Hubungan Guncangan Ekonomi dengan Yahudi

Jumat, 18 September 2015 - 10:01 WIB
Imelda Vinolia Wartawan Haluan Riau

Ketika saya masih mengecap pendidikan saya pernah mendapat pelajaran di program studi saya di perguruan tinggi mengenai hubungan antar bangsa. Dalam pelajaran tersebut Yahudi adalah Global Tribe ketiga di dunia. Maksudnya di sini, meski jumlahnya sedikit, namun menurut sejarahnya, mereka tersebar di seluruh dunia sebagai pemegang kunci pergerakan ekonomi dan politik di dunia. Jumlahnya sedikit tetapi menjadi aktor dalam kehidupan dunia.

Tahun 2015 adalah Tahun Pelipatgandaan Mukjizat menurut kalender Yahudi, tahun double sabbath (tahun yang ketujuh pada kelipatan yang ketujuh) menurut perhitungan kalender Yahudi. Krisis ekonomi global banyak terjadi di bulan September-Oktober (Tishri). Terjadinya krisis ekonomi global dihitung setiap tujuh tahun mulai tahun 1917, 1924, 1931, 1938, 1945, 1952, 1959, 1966, 1973, 1980, 1987, 1994, 2001, 2008, dan 2015. Tahun 1966 dan 2015 merupakan tahun double sabbath. Pelipatgandaan mukjizat merupakan suatu peristiwa yang mencengangkan dan jarang terjadi. Pelipatgandaan mukjizat selalu disertai dengan pelipatgandaan guncangan, seperti yang terjadi di tahun 2015 ini.

Tahun Sabat bagi orang Yahudi berarti mereka tidak boleh menabur (berbicara mengenai financial investment), tidak boleh merantingi (memotong ranting-ranting yang daun dan buahnya membusuk, berbicara mengenai (no cost cutting), harus membiarkan ranting pohon menjuntai (no insurance), tidak boleh melindungi nilai, tidak memiliki opsi, tidak boleh mengambil keuntungan, tidak boleh memetik (bagi hasil, berbicara mengenai no deviden), tidak boleh membuka tanah yang baru. Orang Yahudi merupakan penguasa keuangan dunia. Apa yang akan terjadi apabila seluruh orang Yahudi sepakat melakukan peraturan di atas? Perekonomian dunia akan stagnan, hal ini akan terjadi setiap 7 tahun sekali. Namun meskipun peraturan tersebut telah ditetapkan untuk orang Yahudi, tidak semua orang Yahudi melakukan ketentuan sabat itu. Akibat pelanggaran mereka, akibatnya Tuhan menghukum orang Yahudi. Hukuman yang Tuhan berikan sesuai lamanya waktu pelanggaran yang orang Yahudi lakukan. Meskipun ada beberapa hal yang tidak boleh dilakukan orang Yahudi di tahun Sabat, namun usaha beternak, mengambil ikan dan memerah buah zaitun tidak dilarang di tahun Sabat.

Mungkin dengan sedikit pemaparan ini sebagai orang awam apa yang terjadi dengan krisis moneter dan ekonomi dunia dan Indonesia bisa terhubungkan.
Namun beberapa hari lalu, Israel kembali merayakan Rosh Hashanah atau Tahun Baru umat Yahudi yang sesuai dengan penanggalan kalender mereka, masuk dalam tahun Ayin Vav 5776 dan dalam kalender internasional dimulai setelah matahari terbenam pada 13 September 2015.
Dalam Wikipidi, pergantian tahun Ayin Hey (5775)- Ayin Vav (5776) saat mentari terbenam 13 September 2015. Tahun 5776 disebut juga sebagai Tahun Yobel Besar. Ayin Vav Waw (dibaca wau, kadang dibaca vau, atau vav) adalah huruf ke-6 dari abjad Semitik termasuk Abjad Fenisia, Abjad Aram, Abjad Ibrani, Abjad Suryani, dan Abjad Arab ("ke-6" dalam Sistem bilangan abjad; ke-27 dalam abjad Arab modern). Waw secara harafiah berarti tombak/pasak/mata lembing.

Merunut sejarah yang ada, Tahun Ibrani 5776 ini merupakan Tahun Yobel ke-70, terhitung sejak pertama kali bangsa Israel di bawah pimpinan Yosua, memasuki Tanah Kanaan (tahun 1416 SM). Atau dapat dikatakan bahwa pada tanggal 23 September 2015 nanti adalah tepat 3.430 tahun (70 kali 7 kali 7 tahun Sabat) lalu bangsa Israel resmi berdiri (established) sebagai sebuah negara.

Dalam bentuknya yang paling kuno, tahun Yobel dihubungkan dengan Tahun Sabat.Diduga, tahun Yobel adalah tindak lanjut dari praktik tahun sabat.Di mana perintah untuk tidak menggarap tanah diganti dengan penghapusan utang.Menurut para ahli kitab berpendapat bahwa perubahan ini merupakan implikasi dari perubahan pola hidup di Israel, yaitu dari masyarakat agraris ke masyarakat kota yang telah mempraktikkan perdagangan. ***

Editor:

Terkini

Terpopuler