Mengaku Mulai Bangkrut

Kamis, 14 April 2016 - 08:39 WIB
Akibat harga minyak dunia yang terus turun, pendapatan PT SPR yang mengelola 20 sumur jauh berkurang.Terlihat salah satu sumur minyak yang dikelola PT SPR di Kecamatan Tandun

TANDUN (riaumandiri.co)-Harga minyak dunia yang turun beberapa bulan terakhir ternyata berpengaruh pada pendapatan PT Sarana Pembangunan Riau yang bergerak di bidang perminyakan yang beroperasi Desa Koto Tandun, Kecamatan Tandun.

Manajemen PT SPR mengaku terang-terangan kalau perusahaan yang mengelola 20 sumur minyak ini mulai bangkrut. Mereka berencana akan melakukan efisiensi anggaran dengan mengurangi jumlah kontrak kendaraan. Tak tertutup kemungkinan PT SPR akan melakukan PHK.  

Efisiensi tersebut dilakukan akibat turunnya harga minyak dunia yang hanya US 35 dolar per barel. Sementara biaya operasional yang dikeluarkan manajemen setiap hari atau bulannya cukup tinggi.

“Ibarat kapal, PT SPR ini mulai oleng. Bisa dikatakan mulai bangkrutlah. Itu terjadi akibat menurunnya harga minya dunia yang hanya US 35 dolar per barel. Untuk efisiensi anggaran, manajemen perusahaan berencana mengurangi mobil kontrak.

Contohnya, kalau sebelumnya 5 mobil kontrak, mungkin akan diturunkan menjadi 3 unit saja. Selain itu mungkin saja akan terjadi PHK,” ungkap Arbaim, Humas PT SPR, Rabu (13/4).

Menurut Arbaim, jumlah sumur minyak yang dikelola PT SPR sejauh ini sebanyak 20 sumur.

 Sebagian dari sumur itu masuk Kampar. Dia juga mengaku hasil migas yang didapat dari setiap  sumur tidak diketahui karena hasilnya bervariasi.

 “Hasil per sumurnya kurang tau, karena bervariasi,”imbuhnya.

Diakui Arbaim, PT SPR merupakan anak perusahaan dari Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Provinsi Riau.
Kurang lebih 6 tahun sudah beroperasi di Kabupaten Rokan Hulu. Kemudian, sumur minyak yang dikelola katanya lagi merupakan peninggalan dari Caltex, termasuk ruas jalan.

“Jadi, sumur minyak yang dikelola PT SPR merupakan sisa-sisa dari Caltex. Setelah Caltex pergi PT SPR masuk. Kemudian, mengenai status jalan, itu bukan jalan masyarakat tapi milik perusahaan.

Karena dulunya kawasan ini masih hutan. Oleh Caltex dibangun jalan. Setelah Caltex pergi dilanjutkan oleh PT SPR,” kata Arbaim, menjelaskan tujuan pemasangan portal di ujung Desa Koto Tandun yang dijaga satpam PT SPR. ***

Editor:

Terkini

Terpopuler