Tunjuk Ajar Melayu Bakal Diajukan Sebagai Warisan Budaya Dunia

Senin, 28 Agustus 2017 - 14:03 WIB
Yoserizal Zein, saat menyampaikan sambutan pada acara sosialisasi Tunjuk ajar Melayu (Foto: RMC/Nurmadi)
PEKANBARU, RIAUMANDIRI.co - Setelah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) Indonesia, Tunjuk Ajar Melayu, kembali akan diajukan sebagai warisan budaya Dunia. Setelah pantun yang telah diajukan ke Unesco untuk disahkan sebagai warisan budaya Dunia.
 
Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Riau, Yoserizal Zein, kepada ratusan pelajar se Kabupaten/Kota, pada acara Sosialisasi tunjuk ajar melayu bagi pelajar se Provinsi Riau pada acara pembukaan sosialisasi Tunjuk Ajar Melayu, bagi pelajar se Provinsi Riau, Minggu (27/8) malam, di Hotel Alpha, Pekanbaru. Menurut Yose, tunjuk ajar melayu sudah digunakan oleh beberapa negara di Asia.
 
"Tunjuk ajar melayu telah disahkan sebagai WBTB Indonesia. Kedepan kita akan mencoba ajukan sebagai warisan budaya Dunia. Setelah Pantun yang telah masuk di Unesco menunggu pengesahan, dan untuk sosialisasi ini perlu kita berikan kepada pelajar agar tunjuk ajar ini tetap lestari," ujar Yoserizal.
 
Pada kesempatan tersebut Yoserizal mengumumkan 11 WBTB Riau yang baru saja mendapatkan pengesahan dari pemerintah pusat melalui Kementerian Pendidikan dan kebudayaan. Dijadwalkan pada November mendatang akan diserahkan sertifikat oleh Menteri yang akan diterima oleh Gubernur Riau.
 
Ke 11 WBTB Riau yang masuk sebagai WBTB Indonesia, ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda Indonesia, yakni, Tunjuk ajar Melayu karya Almarhum Tenas Efendi, Sijobang "Buwong Gasiong", Silat, Zapin Api, Zapin Meskom, Manongkah, Perahu Beganduang Kuansing, Batobo, Rumah Lontiok, Selembayung Riau dan Onduo.
 
"Sesuai dengan persyaratan dari Unesco, kalau sudah mendapat sertifikat Nasional, maka WBTB kita yang ada sekarang bisa diajukan ke Unesco. Untuk mendapatkan pengakuan dunia, WBTB kita sekarang ada 21 jadi semua bisa kita ajukan," tambahnya.
 
Menurut Yose, kerja keras telah menunggu para generasi muda dalam melestarikan mata budaya melayu agar tidak hilang di makan zaman dan terancam punah. Kedepan bagaimana pembinaan terhadap mata budaya, menjadi tanggung jawab Kabupaten Kota. kabupaten Kota.
 
"Masalah nilai budaya sudah mulai dilupakan dan terkikis. Persoalan sosial tata krama dan sopan santun sudah mulai terabaikan. Kalau nilai ini terkikis maka sistem simpul generasi muda akan di jajah. Salah satunya masuknya narkoba, dari negara-negara luar. Untuk itu perlu dibentengi dan tertuang dalam tunjuk ajar melayu. Dari sosialisai Tunjuk ajar melayu ini, diharapkan bisa diimplementasikan oleh seluruh pelajar se Riau ini," ungkap mantan Kepala BPAD Riau tersebut.
 
Kegiatan sosialaisasi Tunjuk ajar melayu ini berlangsung selama tiga hari, dengan menghadirkan 6 narasumber. Di antaranya, budayawan, Taufik Ikram Jamil, Ok Nizami Jamil, Zulkifli ZA, Fakrunnas MA Jabar dari sastrawan, dan Tuan guru Syafruddin Saleh.
 
Masing-masing narasumber akan memberikan materi pembelajaran sesuai dengan ahlinya kepada pelajar-pelajar SMP dan SMA se Riau, yang diwakili masing-masing Kabupaten/Kota.
 
Baca juga di Koran Haluan Riau edisi 28 Agustus 2017
 
Reporter: Nurmadi
Editor: Nandra F Piliang

Editor:

Terkini

Terpopuler