Satgas Pangan Polda Riau Sidak Terminal Bongkar Muat, Ini Temuannya

Jumat, 29 Desember 2017 - 19:33 WIB
Dir Reskrimsus Polda Riau AKBP Gidion Arif Setiawan, berbincang dengan salah seorang pedagang dalam sidak di terminal bongkar muat bahan pokok Kota Pekanbaru di Terminal Bandar Raya Payung Sekaki, Kecamatan Air Hitam, Jumat (29/12/2017) dini hari.
RIAUMANDIRI.CO, PEKANBARU - Jelang akhir tahun, ketersediaan sejumlah komoditas pangan di Riau mengalami pengurangan. Hal ini menjadi salah satu penyebab naiknya harga barang di pasaran. Kenaikan yang cukup signifikan terjadi pada komoditas cabai. Bahkan untuk cabai rawit sudah naik hingga Rp60 ribu per kilogram dari harga biasanya sekitar Rp45 ribu.
 
Hal ini diketahui dari inspeksi mendadak (sidak) yang dilakukan Satuan Tugas (Satgas) Pangan Polda Riau bersama Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau dan Badan Urusan Logistik (Bulog) Provinsi Riau, di terminal bongkar muat bahan pokok Kota Pekanbaru di Terminal Bandar Raya Payung Sekaki, Kecamatan Air Hitam, Jumat (29/12/2017) dini hari 
 
Dalam sidak, rombongan mendatangi satu per satu pedagang yang sedang melakukan transaksi jual beli bahan pokok. Di sana diketahui bahwa kenaikan harga khususnya terhadap cabai mengalami kenaikan cukup tinggi.
 
Seperti dituturkan salah seorang pedagang, Andi. Dikatakannya, saat ini harga cabai asal Jawa menyentuh Rp45 ribu. Bahkan sehari sebelumnya mencapai Rp50 ribu. Harga ini, katanya, meningkat sekitar Rp10 ribu dari harga normal. "Sementara untuk cabai rawit asal Bukittinggi, naik sekitar Rp20 ribu menjadi Rp60 ribu," katanya kepada Riaumandiri.co yang turut dalam sidak tersebut. 
 
Melihat kondisi ini, Direktur Reserse Kriminal Khusus (Dir Reskrimsus) Polda Riau, AKBP Gidion Arif Setiawan, yang memimpin sidak, mengatakan pihaknya ingin memastikan ketersediaan bahan pokok di pasaran. Selain itu, stabilitas harga bahan pokok juga menjadi fokus jelang pergantian tahun.
 
"Untuk cabai, dinamika harganya masih fluktuatif. Kita cek juga ketersediaannya di Pasar Induk ini. Memang ada sedikit penurunan stok, terutama cabai dari Sumbar (Sumatera Barat) sehingga berdampak pada kenaikan harga," ungkap Gidion.
 
Alternatif cabai lainnya selain Sumbar, kata Gidion, cukup untuk memenuhi permintaan konsumen di pasar tersebut. Seperti cabai dari Jawa, Palembang hingga Medan. "Jadi pembeli bisa memilih sesuai kebutuhannya, meski sejauh ini cabai asal Sumbar masih menjadi yang paling dicari," sebut Dir Reskrimsus.
 
Lebih lanjut, dari perbincangannya dengan sejumlah pedagang, diketahui permintaan pasar terhadap cabai asal Sumbar saat ini masih tinggi. Pasokan menurun terjadi karena sejumlah faktor yakni kondisi alam, periode panen para petani, hingga proses distribusinya ke Provinsi Riau.
 
"Begitu ketersediaan cabai Sumbar berkurang, masih ada pilihan atau alternatif, yakni cabai yang berasal dari daerah produksi lainnya. Banyak faktor yang membuat ketersediaannya berkurang. Saat ini mereka menjual Cabai asal Sumbar dengan harga berkisar Rp52-53 ribu per kilogramnya," imbuhnya.
 
Sejauh ini, kata Gidion lagi, kenaikan harga terhadap komoditas cabai terjadi memang karena pasokan yang berkurang. Pihaknya belum menemukan adanya spekulan yang bermain hingga terjadi kenaikan harga. "Saat ini murni karena pasokan. Bukan karena ada penimbunan. Cabai ini juga waktu simpannya singkat, jadi kecil kemungkinan penimbunan," pungkasnya.
 
Reporter:  Dodi Ferdian
Editor:  Rico Mardianto
 

Editor:

Terkini

Terpopuler