Aksi Jalan Kaki ke Jakarta Tetap Lanjut

Rabu, 30 November 2016 - 01:13 WIB
Massa yang tergabung dalam Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF-MUI) berjalan kaki menuju Jakarta di Jalan Raya Tasikmalaya-Malangbong, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Selasa (29/11). Meski diguyur hujan, aksi jalan kaki tetap berlan

GARUT (riaumandiri.co)-Ratusan massa peserta aksi jalan kaki dari Ciamis ke Jakarta, telah melewati wilayah Lewo, Kabupaten Garut, Jawa Barat, pada Selasa (29/11) malam. Meski hujan sempat mengguyur, massa tak gentar dan terus berjalan kaki.

Seperti diketahui, aksi jalan kaki tersebut guna menghadiri aksi damai Bela Islam Jilid 3, yang akan dipusatkan di kawasan Monas Jakarta, 2 Desember mendatang.

Massa dari Ciamis tersebut, memilih untuk pergi berjalan kaki menuju Jakarta. Hal itu disebabkan pihak pengelola bus angkutan umum, menolak memberangkatkan mereka menuju Ibukota. Para pengelola bus tersebut mengaku mendapat peringatan dari aparat untuk tidak mengangkut massa yang akan mengikuti aksi damai 212 di Jakarta. Tuntutannya adalah supaya tersangka dugaan penistaan agama Ahok, segera ditahan setelah ditetapkan sebagai tersangka.

Hujan mengguyur seusai massa menunaikan salat Magrib di Masjid Raya Malangbong. Para peserta pun harus menggunakan jas hujan yang sebelumnya telah diberikan panitia. Beruntung, hujan yang turun dengan intensitas cukup deras itu tak berlangsung lama, hanya setengah jam.

Hingga pukul 21.00 WIB tadi malam, massa terus bergerak menuju Limbangan dengan target finis di di kawasan Nagrek. Setelah itu, mereka terus berusaha melanjutkan perjalanan hingga Jakarta. Tak nampak tanda-tanda menyerah meski mereka telah berjalan sekitar 12 jam.

Salah satu peserta aksi, Firman, mengaku tak masalah dengan turunnya hujan. Sebab baginya hujan merupakan rahmat dari Allah yang harus disyukuri. Ia pun mengatakan aksi kali ini sebagai bentuk jihadnya bagi Islam.

"Aksi kali ini sebagai bentuk jihad, hujan seperti ini enggak bakal menghalangi kami," ujarnya.

Terus Bertambah
Sebelumnya, Koordinator aksi KH Saeful Khiyar, menargetkan massa dapat mengakhiri jalan kaki pada Selasa kemarin di kawasan Nagrek. Di tempat itu, massa akan menginap untuk kembali melanjutkan aksi pada hari ini.

"Kami targetkan hari ini sampai Nagrek, tapi lihat situasi juga, besok lanjut lagi," katanya.

Berdasarkan pantauan, rombongan mulanya hanya berjumlah sekitar 200 orang yang terdiri dari santri dan masyarakat umum. Namun jumlah itu terus bertambah seiring wilayah yang mereka lewati.

Sebab, terdapat massa juga yang telah menunggu di wilayah lain di sepanjang jalan raya menuju Garut untuk bergabung dalam aksi jalan kaki.

Terpantau hingga malam ini, massa diperkirakan berjumlah 500 orang dan terus bertambah. Pada Selasa sekitar pukul 8 pagi, mereka bergerak dari perbatasan Ciamis-Tasik. Sekitar pukul 11 siang, mereka beristirahat sejenak di Ciawi. Seusai istirahat sekitar 45 menit, mereka lanjutkan perjalanan hingga sampai malangbong pada pukul 15.30 WIB.

Belum nampak santri yang menunjukan itikad menyerah dan mundur dari aksi tersebut. Salah satunya Ahmad Husain yang mengaku ingin membela Islam dengan aksi kali ini. Hal itulah yang memotivasinya untuk terus melangkahkan kaki.

Jadi Tausiah
Sementara itu, terkait aksi 212 nanti, Wakil Ketua GNPF-MUI Ustaz Zaitun Rasmin mengatakan, dalam aksi nanti, tidak ada digelar orasi.

"Tidak ada (orasi), kan orasi bisa berubah jadi tausiah," ujarnya usai rapat bersama Polda Metro Jaya di Gedung Biro Operasi Polda Metro Jaya.

Zaitun mengatakan aksi tersebut tidak mengubah tuntutan massa yakni penegakan hukum bagi Ahok dalam dugaan penistaan agama hingga tuntas. "Tuntutan tetap sama. Inilah model yang terbaik untuk Indonesia, tuntutan belum berubah tapi kita bisa komunikasi, tetap santun," ujar Zaitun.

Menurut Zaitun, aksi penyampaian pendapat tidak harus selalu disampaikan dengan orasi apalagi tindakan anarkis. "Mungkin kalau di luar negeri, nggak ada ini di Eropa, di Arab nggak ada. Di sana kalau tuntutan keras bisa dengan keras, kami tidak," kata Zaitun.

Zaitun mengungkapkan rapat di Polda Metro Jaya Selasa tadi membahas soal pelaksanaan teknis di lapangan terkait aksi nanti.

Rapat dihadiri Wakapolda Metro Jaya Brigjen Suntana, dan pejabat utama Polda Metro Jaya, sementara dari GNPF hadir Zaitun, serta Panglima GNPF Munarman.

Untuk diketahui, Polri dan GNPF-MUI membentuk Satgas terpadu yang akan mengatur masalah teknis tersebut. Tim Satgas terpadu ini nantinya yang akan mengatur arus massa hingga penempatan mimbar untu khatib, arah kiblat hingga posko kesehatan, toilet dan lainnya.

Selain itu, Polda Metro Jaya juga menyiapkan sejumlah fasilitas untuk memperlancar aksi super tersebut. Segala keperluan peserta aksi untuk salat Jumat disiapkan oleh pihak kepolisian dan Pemda DKI.

"Semua kita siapkan seperti toilet, tempat wudhu, tikar, kesehatan, dokter, dan lainnya kita siapkan karena kegitan ini untuk kepentingan bersama masyarakat Jakarta dan sekitanya," kata Wakapolda Metro Jaya Brigjen Suntana.

 (bbs, rol, ral, sis)
 

Editor:

Terkini

Terpopuler