang ada namun satu sisi juga bertentangan dengan tingkat perekonomian kita saat ini. 

Keterampilan yang dibutuhkan di era digital ini adalah kreativitas dan critical thinking. Dalam dunia pendidikan harus menjau ulang standar kompetensi lulusan seperti penilaian terinterasi dengan proses, literasi digital dan proses campuran dengan e-learning. Tantangan untuk Indonesia saat ini adalah Sumber Daya Manusia dan IPTEK. Harus ada peningkatkan produktivitas menuju keunggulan kompetitif. Melalui pendidikan formal dan non-formal harus dilakukan literasi digital. 

Dengan adanya budaya digital adalah hal yang sanngat penting, maka penggunaan internet akan mengubah pola kehidupan manusia sesungguhnya. Masyarakat umum dengan mudah dapat menemukan informasi mellaui internet untuk memenuhi kebutuhan dan menyelsaikan berbagai permasalahan. Budaya digital mest ditumbuhkandan dimiliki oleh setiap masyakarat terutama bagi siswa aau mahasiswa sesuai tuntutan zaman.

Setelah sesi pemaparan materi selesai, moderator beralih ke sesi tanya jawab antara penanya dan narasumber. Ada beberapa penanya yang sudah terpilih dan berhak mendapatkan e-money sebesar Rp. 100.000,-

  1. Alpin Jakarsih Husein memberikan pertanyaan kepada ibu Inna Dinovita, S.TP 

Q : Bagaiaman penggunaan media sosial jika ditinjau dari regulasi hukum terhadap konten-konten negatif yang mudah diakses? Bagaimana juga untuk generasi millennial untuk produktif dalam mneggunakan media sosial?

A : Terakit regulasi tentunya pemerinta memiliki aturan terhadap konten-konten negatif. Sebgaian pemerintah juga sudah memblokirkonten negatif tersebut. Pada akhirnya berujung pada tujuan kita menggnakan media sosial untuk apa? Ketika kita sudah bertujuan untuk hal yang bermanfaat tentunya kita bisa mengikuti akun-akun yang sesuai. Untuk produktif kita menggunakan media sosial sesuai dengan kebutuhan dan untuk belajar contohnya untuk personal branding. 

 

  1. Rudi Ardianto memberikan pertanyaan kepada ibu Arie Maya Lestari, S.Si 

Q : Bagaimana jika seorang hacker melakukan peretasan untuk melindungi semua orang? Apakah ada perlindungan bagi hacker?

A :  Sejauh ini beliau belum mengetahui, yang perlu diketahui adalah ekaman untu diri sendiir dulu yaitu untuk menghindari peretasan yang merugikan kita. Seperti 

 

  1. Dian Oka Putra memberikan pertanyaan kepada bapak Nugroho Noto Susanto, SIP. 

Q : Apakah media online yang terverifikasi oleh dewan pers atau instansi terkait, efisien? Bagaimana KPU untuk memerangi black campaign dan buzzer yang membuat opini? Bagaimana menyikapi kelompok-kelompok tersbeut?

A : Benar bahwa KPU melegalkan metode kampanye dengan media sosial. Karena betapa pentingnya media sosial bagi kehidupan kita terutama juga dalam ruang politik spesifik pemilu atau pilkada. Menuurt beliau, banyak sekali laporan dalam konteks negatif seperti balck campaign, ujaran kebencian dan hoaks tadi. Demokrasi yang kita bangun adalah demokrasi pncasila dimana kebebasan dalam ruang kampanye dengan aspek-aspek etika. Untuk praktik buzzer, cebong atau kadrun adalah contoh ketidakbijaksanaan penggunaan media sosial yang bisa memecah belah masyarakat. Yang perlu kita lakukan adalah penyadaran bagi masyarakat yan literasinya rendah. Apa yang kita baca adalah diri kita, kita harus bangun pendidikan literasi tiada henti. 

*Dian Oka Putra juga mmeberikan oertanyaan kepada bapak Yusri Rasoel, Dr.Eng.MT

Q : Apakah pembelajaran online atau daring ini sudah efektif?

A : Dampak dari teknologi terhadap seluruh lapisan masyarakat dan pendidikan saat masa ini sangat diperlukan, Pembelajaran daring ini masih bisa dikatakan efektif. Satu sisi teknologi kita miliki namun memanfaatkannya sangat berdampak pada tatanan kondisi di keluarga. Berhubungan juga pada orang tua dan guru, yang berpengaruh terhadap pembentukan karakter anak. peran guru tidak bisa digatikan oleh teknologi apapun. Pada sisi lain dampak negatif juga bisa muncul jika orang tua tidak bisa mengarahkan anak-anak dengan benar dalam perkembangan digital ini. Bukan tanggung jawab pemrintah saja namun tanggung jawab kita bersama. 

 

  1. Suparmin memberikan pertanyaan kepada bapak Yusri Rasoel, Dr.Eng.MT 

Q  : Bagaimana caranya meyakinkan bahwa ada kelunturan budaya sopan budaya menghargai saat adanya smartphone?

A  : Jika dikaitkan dnegan budaya pendidikan kita, ini kembali pada karakter seseorang. Pengawasan terhdap pihak orang tua snagat dibutuhkan dalam hal ini. Sudah ada himbauan untuk para guru dapat mmeberikan pemahaman atas perkembangan teknologi atas cara dan etika disini sangat diperlukan. Pemahaman terhda karakter dan etika perlu diingatkan oleh setidaknya orang tua dan masyarakat serta lembaga dunia pendidikan kita atau tenaa pendidikan kita. 


Setelah sesi tanya jawab selesai, moderator kembali menyapa Key Opinion Leader, Chacha Annissa. Menurut belau, mengenai etika bermedia sosial itu sangat penting. Pergunaanlah media soisal untuk hal yang baik-baik saja. Interaksi sosial juga sangat oenting dan jangan selalu bergantung pada gadget. Media sosial digunakan untuk hal yang positif dan untuk hiburan, beliau memakai media sosial seperti WhatsApp untuk berkomunikasi, Instagram, Twitter dan Youtube untuk mencari informas atau berita pentingi yang sedang berkembang di masyarakat contohnya seperti kenaikan harga cabai. Apa yang kita lakukan di media sosial juga harus diperhatikan karena dapat berpengaruh pula pada nanti ketika kita melamar kerja. Karena kepribadian dan karakter kita akan dilihat oleh pihak perusahaan untuk dipertimbangkan. Maka media sosial jika tidak digunakan dengan baik aka menjadi boomerang bagi kita. Kemudian, setelah rangkaian acara selesai, moderator menutup webinar ini dengan mengucapkan salam, mengucapkan terima kasih dan tagline Salam Literasi Indonesia Cakap Digital.

Editor: M Ihsan Yurin

Terkini

Terpopuler