Catatan untuk Septina Primawati

Rabu, 12 Oktober 2016 - 08:39 WIB

MESKI diuji dengan proses perjuangan yang panjang untuk meraih posisi menjadi Ketua DPRD Riau (pergantian antar waktu, red), yang menggantikan Suparman maju dalam pemilihan kepala daerah serentak tahun 2015, akhirnya Septina Primawati Rusli mengakhiri perjuangan panjang tersebut. Pelantikan akan dilaksanakan 24 Oktober mendatang.

Sebagai salah satu Srikandi Riau, tentunya publik memiliki banyak harapan kepada istri Gubernur Riau dua periode, HM Rusli Zainal ini. Apalagi jabatan yang melekat di badannya merupakan amanah dari masyarakat Provinsi Riau, yakni, jabatan politis.

Tentunya berbagai tantangan dan halangan akan dihadapi dalam kepemimpinannya. Namun tidak perlulah takut, asalkan Septina menjadi dirinya sendiri  dan menjalankan tugas, pokok dan fungsi sesuai peraturan dan perundang-undangan yang berlaku di negara ini.

Pastinya, Septina sudah mengetahui seluk beluk dinamika politik Bumi Lancang Kuning. Hal ini didasari pengalamannya mendampingi sang suami, baik di legislatif hingga pemerintahan. Tak patut jugalah penulis mengajarkan ataupun memberikan masukan, karena Septina ya Septina, bukan jadi orang lain.

Tapi dalam konteks ini, penulis hanya mengingatkan saja, bahwasannya pemimpin yang berintegritas adalah pemimpin yang tanpa kedok. Pemimpin yang berintegritas bertindak sesuai dengan ucapan, sama di depan dan di belakang umum, konsisten antara apa yang diimani dan kelakukannya, antara sikap dan tindakkan, antara nilai hidup yang dianut dengan hidup yang dijalankan.

Pemimpin yang berintegritas adalah pemimpin yang matang, tanpa kompromi, menolak pengakuan untuk dirinya sendiri. Di dalam menjalankan hidup serta pelayanannya pemimpin yang matang dan berintegritas berfokus untuk mencapai tujuan yang mulia. Seorang pemimpin yang memiliki integritas adalah yang memiliki integritas dalam etika dan moral.

Integritas dalam keberadaan benar dihadapan Tuhan dan benar dengan diri sendiri, integritas dalam berpikir, integritas dalam berkomunikasi. Kunci mengembangkan integritas dengan perhatikan hal-hal kecil katakan “TIDAK“ kepada cobaan dan jangan bedakan kehidupan di depan umum.

Karena integritas adalah kualitas yang harus di lakukan oleh seorang pejabat. Dunia membutuhkan para pemimpin yang berpengaruh. Untuk mampu, memiliki pengaruh setiap pemimpin harus memiliki integritas.

Mengapa integritas begitu amat penting, sebab integritas memberikan kuasa kepada kata-kata kita, memberikan kekuatan bagi rencana-rencana kita dan memberikan daya (force) bagi tindakkan kita. Integritas berasal dari kata latin “Integrated“ artinya “ komplit “,  utuh dan sempurna. Yang berarti tidak ada cacat.

Profesionalitas adalah integritas yang teruji, abdi negara yang professional adalah abdi negara yang memiliki integritas yang teruji, tidak suka menggunakan aji mumpung memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan, apalagi kesempatan dalam tanda petik yang selalu bermakna negatif.

Tidak mudah memang. Ada kesempatan untuk korupsi, kita menjadi bimbang. Sisi baik pada hati kita mengatakan jangan tetap sisi buruknya mengatakan tunggu apalagi. Mumpung ada kesempatan, sebab kalau tidak akan banyak orang lain akan menggunakan kesempatan tersebut. Korupsi itu manis diawal-awalnya tetapi akan menjadi pahit bahkan sangat pahit di ujung-ujungnya.

Profesional artinya, jika kita bisa menahan diri melakukan penyimpangan seperti itu meskipun kesempatan itu sangat terbuka lebar. Abdi negara yang professional tidak akan berani menggunakan kesempatan, apalagi mencuri-curi kesempatan. Integritas yang teruji merupakan modal utama bagi kita untuk menjadi pelayanan masyarakat yang benar-benar berjiwa melayani.

Di masa ini, karakter yang demikian bisa dikatakan satu berbanding seribu, inilah biang kerok kenapa pemerintah kita kurang profesional karena betapa susahnya mencari aparat pemerintah yang benar-benar memiliki integritas yang teruji. Yang banyak adalah aparat pemerintah yang suka mencuri-curi kesempatan.

Kesempatan sudah ditutup rapat rapat tetapi dasar mentalnya rendah, ada saja celah-celah untuk melakukan penyimpangan. Hal ini bisa terjadi lantaran semua orang suka bermain kongkalikong, atasan dengan bawahan sama melakukan penyimpangan.

Mengapa pemimpin harus merasa aman? Rasa aman sangat penting bagi seorang pemimpin untuk menjalankan kekuasaan dan otoritasnya. Bila seorang pemimpin merasa tidak aman, ia akan membuat orang-orang di sekitarnya menderita yang pada akhirnya, ia akan membuat dirinya sendiri serta pekerjaannya turut menderita dan gagal sebagai seorang pemimpin.

Pemimpin yang memiliki rasa aman mampu berfokus dalam kepemimpinannya. Karena tujuannya jelas, yaitu, mencapai visi dan misi bersama. Rasa akan memberinya keberanian untuk mengambil tindakan walau tidak popular sekalipun. Integritas dalam hal kemurnian adalah satu tantangan yang sangat besar bagi para pemimpin. Keberhasilan sering kali memberi kesempatan bagi para pemimpin untuk jatuh ke dalam pencobaan.

Pemimpin yang efektif adalah pemimpin yang memiliki integritas dalam masalah uang. Banyak pemimpin-pemimpin yang sangat handal jatuh karena melanggar integritas mereka dalam masalah uang.

Betapa berdosanya jika kita tidak mau berubah untuk menjadi lebih baik, lebih profesional dalam bekerja sehingga gaji yang kita makan benar-benar menjadi rejeki yang halal dan barokah bagi keluarga kita semua.

Kalau ada kesempatan untuk menjadi aparat yang baik, kenapa tidak kita gunakan dengan semaksimal mungkin? Kenapa kita malah mencuri-curi kesempatan untuk menjadi orang yang tidak baik? Sekali lagi, jadilah diri sendiri guna mencapai tujuan yang mulia.

Perjalanan masih panjang, masih akan ada langkah-langkah berikutnya. Ingatlah, ketika membela kebenaran, masyarakat akan membela juga, tetapi jika melenceng, masyarakat pasti akan melawan. Selamat menjalankan amanah rakyat. ***

Editor:

Terkini

Terpopuler