Kasus Positif Varian Baru Covid B117 Ditemukan di Palembang

Rabu, 10 Maret 2021 - 10:08 WIB
Ilustrasi (Istimewa)

RIAUMANDIRI.CO, JAKARTA – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI telah mengumumkan empat kasus varian B117 Covid-19 ditemukan di Indonesia. Salah satu pasien positif virus corona mutasi Inggris itu salah satunya di wilayah Palembang, Sumatera Selatan.

Diketahui B117 Covid-19 telah masuk ke Palembang sejak 11 Januari 2021 lalu. Itu adalah kasus pertama di ibu kota Sumatera Selatan tersebut.

Kasi Surveilance dan Imunisasi Dinas Kesehatan Sumsel Yusri mengatakan, hasil tes deteksi B117 tersebut diketahui usai dilakukan pemeriksaan laboratorium di Jakarta. Ia mengatakan Dinkes Sumsel selalu melakukan cek silang ke pusat terkait sampel hasil pemeriksaan hasil tes usap guna proses pengendalian mutu.

"Kita dapat informasi soal varian baru ini dari Kemenkes, jika ada satu pasien di Palembang yang sampelnya terpapar B117. Saat ini mutasi virus memang ada, masih dalam investigasi. Sementara sampel orang yang terdeteksi B117 tersebut sudah sembuh. Hasil pemeriksaan swab PCR terakhir sudah negatif," ujar Yusri, Palembang, Selasa (9/3).

Berdasarkan informasi tersebut Dinkes Sumsel pun melakukan tracing masif berdasarkan kontak terdekat pasien yang sembuh dari varian B117 tersebut.

"Masih dalam investigasi, belum tahu jumlah pasti kontak terdekat. Masih pengumpulan informasi, keterangan, dan pelacakan kontak," ujar dia.

Kepala Bidang Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Dinas Kesehatan Sumsel Fery Yanuar menambahkan dengan penemuan paparan virus corona mutasi Inggris tersebut merupakan hasil dari kegiatan rutin Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) berupa pemantauan mutu internal dan kualitas terhadap penanganan kasus Covid-19 di Sumsel.

Saat diambil pada Desember 2020 lalu, kata Fery, orang yang terdeteksi terpapar B117 ini tidak menunjukkan gejala signifikan walau memang kemampuan penciumannya sempat hilang. Orang itu juga tidak pernah berpergian ke luar kota.

"Untuk mencari kasus awal [indeks] dari varian ini cukup sulit. Itu karena penularan diperkirakan terjadi pada Desember 2020 dimana saat itu mobilitas masyarakat cukup tinggi mengingat ada libur akhir tahun," ujar dia.

Dengan ditemukannya varian baru ini, ujar Fery, tim dari Balitbangkes kembali melakukan pelacakan terutama pada keluarga atau orang yang pernah berkontak erat dengan orang yang pernah terjangkit tersebut.

"Ada 25 orang sampai 30 orang yang diambil sampelnya untuk mendeteksi kemungkinan penyebaran yang lebih luas," kata Fery.

Sementara itu, Ahli Mikrobiologi Universitas Sriwijaya Yuwono mengatakan sejauh ini diketahui varian B117 Covid-19 tersebut tidak akan memberikan dampak klinis tambahan terhadap pasien yang terpapar. Namun, varian itu menimbulkan daya tular yang lebih cepat sesama manusia.

"Mutasi B117 ini diduga menambah daya tular tetapi tidak menambah daya keparahan penyakit. Jadi tak bisa orang dinyatakan orang kena B117 berdasarkan gejala klinisnya. Orang yang terinfeksi B117 sama gejalanya dengan yang kena Covid-19 awal," kata Yuwono.

Menurut Yuwono, mutasi dalam virus Covid-19 biasa berubah karena mengalami penyesuaian. Mutasi ini hanya bisa dideteksi dengan pemeriksaan pada gen spike (permukaan virus), bukan pada gejala klinis.

Ia mengatakan, sejauh ini diketahui efikasi vaksin terhadap mutasi B117 ini tidak akan berkurang dalam meningkatkan antibodi orang yang mendapatkan vaksinasi. Sejauh ini, dirinya mengungkapkan, sejak dilakukan vaksinasi kasus Covid-19 baru sudah turun 50 persen.

"Dengan dilakukan vaksinasi secepat mungkin, makan akan mudah terbentuk kekebalan komunal dalam menghentikan sebaran virus. Saat ini baru sekitar 150 ribu dosis vaksin yang diuntukan kepada petugas medis dan pelayanan publik," kata dia.

Editor: Nandra F Piliang

Tags

Terkini

Terpopuler