Bupati Irwan Kukuhkan MPL dan MPA

Jumat, 17 April 2015 - 08:29 WIB
Direktur Pengendalian Hutan Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Raffles Pandjaitan didampingi Bupati Kepulauan Meranti, Irwan Nasir, dan Direktur PT RAPP, Mulia Nauli melakukan penanaman pohon pada saat kegiatan penanaman perdana Tanaman Kehidupan,

Daerah Kepulauan Meranti beberapa tahun belakangan ini menjadi langganan Karhutla. Puncak bencana kebakaran itu terjadi tahun 2014 lalu.Kebakaran hutan dan lahan serta perkebunan sagu itu telah memiskinkan warga. Dimana luas perkebunan sagu yang ludes dilalap si jago merah itu tak kurang dari 23 ribu hektar.

Belum lagi lahan yang terbakar dan juga hutan negara. Jika dikalkulasikan kebakaran itu menghanguskan hingga ratusan ribu hektare hutan dan lahan.
Kebakaran yang hampir menimpa seluruh kecamatan di Kepulauan Meranti itu, terjadi secara sporadis dan mengejutkan. Hampir terjadi dalam waktu bersamaan, dan secara umum berhentinya api tersebut umumnya juga bukan karena keberhasilan upaya manusia, melainkan hanya karena kuasa Tuhan yang menurunkan hujan dengan durasi cukup lama.

Kondisi tanah bergambut dan pelepah daun sagu yang sudah mengering serta didukung oleh kondisi cuaca panas berkepanjangan sangat mengundang terjadinya kebakaran.

Lebih parah lagi, kondisi musim panas itu turut mengeringkan persediaan air dalam tanah. Gambut-pun akhirnya mengering. Sedikit saja percikan api terjadi maka akan langsung menimbulkan kebakaran sekaligus dengan kecepatan menjalar bagai lahan disiram bensin.

Kebakaran yang terjadi jika di tepi laut, relatif masih bisa diupayakan dengan mengerahkan pompa air dan tenaga manusia.
Namun jika api sudah merambat ke darat, maka umumnya kondisi akan jauh lebih parah. Sebab tidak mungkin lagi dilakukan dengan cara manual, selain tanah turut terbakar, kondisi itu juga diperparah lagi dengan air yang tidak ada.

Di sisi lain, kecepatan angin yang berhembus dari arah laut ke darat dipastikan tidak akan mampu  diimbangi oleh tenaga manusia yang hanya menyiram dengan menggunakan ember dan peralatan apa adanya saja. Umumnya dalam kondisi genting seperti ini hanya doa dan air mata saja yang bisa berbicara.

Kukuhkan MPL & MPA

Tidak mau pengalaman pahit Karhutla itu terulang kembali di Kepulauan Meranti, pemerintah kabupaten membuat kebijakan dengan melibatkan masyarakat desa untuk berada di garda terdepan dalam persoalan menghadapi ancaman bahaya Karhutla itu.

Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan Ir Makmun Murod mengatakan, salah satu strategi mengantisipasi terjadinya kebakaran hutan dan lahan dengan melibatkan secara langsung tenaga masyarakat yang memberikan kepedulian khusus terkait ancaman kebakaran lahan itu.

Gagasan ini juga mendapat respon positif baik dari masyarakat desa itu sendiri, maupun dari pihak perusahaan seperti PT Nasional Sago Prima, dimana sejak musibah kebakaran itu perusahaan denga luas belasan ribu hektare kebun sagu itu langsung membentuk devisi regu pemadam kebakaran.

Sekaligus perusahaan ini mempersiapkan diri dengan melengkapi segala peralatan yang dibutuhkan. Termasuk rekrutmen personil serta peningkatan sumber daya manusianya.

Memperkuat MPA /MPL di Pulau Padang

Untuk memperkuat kekuatan masyarakat di Pulau Padang, baru baru ini Bupati Kabupaten Kepulauan Meranti H Irwan melakukan pengukuhan Masyarakat Peduli Lingkungan (MPL), dan Masyarakat Peduli Api (MPA).

Sekaligus dalam kegiatan itu dirangkai dengan penanaman perdana tanaman kehidupan untuk seluas 1.600 Ha, lalu penanaman 2.000 pohon Gaharu, 2.000 bibit Durian Montong, yang dipusatkan di Lapangan Bola, Kampung Jawa, Desa Lukit, Kecamatan Merbau.

Penanaman berbagai jenis pohon dan termasuk tanaman kehidupan itu diharapkan kepada seluruh masyarakat Kepulauan Meranti semakin gemar menanam pohon. Menanam pohon akan menjaga dan melestarikan lingkungan hidup.

Bupati Irwan dalam pidatonya mengatakan, di wilayah yang sebagian besar masyarakatnya berkerja sebagai petani karet, petani sagu dan petani kelapa itu, diminta agar terus menjaga lingkungan hidup. Jangan menebang pohon dan harus menjaga lingkungannya masing-masing.

