Ingin Nikmati Liburan di Wuhan, Malah Mahasiswa Indonesia Ini Ikut Terisolasi

Rabu, 29 Januari 2020 - 19:58 WIB
Haibat Akbar Ilham Pratama bersama sang pacar (tengah) di atas Ferry Yangtze River, seminggu sebelum Wuhan dinyatakan diisolasi. (Foto: Dok Pribadi Haibat)

RIAUMANDIRI.ID, JAKARTA – Demi untuk bertemu kekasih hatinya, mahasiswa Indonesia ini ikut terisolasi di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China tempat mewabahnya virus corona. Dia datang ke Wuhan sebelum kota itu diisolasi.

Dia adalah Haibat Akbar Ilham Pratama. Mahasiswa Indonesia asal Bogor Jawa Barat ini memang tidak menuntut ilmu di Wuhan, tapi di Guangxi Medical University, di Kota Nanning, Provinsi Guangxi, China.

Dalam wawancara khusus dengan Haluan.co (Haluan Media Group) via WhatsApp, Rabu (29/1/2020), Haibat menyebutkan bahwa dia pergi ke Wuhan tanggal 9 Januari 2020, sebelum virus corona mewabah dan membunuh seratusan orang di kota tersebut.

“Jadi sebenarnya saya datang ke Wuhan cuma untuk berlibur saja untuk bertemu teman-teman saya dulu waktu belajar bahasa. Sekalian menghabiskan waktu liburan musim dingin,” jelas Haibat.

Karena sudah menjadi kebiasaan Haibat, masa libur musim dingin, dia tidak pulang ke Indonesia, tapi diisi dengan kegiatan travelling di China. Pada masa libur kali ini dia pergi ke Kota Wuhan.

“Katanya mau ketemu pacar?” pancing wartawan Haluan Media Group (HMG). “Iya ketemu teman-teman dan sekalian ketemu pacar juga,” kata mahasiswa Fakultas Kedokteran Guangxi Medical University itu dengan jujur.

Ditanya soal kondisi yang terjadi saat ini di Wuhan, Haibat menyebutkan bahwa sejauh ini di tempat dia singgah kurang lebih masih aman. “Aman dalam tanda kutip, karena bukan di pusat outbreak-nya,” jelasnya.

Begitu juga dengan mahasiswa Indonesia yang ada Wuhan semuanya masih aman. Sejauh ini mereka berkomunikasi di grup WhatsApp. Hanya saja mereka tidak banyak ke luar kamar untuk mengurangi terpapar sama udara luar.

Dia tidak tahu jumlah mahasiswa Indonesia yang ada di Wuhan saat ini. Dia singgah di asrama mahasiswa di Huazhong University of Science and Technology, tempat sang pacar kuliah. Dia tinggal bersama 9 orang mahasiswa Indonesia lainnya di daerah sekitar kampus tersebut.

Salah satu kesulitan yang mereka hadapai di Wuhan saat ini, adalah supply makanan di supermarket. Seperti telor, roti, sayur karena selalu habis tiap hari. Karena kebetulan lagi liburan Imlek juga, pihak supermarket belum ada re-stock.

Ketika ditanya apakah mereka berkeinginan segera pulang ke Indonesia? “Ya, kalau dari segi psikologis pasti pengin. Karena biar bagaimanapun, segala sesuatu di Indonesia lebih terjamin,” jelasnya.

Berikuti petikan wawancara wartawan HMG dengan Haibat Akbar Ilham Pratama:

HMG: Saya mendapat kabar anda lagi Wuhan saat ini. Bisa diceritakan kok sampai ke Wuhan?

Haibat: Iya. Jadi sebenarnya saya datang ke Wuhan, cuma untuk berlibur saja bertemu temen-temen saya dulu waktu belajar bahasa. Sekalian menghabiskan waktu liburan musim dingin.

HMG: Kapan ke Wuhanya?

Haibat: Tanggal 9 Januari. Karena memang musim dingin, saya punya tradisi tidak pulang ke Indonesia pas winter karena mau travelling di China.

HMG: Katanya mau ketemu pacarnya?

Haibat: Iya ketemu teman sama sekalian ketemu pacar juga.

HMG: Bagaimana kondisi saat ini?

Haibat: Sejauh ini di tempat saya singgah kurang lebih masih aman dalam tanda kutip, bukan di pusat outbreak-nya.

HMG: Dari mahasiswa Indonesia yang ada di Wuhan, apa semuanya masih aman?

Haibat: Sejauh ini kita komunikasi di grup. Kita masih aman. Kita gak terlalu banyak keluar kamar karena mengurangi kepapar sama udara luar.

HMG: Berapa jumlah mahasiswa Indonesia di Wuhan saat ini?

Haibat: Wah aku kurang tahu kalau totalnya yang ada di Wuhan. Tapi kalau yang tinggal di daerah kampus tempat saya singgah ada 10 orang. Termasuk saya.

HMG: Boleh disebutkan alamat lengkapnya?

Haibat: Huazhong University of Science and Technology. Saya gak tau alamat lengkapnya. Tapi kita berada di dorm universitas tersebut.

HMG: Anda sendiri kuliahya di kota mananya?

Haibat: Saya kuliah di Fakulatas Kedokteran Guangxi Medical University. Terletak di Kota Nanning, Provinsi Guangxi.

HMG: Menurut informasi yang anda dapat, berapa jumlah korban meninggal akibat virus corona di Wuhan?

Haibat: Di Hubei ada 3554 kasus, 125 meninggal dan 80 berhasil disembuhkan atau ditangani. Ini data dari temen saya yang selalu update.

HMG: Kesulitan apa yang dihadapi mahasiswa Indonesia saat ini di Wuhan?

Haibat: Ya, kalau dari segi psikologis pasti pengin. Karena biar bagaimanapun, segala sesuatu di Indonesia lebih terjamin. Saya minta doanya yang terbaik buat kita semua di sini.


Reporter: Syafril Amir

Editor: Rico Mardianto

Terkini

Terpopuler