Dirut Garuda Sentil Fadjroel Rachman: Jubir Kok Jarang Bicara

Rabu, 29 Juli 2020 - 22:00 WIB
Jubir Presiden, Fadjroel Rachman

RIAUMANDIRI.ID, JAKARTA - Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk Irfan Setiaputra menyindir Juru Bicara Presiden Fadjroel Rachman yang dinilai mulai jarang bicara belakangan ini. Padahal Fadjroel menduduki jabatan yang bertugas untuk berbicara ke publik mengenai kebijakan Presiden Jokowi.

"Ini jubir kok jarang bicara, Om Fadjroel?" ujar Irfan saat melangsungkan obrolan santai dengan Fadjroel yang dipublikasikan melalui akun Instagram Garuda Indonesia, Rabu (29/7/2020) malam.

Selain itu, Irfan juga bertanya kepada Fadjroel mengenai penjelasannya tentang larangan mudik yang sempat dianggap salah. Bahkan, penjelasan Fadjroel sempat dikoreksi oleh Menteri Sekretaris Negara Pratikno.

"Waktu itu juga pernah dikoreksi Pak Mensesneg soal larangan mudik, itu bagaimana?" katanya.

Terkait hal ini Fadjroel mengaku tak sengaja mengurangi porsi bicara ke hadapan publik. Ia mengatakan jubir presiden sejatinya memang tidak selalu harus sering bicara ke publik karena tugas bicara ini hanya sepertiga dari tugas jubir.

"Jubir itu frontliner-nya presiden, tapi itu hanya satu per tiga dari pekerjaan, lebih dari itu dua per tiganya adalah memastikan koneksi antar kementerian/lembaga yang ada semacam humasnya, nah kami menghubungi mereka semua termasuk jubir-jubirnya supaya menyampaikan arahan kebijakan pemerintah," jelasnya.

Sementara terkait kejadian koreksi penjelasan larangan mudik, Fadjroel mengaku penjelasannya saat itu memang didasari pada kebijakan yang berlaku saat itu. Menurutnya, saat itu pemerintah memang tidak melarang mudik, namun meminta masyarakat sebaiknya tidak mudik.

"Waktu itu bukan mengkoreksi, jadi memang saat awal terkait mudik lebaran itu pemerintah mengambil posisi PSBB, jadi tidak ada pelarangan, tapi belum ada keputusan mengenai dilarang atau tidak. Beliau (Mensesneg) bukan koreksi, hanya coba mendudukkan saja bahwa posisi pemerintah masih dalam posisi belum melarang tetapi tidak menganjurkan," terangnya.

Editor: Rico Mardianto

Terkini

Terpopuler