2 Minggu, Pendidikan ‘Lumpuh’

Senin, 14 September 2015 - 09:09 WIB
Ilustrasi

PEKANBARU (HR)-Dunia pendidikan adalah salah satu sendi kehidupan yang paling terganggu dengan pekatnya kabut asap di Bumi Lancang Kuning. Bahkan sudah dua minggu belakangan ini, siswa di Riau terpaksa menganggur alias tidak masuk sekolah, karena kabut asap dikhawatirkan akan membuat kesehatan mereka jadi terganggu.

Lumpuhnya aktivitas di dunia pendidikan itu dikhawatirkan membuat generasi penerus bangsa ini mengalami ketertinggalan dalam hal pelajaran di sekolah. Karena itu, Dinas Pendidikan Riau akan segera mencari solusi supaya kondisi ini tidak membuat ketertinggalan pelajaran yang dialami para siswa di Riau, tidak terus berlanjut.
 
Kondisi itu tak ditampik Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Riau, Kamsol. Dikatakan, kondisi ini juga sudah menjadi perhatian serius bagi pihaknya. