Narkoba dan Terorisme Ancaman Bagi Dumai

Ahad, 11 Juni 2017 - 21:01 WIB
Walikota Dumai Drs H Zulkifli AS didampingi Dandim 0320 Dumai Letkol Kav Rendra Siagian, Kapolres Dumai Donal Happy Ginting (Foto: RMC/Parno)
Dumai (RIAUMANDIRI.co) - Hampir dalam waktu bersamaan dari dua tersangka, diamankan 9 kg sabu dan 4 ribu pil ekstasi di tempat terpisah. Hal ini menunjukkan Dumai menjadi sasaran pintu masuk barang haram tersebut, selain itu ada tiga warga Dumai yang ditangkap saat ingin bergabung dengan kelompok Santoso. 
 
Hal itu dikatakan Kapolres Dumai, AKBP Donal Happy Ginting saat rapat koordinasi lintas sektoral, "Artinya dua hal itu harus kita waspadai dengan serius," pesan Kapolres, akhir pekan kemarin.
 
Disebutkan Kapolres, 9 kg sabu dan 4 ribu ekstasi, dimana 7 kg dan ekstasi di Bengkalis , dan 4 kg di Dumai. "Dumai masih tetap menjadi pintu masuk dari Rupat, kalau Dumai lemah lewatlah itu, dan narkoba masuk dengan modus baru, masuk di waktu subuh, jam magrib. Kalau dulu dari terminal, sekarang bergesar mencari mobil disimpan Jalan Perwira," bebernya.
 
Terkait teroris, kata Kapolres, 3 warga Dumai ditangkap yang hendak gabung ke Poso, yakni O yang merupakan anak dari seorang scurity sekarang masih bertahan di Poso, kemudian S dan D yang sudang pulang ke Dumai.
 
"Masalahnya, mereka tetap deklarasi pada ISIS. Dan undangan - Undang tereoris di negara kita, baru bisa diproses kalau sudah ada perbuatan nyata, seperti kejadian di kampung melayu," tegas Donal. 
 
Menimpali permasalahan tersebut, Dandim 0320 Dumai Letkol Kav. Rendra Siagian menyebutkan, kalau narkoba terlalu banyak pintu masuk di Dumai, dan harus diwaspadai, jangan hanya mengandalkan aparat tapi semua elemen masyarakat harus turut membantu. "Harus ada gerakan dari bawah untuk memberantasnya," ujar Dandim.
 
Soal terorisme , kondisi saat ini ISIS di Suriah sudah terdesak, tentu mereka tidak ingin membiarkan ISIS hilang begitu saja, jadi pimpinan mereka instruksikan pasukannya kembali ke negaranya masing-masing, untuk melakukan pergerakan di negaranya tersebut, seperti di Filipina.
 
"Mereka didoktrin karena imannya tipis, melakukan teror di negara masing-masing ini sudah tidak masuk akal, Filipina sudah terjadi, ini harus diwaspadai, jangan takut untuk melaporkan. Jangan bilang bukan tugas kami, buat mereka takut masuk ke lingkungan dan negara kita," pinta Dandim, Rendra Siagian.
 
Walikota Dumai Drs H Zulkifli AS menjelaskan, bahwa salah satu terduga teroris di Poso orang tuanya mengaku sudah sangat kesulitan untuk merubah cara pandang anaknya tersebut. "Selaku orang tua mari kia awasi terus anak kita, agar tidak terjerumus dalam aliran menyimpang," pesan Wako Zulkifli AS.
 
Baca juga di Koran Haluan Riau
 
Reporter: Parno Sali
Editor: Nandra F Piliang

Editor:

Terkini

Terpopuler