Masyarakat Perlu Tetap Berpedoman kepada Ideologi Pancasila

Rabu, 28 Oktober 2015 - 09:20 WIB
H Iqbal Ali memberikan pemaparan saat menjadi narasumber dalam Diskusi Publik yang digelar di Auditorium Ismail Suko, Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah, Selasa (27/10).

PEKANBARU (HR)-Forum Diskusi Publik kembali mengelar kegitan rutin bulanan. Kali ini mengangkat tema 'Aktualisasi Ideologi Pancasila di Kalangan Masyarakat Kota Pekanbaru.

Kegiatan digelar di Auditorium Ismail Suko, Pustaka Wilayah, Soeman HS, Provinsi Riau, ini menghadirkan nara sumber, di antaranya, Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Sosial Politik Persada Bunda dan Akademisi, Iqbal Ali, Wakil Ketua PW Muhammadiyah Riau, Jayus, sejumlah petinggi media, para mahasiswa dan  Hasan Basril sebagai moderator dan juga bertindak selaku narasumber dalam diskusi ini.
 Hasan Basril saat membuka diskusi mengatakan, pihaknya sengaja mengusung tema Aktualisasi Ideologi Pancasila di Kalangan Masyarakat Kota Pekanbaru, karena saat ini masih berbau peristiwa G-30 S-PKI. Paham komunis ini menggerak massa yang paling dikhawatirkan pemerintah. Makanya, lewat diskusi ini, diharapkan masyarakat tetap berpedoman kepada ideologi Pancasila.

"Dengan situasi apapun saat ini di Indonesia, kita mengajak masyarakat tetap berpegang teguh pada nilai-nilai Pancasila," katanya kemarin.
Sesuai diskusi yang digelar ini, berkaitan juga dengan paham komunis dan memaparkan sejauh mana ideologi Pancasila, dan lawan dari ideologi tersebut adalah paham kominis. "Komunis sesuai pemikiran yang dilontarkan Bung Hatta, Wakil Presiden RI saat itu, dimana Komunis akan tumbuh subur di negara-negara yang rakyatnya miskin," kata Hasan.
Disebutkan Hasan, ideologi menjadi hal yang penting bagi suatu bangsa dan negara. Beberapa di antaranya tentu memiliki pandangan hidup yang berbeda-beda. Oleh karenanya diperlukan penyesuaian pandangan hidup, sehingga terbentuk pandangan hidup kelompok yang dapat mengakomodasi berbagai kepentingan. Terutama kepentingan yang bertujuan mencapai kesejahteraan bersama dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Begitu pula pemaparan, Iqbal Ali, dalam diskusi ini menyebutkan.
Jika dalam bernegara bermasyarakat yang beradap sudah sangat kurang dalam bermoral dan aklak. Dimana kondisi yang ada saat ini, menipisnya aklak dan moral tersebut akan menciptakan masyarakat yang labil, bahkan kembali kepada peradapan dari beradap kepada sikap yang tidak beradap.

"Sesuai upaya Rasulullah, dapat membawa manusia dari tidak beradap ke manusia yang ber aklak dan beradap, Namun kini kembali dari yang beradab bperlahan kembali pada manusia yang kurang moralnya, "kata Iqbal Ali.
Perlu disampaikan kata Iqbal Ali, jika masyarakat tidak hati-hati terhadap peradaban saat ini, maka dikawatirkan akan melahirkan generasi muda yang tidak ada sikap sopan santun.

"Maka dengan Ideologi Pancasila yang saat ini hanya tinggal nama dan dikesampingkan akan berpengaruh terhadap moral bangsa yang kini mengkhawatirkan,"tutur Iqbal.
Begitu pula Jayus, dalam diskusi yang berlangsung dua jam itu mengatakan, paham kominis itu disebutnya dan dirasaka pada saat ini belum mati di Indonesia.

"Kita perlu pahami jika paham kominis yang disebut merupakan paham yang mengandung bahaya latin itu, perlu ada semacam revisi kurikulum untuk generasi muda dalam memahami ideologi Pancasila, dan disesuaikan dengan perkembangan peradapan, karena diyakini makin pudarnya ideologi Pancasila karena perubahan kurikulum yang tidak lagi dapat memberikan pengertian kepada anak bangsa," sebutnya. (ben)

Editor:

Terkini

Terpopuler