Kondisi daerah Meranti yang terdiri dari tanah gambut itu, harus dijaga betul agar tidak menjadi bencana yang mengerikan kembali.
Musuh utama kita semua adalah api. Api menjadi ancaman serius terhadap masa depan daerah kita ini. Untuk itu semua lapisan diminta agar tidak menyepelekan api. Api muncul umumnya akibat kecerobohan kita. Puntung rokok yang dibuang sembarangan sangat berpotensi mendatangkan malapetaka.

Untuk itu kita harus bersama-sama mengantisipasi agar jangan sampai terjadi kebakaran.
Dan jika terjadi nyala api harus segera dimatikan. Jangan biarkan api berkembang, dan jika itu terjadi maka akan mengancam kelangsungan hidup kita di masa datang, ”seru Irwan.

Berkaitan dengan kehadiran perusahaan di bumi Meranti, Bupati Irwan juga sempat menyinggung agar kehadiran perusahaan besar di Kecamatan Merbau khususnya tidak menjadi sumber air mata, melainkan  menjadi sumber mata air kehidupan.

Untu itu sebut Irwan lagi, perlu adanya kerjasama dan pengertian dari semua unsur yang ada. Jika ada keterpaduan antar berbagai elemen yang menjadi steakholder maka daerah akan menjadi aman, dan damai, "sebut dia lagi.

Apresiasi MPA

Terkait keberadaan MPA yang telah terbentuk di berbagai desa yang ada, menurut Bupati hal itu patut diapresiasi. Menurutnya masyarakat yang memposisikan dirinya menjadi anggota MPA adalah orang-orang yang peduli dengan kondisi dan kekhawatiran terhadap terjadinya kebakaran.

Memang kita berharap adanya kepedulian yang tinggi dari berbagai lapisan masyarakat, terutama yang mau berkorban untuk mengantisipasi terjadinya bahaya kebakaran itu.
Kepada masyarakat peduli api diharapkan agar dapat melaksanakan fungsinya dengan baik, dalam mengendalikan kebakaran hutan dan lahan. Semoga kehadiran masyarakat peduli lingkungan dan peduli api itu mampu mengendalikan kebakaran hutan yang dapat merugikan masyarakat,"ucapnya.

Namun dalam mengantisipasi dan mengendalian kebakaran hutan lanjutnya lagi, tidak akan berhasil sepenuhnya, jika tidak didukung oleh masyarakat secara keseluruhan.
Untuk itu Bupati Irwan minta masyarakat luas agar jangan lagi melakukan pembakaran lahan secara sembarangan.

Karena dengan membakar lahan akan merusak lingkungan. Bukan hanya berdampak buruk terhadap lingkungan saja, tapi juga menjadi ancaman masa depan bagi perekonomian masyarakat.

Sebab api juga menjadi salah satu musuh utama dari berbagai jenis perkebunan dan pertanian kita. Jika api berbicara, maka seluruh tanaman akan lenyap dari permukaan tanah.

Sebab setiap kebakaran yang terjadi juga membakar habis tanah itu. Jika tanah saja sudah hangus tentulah tanaman yang tumbuh di atasnya kan turut tumbang dan terbakar, ”terang Irwan.

Bupati juga mengingatkan masyarakat dalam melaksanakan aktifitas sehari-hari lebih berhati-hati. "Jangan membuang puntung rokok sembarangan dan bagi warga yang berprofesi sebagai pencari madu yang menggunakan api dapat berhati-hati,"ingat Bupati lagi, dan berharap kepada masyarakat dalam membuka lahan tidak dengan membakar.                                                                                                                                                           
Ajak Menanam Pohon

Bupati Irwan dalam kesempatan itu juga mengajak seluruh masyarakat Meranti agar melakukan penanam pohon. Penanaman kembali merupakan sesuatu yang penting dalam menjaga kelestarian lingkungan hidup.  

Diharapkan penanaman pohon kehidupan yang dicanangkan pihak Kementerian dan Pemda dapat diikuti masyarakat sehingga hasilnya ke depan dapat dimanfaatkan oleh masyarakat.

Pohon akan memberikan pelindungan ganda  bagi masyarakat. Baik itu pohon hutan apalagi pohon kehidupan.
Seperti pohon karet, pohon yang bisa menghasilkan buah maupun pohon jenis mangrove yang akan dijadikan sebagai bemper pantai dan pulau dalam menangkis ombak.
Penanaman pohon kembali pada lahan-lahan kritis selain menjadi tanggungjawab pemerintah, juga diminta partisipasi aktif dari berbagai lapisan masyarakat, juga perusahaan.

Kondusifitas Dukung Pembangunan

Kondisi kondusif yang terjadi di Meranti secara umum dan khususnya di Kecamatan Merbau mendapat apresiasi dari Bupati Irwan.
Menurut Bupati situasi kondusif di Meranti secara umum beberapa tahun belakangan ini mesti terus dipertahankan guna terciptanya iklim investasi yang kondusif.
Investasi erat kaitannya jaminan hukum dan situasi aman dan kondusif. Kondisi aman yang telah lama terjadi di Kepulauan Meranti diharapkan agar terus dipertahankan dan juga ditingkatkan.

