Akses ke Istana Ditutup, Massa Aksi Mujahid 212 Tertahan di Patung Kuda

Sabtu, 28 September 2019 - 11:06 WIB
Massa peserta Aksi Mujahid 212 tertahan di Patung Kuda karena akses menuju Istana Negara ditutup (Foto: Muhammad Rizky/Okezone)

RIAUMANDIRI.CO, JAKARTA - Polisi menutup akses menuju Istana Negara di kawasan Patung Kuda Arjuna Wiwaha. Massa Aksi Mujahid 212 yang berjalan dari Bundaran Hotel Indonesia (HI) menuju Istana pun harus tertahan di sana.

Wakapolres Jakarta Pusat, AKBP Susatyo Purnomo mengatakan, massa yang hendak menuju Istana hanya diperkenankan untuk melakukan unjuk rasa di kawasan Patung Kuda. Hal itu dilakukan mengingat di kawasan tersebut terdapat lahan yang luas bagi massa.

"Tentunya massa aksi akan stop di Patung Kuda. Karena di sana tempatnya juga lebih luas bisa menampung massa," kata Susatyo di Bundaran HI, Sabtu (28/9/2019).

Susatyo juga mengimbau agar semua masyarakat yang mengikuti kegiatan aksi untuk langsung menuju ke Patung Kuda. Di sana pihaknya telah menyiapkan sejumlah pengamanan.

"Nanti kami akan menyambut di Patung Kuda, sehingga kegiatan bisa berjalan aman dan lancar," tuturnya.

Ia menambahkan, untuk rekayasa lalu lintas sendiri dilakukan tergantung situasi dan kondisi di lapangan. Sejauh ini belum ada rekayasa lalin yang dilakukan. Hanya saja jalan menuju Istana dari arah Jalan MH Thamrin harus ditutup.

"Tentu kami akan melihat berapa jumlah massa yang akan hadir pada hari ini. Dan apabila nanti telah memenuhi jalan, tentu akan ada rekayasa arus lalu lintas, tergantung pada situasi saat nanti kegiatan," ujarnya..

Lebih lanjut ia menyebut untuk pengaman pihaknya telah menyiapkan sejumlah personel. Kendati begitu dirinya tidak menjelaskan seperti apa pengamanan yang sudah disiapkan tersebut.

"Tentunya semua kerawanan, kami lakukan antisipasi. Baik itu kerawanan seperti kemacetan lalu lintas, atau pun aksi-aksi lainnya. Atau pun kalau nanti ada penyusup atau ada provokator dan sebagainya, kami bersiap dengan semua kemungkinan. Itu bagian dari pengamanan pada hari ini," pungkas Susatyo.**

Editor: AA Rahman

Terkini

Terpopuler