Pascainsiden Pelemparan, Militer Israel Interogasi Gadis Palestina Usia 12 Tahun

Senin, 23 September 2019 - 06:00 WIB
Ilustrasi

RIAUMANDIRI.CO, YERUSALEM - Pusat Informasi Wadi Hilweh di Silwan (Silwanic) melaporkan, tentara Israel mendobrak masuk ke rumah Sondos Omar Atiya pada Sabtu (21/9) sore. Kemudian, tentara Israel menginterogasi Atiya, gadis yang masih berusia 12 tahun.

Atiya ditanya apakah pernah melihat orang-orang yang melemparkan batu kepada tentara Israel yang sedang mengendarai mobil Jeep di Yerusalem Timur. Dia juga ditanyai apakah merekam kejadian tersebut dengan menggunakan gawai.

Tentara Israel itu kemudian memeriksa beberapa gawai di rumah yang digeledahnya. Lalu menanyai ayah Atiya sebelum mereka meninggalkan rumah.

"Salah satu tentara Israel bertanya kepada saya, apakah saya mengenakan kemeja hitam dan merekam kejadian, dia bertanya apakah saya punya gawai atau saya menggunakan gawai saudara saya, saya bilang tidak," kata gadis Palestina berusia 12 tahun itu kepada Silwanic.

Atiya mengaku bahwa tentara Israel terus bertanya kepadanya. Mereka terus menanyakan, apakah Atiya melihat orang yang melempari mereka dengan batu. Kemudian ayah Atiya menjawab pada insiden itu sekeluarga sedang kumpul untuk makan bersama.

Silwanic menyampaikan, hal serupa terjadi pada 31 Juli 2019. Polisi Israel memanggil Firas Obaid seorang warga Palestina yang tinggal di Yerusalem Timur. Polisi itu menuduh putra Firas bernama Qais yang berusia enam tahun telah melemparkan batu ke tentara Israel yang sedang patroli.

Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) mengutuk mereka yang menginterogasi anak-anak dan warga Palestina. Menurut PLO, tentara dan polisi Israel yang menginterogasi warga bertujuan untuk meneror rakyat Palestina. 

Mereka bermaksud menyampaikan pesan bahwa tidak ada seorang pun bahkan Dewan Keamanan PBB termasuk PBB dan organisasi-organisasi lain dapat melindungi warga Palestina dari pendudukan Israel.

Sementara, Juru Bicara Kepolisian Israel, Micky Rosenfeld menyampaikan, memanggil orang tua untuk ditanyai karena perbuatan anak-anak mereka itu hal yang wajar sesuai prosdur. 

"Itu sebagai prosedur standar, ini adalah proses pendidikan dan pada saat yang sama masyarakat ikut menangani insiden yang terjadi," kata Micky, dilansir dari Press TV, Senin (23/9).

Editor: Nandra F Piliang

Terkini

Terpopuler