Posko Kesehatan Ditutup Sementara

Senin, 02 November 2015 - 07:29 WIB
Pemprov Riau akan menutup sementara Posko Kesehatan Karhutla seiring dengan membaiknya udara di Riau.

PEKANBARU (HR)-Pemprov Riau melalui Dinas Kesehatan memutuskan untuk menutup sementara sejumlah posko kesehatan, mulai hari ini (Senin, 2/11).

Langkah itu ditempuh setelah melihat perkembangan udara di Riau, yang terus membaik seiring dengan menghilangnya kabut asap di sejumlah wilayah.

Posko
Meski demikian, posko evakuasi korban asap yang ada di Gedung Daerah serta Kantor Dinas Bina Marga dan Cipta Karya Riau, tetap dibuka seperti biasa. Langkah ini ditempuh untuk mengantisipasi jika ada warga yang masih membutuhkan pertolongan akibat dampak asap.

Menurut Kepala Dinas Kesehatan (Kadiskes) Riau, Andra, Minggu (1/11), kebijakan untuk menutup sementara posko-poseko kesehatan tersebut, ditempuh setelah melihat kondisi udara yang terus membaik, khususnya di Pekanbaru. Bahkan tren kunjungan masyarakat ke posko-posko tersebut juga mengalami penurunan yang cukup tajam.

Untuk Kota Pekanbaru, posko pelayanan tersebut tersebar di beberapa titik. Seperti kawasan Purna MTQ, Panam,  Rumbai, Jalan Harapan Raya, Kantor Lembaga Adat Melayu (LAM) Riau di Jalan Diponegoro, Ramayana, Bandara SSK, Gedung Daerah dan Kantor Dinas Cipta Karya dan Bina Marga Riau.

"Akan ditutup untuk sementara," terangnya.

Dijelaskan Andra, penutupan sifatnya hanya sementara bagi posko kesehatan, namun untuk posko evakuasi masih tetap dibuka. Untuk efektivitas dan efisiensi, maka pelayanan kesehatan masyarakat diarahkan ke Puskesmas dan rumah sakit terdekat.

Meski ditutup sementara, tambahnya, tenda-tenda yang sudah berdiri di posko kesehatan tersebut, tetap berdiri seperti biasa. Kecuali tenda di Purna MTQ yang akan dibongkar.

Dengan demikian, bila dibutuhkan, maka tenda-tenda itu bisa langsung dioperasikan kembali. Andra mengakui, sejauh ini belum bisa dipastikan kapan kondisi udara di Riau akan benar-benar membaik. Hal itu mengingat kebakaran hutan dan lahan di provinsi tetangga masih terus berlanjut hingga saat ini.

"Jadi kita juga perlu antisipasi jika kondisinya tiba-tiba memburuk. Kalau dibutuhkan, tenda-tenda itu bisa langsung digunakan. Belum ada kepastian kapan udara kita benar-benar bebas dari asap," ujarnya.


Menurut laporan BMKG Pekanbaru, saat ini secara umum cuaca wilayah Provinsi Riau Cerah-Berawan . Peluang hujan dengan intensitas ringan hingga sedang dapat disertai petir dan angin kencang pada siang dan sore atau malam hari. Dan diprediksi terjadi di sebagian besar Wilayah Riau terutama bagian Pesisir Timur, Utara dan Barat.

Hujan Buatan Jalan Terus

Dari Jakarta, Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho juga membenarkan semakin membaiknya kondisi udara di sejumlah wilayah yang tertimpa malapetaka Karhutla, termasuk Riau.

Hingga Sabtu akhir pekan kemarin, Indeks Kualitas Udara (PM10) yang sebelumnya banyak berada pada level berbahaya, sudah mulai membaik. Bahkan udara sudah kembali pada level sedang dan baik. Begitu juga jarak padang di Pekanbaru mencapai 7 kilometer, Padang 4 kilometer, Jambi 2,8, Palembang 800 meter, Pontianak 2 kilometer, Palangkaraya 1,5 kilometer dan banjarmasin 6 kilometer.


Meski demikian, pihaknya akan terus melakukan proses hujan buatan dengan menyemai garam di atas awan.

"Sesuai dengan prediksi BMKG bahwa 26-31 Oktober 2015, hujan dan awan-awan potensial banyak di Sumatera dan Kalimantan. Untuk mempercepat dan meningkatkan intensitas hujan, maka pemerintah mengintensifkan operasi hujan buatan," terangnya.

Sutopo mengatakan, Presiden Joko Widodo telah memerintahkan hujan buatan ditingkatkan saat banyak awan seperti sekarang. Bahkan TNI AU akan mengirim pesawat Hercules C-130 untuk hujan buatan.

"4 Pesawat terbang yaitu 3 pesawat Cassa dan 1 pesawat CN-295 terus terbang melakukan penyemaian awan. Pesawat ditempatkan di Pekanbaru, Palembang, Pontianak dan Palangkaraya," ujarnya.

Total sudah 284,9 ton garam (NaCl) yang ditaburkan ke dalam awan sejak Juni hingga sekarang. Hujan buatan dilakukan oleh BPPT, BNPB, TNI AU dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. (nur, dtc)

Editor:

Terkini

Terpopuler