Besok, JH Riau Kembali dari Tanah Suci

Sabtu, 17 September 2016 - 07:43 WIB
Jamaah haji Indonesia saat berada di Mina. Bila tidak ada aral melintang, para jamaah haji (JH) asal Riau akan kembali pulang ke kampung halaman mulai 18 September besok.

PEKANBARU (RIAUMANDIRI.co) - Setelah melaksanakan proses ibadah haji selama 40 hari di Tanah Suci, para jamaah haji (JH) asal Riau akan segera kembali ke kampung halaman.

Bila tidak ada aral melintang, para jamaah haji asal Riau akan kembali ke Tanah Air mulai 18 September besok. Rombongan pertama akan mendarat di Debarkasi Batam, yang diawali Kloter 2 asal Kota Pekanbaru.

Seperti dituturkan Kabid Haji dan Umrah Kemenag Pekanbaru, Defizon, Kamis kemarin, sejauh ini belum ditemukan kendala terkait pelaksanaan prosesi ibadah haji tahun 2016, yang diikuti 4.036 jamaah haji asal Riau.

Dikatakan, proses kepulangan jamaah haji asal Riau akan dimulai dengan kedatangan Kloter 2 di Debarkasi Batam, Besok mulai 18 September besok. Kloter 2 merupakan jamaah haji asal Pekanbaru dengan jumlah 441 orang.

"Sesuai jadwal, perpulangan akan diawali mulai 18 September dan berakhir pada 7 Oktober mendatang. Kita berharap semua berjalan lancar, tidak ada kendala," harapnya.

Lebih lanjut, Defizon menuturkan, untuk jamaah haji asal Pekanbaru, setelah kedatangan jamaah haji Kloter 2, selanjutnya Kloter 3 akan mendarat pada 19 September dengan jumlah jamaah sebanyak 444 orang, Kloter 4 pada 20 September dengan jumlah jamaah sebanyak 45 orang, Kloter 5 pada 21 September dengan jamaah sebanyak 89 orang, Kloter 10 pada 27 September dengan jmaah sebanyak 141 orang dan Kloter 20 pada 7 Oktober dengan jamaah sebanyak 25 orang.

"Kita harap jamaah kita yang pulang nanti diberikan kesehatan dan bisa meraih predikat haji mabrur," ujarnya lagi.

145 Orang Wafat Dari Tanah Suci, dilaporkan hingga saat jamaah haji Indonesia yang wafat tercatat sebanyak 145 orang.  Data dari Sistem Informasi Komputerisasi Haji Terpadu Kesehatan per 16 September 2016, tambahan jamaah wafat berasal dari mereka yang dirawat Rumah Sakit Saudi. Sebagian ada jemaah yang sakit sejak periode Armina.

Setiap tahun, angka jemaah haji yang wafat di Tanah Suci selalu menghiasi data. Ada yang jumlahnya naik, ada juga turun. Tahun ini, angkanya jauh lebih rendah dibandingan dengan tahun lalu. Namun, kematian jemaah bukan sekadar angka, tapi duka untuk semua.

Kepala Pusat Kesehatan Haji Kementerian Kesehatan, dr Muchtaruddin Mansyur, adalah orang yang tahu detail soal cerita setiap ada jamaah haji Indonesia yang wafat.

Setiap kali ada Certificate of Death (COD) yang masuk ke mejanya, dadanya sesak. Apalagi bila jumlahnya cukup banyak dalam sehari.

Menurutnya, setiap jamaah punya riwayat kesehatan sendiri. Setiap jamaah juga punya kisah dan cerita sebelum dinyatakan wafat. Ada yang meninggal di rumah sakit Saudi, Klinik Kesehatan Haji Indonesia, pemondokan, klinik pemondokan, masjid, di perjalanan, sampai di pesawat. Hari-hari Muchtaruddin penuh dengan kabar duka.

"Apalagi kemarin sampai 13 dalam sehari. Sampai sesak saya. Sebelumnya belum pernah seperti itu, paling enam atau satu-dua saja setiap hari," ungkapnya.

Dia tak menyangka, angka yang wafat pada saat hari kedua melontar jumrah di Mina cukup tinggi. Padahal prediksi sebelumnya, gangguan kesehatan pada jamaah akan terjadi di Arafah dan hari pertama melontar jumrah aqabah.

Salah satu cerita yang tak pernah terlupa adalah tentang seorang jemaah yang menderita diare cukup parah. Namun oleh kelompoknya, dia tetap dipaksa ikut untuk tawaf ifadhah sehingga kelelahan dan akhirnya meninggal dunia. Walau kematian adalah sesuatu yang sudah digariskan yang Maha Kuasa, namun tetap ke depan perlu ada antisipasi agar para jamaah tidak memaksakan diri.

"Nasihat dokter harus diperhatikan. Ini untuk menjaga keselamatan jamaah sendiri," ingatnya. (nie, dtc)

Editor:

Terkini

Terpopuler