Relawan Positif COVID-19 Setelah Disuntik Vaksin Sinovac, Ini Penjelasan Tim Riset

Sabtu, 12 September 2020 - 12:50 WIB
Prof Kusnandi Rusmil (Antara)

RIAUMANDIRI.ID, JAKARTA – Tim Riset Uji Klinis Vaksin COVID-19 menjelaskan perihal seorang relawan vaksin Sinovac yang ternyata terjangkit COVID-19 setelah diberi vaksin. Tim menjelaskan tidak semua relawan mendapat vaksin betulan. Ada pula yang cuma mendapat plasebo atau obat kosong.

"Dalam uji klinis ini terdapat dua kelompok, ada yang mendapat plasebo dan ada yang mendapat vaksin," kata Ketua Tim Riset Uji Klinis Vaksin COVID-19 dari Unpad Prof Kusnandi Rusmil dalam keterangan pers, Sabtu (12/9/2020).

Meski begitu, tidak jelas betul apakah relawan tersebut mendapat plasebo atau vaksin betulan. Dia menjelaskan uji klinis dilakukan dengan tersamar. Seorang relawan tidak tahu apakah dirinya diberi vaksin Corona betulan atau hanya diberi plasebo.

"Uji klinis ini dilakukan dengan prinsip observer blind/tersamar, sehingga tidak diketahui mana yang dapat plasebo dan mana yang dapat vaksin," kata Kusnandi.

Karena relawan tidak tahu apakah dirinya mendapat vaksin betulan atau tidak, relawan diimbau tetap menerapkan protokol pencegahan COVID-19. Bila saja relawan mendapat vaksin betulan, kekebalan akan muncul dua pekan setelah suntikan kedua.

"Pada yang mendapat vaksin, kekebalan diharapkan paling cepat dua minggu pascasuntikan kedua," kata dia.

Sukarelawan akan terus dipantau kesehatannya selama enam bulan setelah suntikan terakhir. Kusnandi menyatakan uji vaksin ini masih berproses.

Seorang relawan bakal mendapat dua kali suntikan dalam waktu yang terpisah. Relawan yang tak disebutkan namanya itu terpapar COVID-19 bukan dari vaksin pertama yang disuntikkan.

Meski positif COVID-19, relawan tersebut tak dikeluarkan (drop out) dari uji klinis yang dilakukan. Namun pihaknya akan memberikan jadwal penyuntikan ulang setelah kondisi fisik relawan tersebut sehat kembali.

Editor: Nandra F Piliang

Tags

Terkini

Terpopuler