Dengan keamanan dan ketertiban yang terjadi akan membuat masyarakat hidup damai, dan pembangunan berjalan serta kesejahteraan masyarakatpun akan meningkat.
Ditegaskan Bupati, Pemda kabupaten tidak akan mengeluarkan kebijakan yang dapat merugikan masyarakat.

"Jika ada hal yang menggangu kenyamanan dalam melaksanakan kegiatan, silahkan datang berkomunikasi. Sebab kami ingin masyarakat terlindungi dan nyaman dalam melakukan setiap aktivitasnya.

Dialokasi Lahan HTI 1.000 Ha

Bupati berharap rencana pemerintah yang akan mengalokasikan lahan HTI seluas 1.000 Ha, segera direvisi aturannya. Agar lahan tersebut dapat digunakan warga untuk membangun rumah, kampung, dan kebun, seiring semakin bertambahnya jumlah penduduk.

Akhir kata dijelaskan Bupati, Pemerintah Daerah berkomitmen menggesa pembangunan infrastruktur hingga ke pedesaan, untuk itu dalam waktu yang tidak terlalu lama, Pemda akan menurunkan tim evaluasi untuk merencanakan pembangunan infrastruktur strategis di desa termasuk di Desa Lukit.

Masalah revisi pemanfaatan lahan, diharapkan Bupati, pihak Kementerian dapat menyesuaikan peraturan sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Pemerintah Kabupaten diakuinya hanya dapat memfasilitasi, sementara kebijakan berada di tangan pemerintah pusat.

"Kami hanya bisa mendorong bagaimana proses bisa terjadi agar konflik tidak terjadi dan perusahaan, pemerintah dan masyarakat bisa berdampingan dalam membangun Meranti lebih baik kini dan di masa datang,"pungkas Bupati.

Kades Lukit, Gunawan, dalam penjelasannya menyatakan Desa Lukit dulunya sering terjadi konflik lahan dengan perusahaan. Namun kini tidak ada lagi pro dan kontra kebijakan pemerintah itu.

Namun ia meminta hutan yang ada di sekitar lingkungan masyarakat menjadi hutan masyarakat yang kayunya dapat dimanfaatkan untuk membangun dan kebutuhan hidup lainnya.

Momentum Baik

Dirjend Pengendalian Kebakaran Hutan Kemenhut Rafles Panjaitan yang hadir saat itu mengatakan, masyarakat peduli api diharapkan dapat membantu pencegahan kebakaran hutan dan lahan yang setiap tahun terjadi. Gerakan yang didukung Pemda dan perusahaan merupakan momentum yang baik untuk meningkatkan komunikasi antara masayarakat, pemerintah, perusahaan dan stakeholders dalam menciptakan harmonisasi.

Masyarakat peduli api harus dapat memberikan manfaat jangan sampai terjadi lagi kebakaran yang dimulai dengan pencegahan," ujarnya dimana sering terjadi kebakaran di Riau terutama di bulan Februari dan Maret.

Penanaman pohon juga membantu Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dalam menjaga kelestarian hutan.
Diakui Rafles, saat ini di Riau telah terjadi penurunan hotspot dari 2000 menjadi 500, namun Bulan April dan Oktober ke depan masih terjadi cuaca kering.
"Kami minta seluruh stakeholders bersiaga. Kebakaran menimbulkan kerugian, mulai dari terganggunya tranportasi darat, laut dan udara mengganggu perekonomian, menimbulkan, penyakit Ispa, pendidikan, rusaknya ekologi hewan di hutan, dan besarnya biaya pemadaman," ujarnya.

Seperti diketahui untuk pemadaman kebakaran hutan dan lahan yang terjadi tahun lalu mencapai 175 Miliar.
Sementara menyangkut usulan dari masyarakat yang meminta revisi aturan pemanfaatan lahan dari Kementerian, Rafles mengaku pihaknya akan melakukan review terhadap izin pemanfaatan lahan, dan pemerintahan Jokowi menginginkan rakyat diberdayakan. "Kita inginkan negara ada di tengah masyarakat," ujarnya

Hal itu sekaligus untuk mengantisipasi terjadinya konflik lahan dikawasan HTI perusahaan, seperti diketahui Pulau Padang sering sekali terjadinya konflik. ,
"jika itu sangat penting untuk masyarakat maka Menteri akan mengevaluasi izin, untuk itu kita akan menurunkan tim review perizinan termasuk juga untuk kanal-kanal yang dulunya dibuat oleh perusahaan yang saat pembuatan izinya tidak memperhatikan Topografi," ujar Rafles yang menyebutkan tim terdiri dari Akademisi, LSM dan pihak terkait.

Upaya kongkrit yang dilakukan Kementerian untuk mengantisipasi kebakaran lahan di di Riau, dijelaksan Rafles, pihaknya sedang melaksanakan program 1.000 Kanal di Riau, untuk memastikan Gambut tetap basah.

Upaya lainnya membuat perangkat lunak pendeteksi kordinat hotspot sampai ke pedesaan, melakukan patroli dan penyuluhan, jangan melakukan pembakaran Gambut, Teknik Modifikasi Cuaca (TMC). (Adv/Humas)

Editor:

Terkini

Terpopuler