Perjuangan Hidup

Jumat, 30 Januari 2015 - 07:43 WIB
ILUSTRASI

Pada dasarnya Islam mengajarkan umatnya untuk bersikap optimis dalam menjalankan kehidupan ini. Tapi optimisme tersebut haruslah didasarkan atas kemampuan kerja dan ikhtiar serta perjuangan secara terencana dan terus menerus tanpa henti. Karena tidak ada kerja keras yang dilakukan oleh manusia itu sendiri, yang Tuhan tidak akan memberikan pertolongan-Nya.

Dalam kondisi negara kita yang silih berganti diuji dengan berbagai cobaan dari kabut asap, erupsi gunung meletus, banjir, kecelakaan di udara, laut, darat, dan musibah para pemangku amanah di negeri ini yang cenderung abai atas amanah yang diberikan. Sebagian orang mungkin cenderung untuk memperoleh rezeki dengan cara yang tidak halal dalam menempuh dan menggapai hidup adalah sangat rentan, apabila tidak bisa menjaga iman yang konsiten. Ada istilah di pasaran mencari rezeki yang haram saja sulit, apalagi mencari rezeki yang halal. Ini mungkin mereupakan ungakapan yang tidak asing kita dengarkan dan tentunya ungkapan ini tidak dianjurkan sekaligus menyesatkan.

Terutama bagi mereka yang merasa bahwa tidak ada lagi jalan lain yang harus ditempuh untuk mendapatkan rezeki yang halal. Makna muslim dalam menggapai kebutuhan hidup di sini, menyangkut cara bagaimana kebutuhan kebutuhan hidup materiil manusia dapat terpenuhi. Kekayaan alam untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia telah disediakan Allah, yaitu sumber alam yang luas memiliki potensi untuk dieksploitasi guna memenuhi kebutuhan hidup manusia, bekerja untuk mengeksploitasi potensi alam adalah mutlak, kerja merupakan salah satu unsur mutlak dalam mencapai kebutuhan hidup.

Manusia sebagai penghuni planet bumi ini tidak bisa hidup sendiri, melainkan hidup bermasyarakat. Yang tidak dibenarkan mengeksploitasi sumber alam untuk kekayaan kelompok dan pribadi. Dalam konteks menggapai kebutuhan dan sikap perjuangan hidup ada beberapa harapan perjuangan hidup yang harus dipenuhi.

Pertama, semua kegiatan hidup bermotivasi ibadah, dalam Alquran surat adzariat ayat 56: “ Tidak Ku jadikan Jin dan Manusia Kecuali untuk beribadah (QS ad Dzariat 56). Mengajarkan bahwa jin dan manusia diciptakan Allah hanyalah agar beribadah. Hidup beribadah kepada Allah berarti taat, tunduk, dan patuh atas dasar cinta kepada Allah, hidup beribadah kepada Allah dalam artian menjaga kemashlahatan kehidupan.

Kedua, bekerja adalah wajib dan mulia banyak ayat ayat Alquran menyebutkan iman lazimnya diikuti amal shaleh, amal tidak lain dari pada kerja. Kerja nyata juga manisfestasi iman. Jika bekerja mencari kecukupan nafkah adalah wajib hukumnya, maka mewujudkan lapangan kerja oleh pengusaha wajib juga hukumnya. Allah SWT berfirman: Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan (QS al Nahl 97).

Ketiga, kasih sayang dan bersikap baik kepada sesama. Manusia dan sesamanya adalah kelurga besar baik di lingkungan keluarga, RT, RW bahkan dalam dimensi luas lagi ruang lingkup negara. Untuk melestarikan nilai kekeluargaan dan memupuk semangat kerja sama kemanusiaan, harus memupuk rasa kasih sayang satu sama lain dan memelihara rasa menghormati dan tolong menolong. Nabi SAW bersabda: Barang siapa yang melapangkan satu kesusahan dunia dari seseorang muslim, maka Allah SWT melapangkan darinya satu kesusahan dihari kiamat. Barangsiapa memudahkan urusan atas orang yang kesulitan, maka Allah memudahkan atasnya didunia dan akhirat (H R. Muslim).

Keempat, adalah yang halal dilakukan, yang haram ditinggalkan. Syariat Islam mengatur kehidupan manusia menuju terwujudnya terpenuhi kepentingan hidup yang membawakan kebaikan. Oleh karenanya yang baik dihalalkan, yang buruk dihilangkan,semua yang haram pasti merugikan hidup manusia. Menjauhkan yang haram akan membawa keuntungan bagi manusia, dan melanggar yang haram akan mendatangkan malapetaka bagi manusia.

Kelima, menegakkan nilai keadilan dan ihsan Islam mengajarkan agar nilai keadilan dan ihsan selalu ditegakkan dalam kehidupan bermasyarakat. Adil dapat diberikan pengertiannya secara umum tidak berat sebelah atau adil dapat diberikan pengertian memberikan kepada seseorang sesuai haknya. Secara negatif jangan merampas hak orang lain secara semena mena. Sedangkan ihsan dalam hubungannya dengan keadilan adalah kebajikan serta kebaikan dalam seluruh ciptaan Allah SWT baik  hewan, tumbuhan, manusia, dan alam jagad raya.

Hidup adalah perjuangan maka dalam meniti kehidupan tersebut dibutuhkan rambu rambu, sehingga kita tidak jatuh kepada kebinasaan. Memahami sekaligus memelihara etika dalam menggapai kebutuhan hidup adalah merupakan komitmen orang orang yang beriman.***
Mahasiswa PPS UIN Suska Riau.

Editor:

Terkini

Terpopuler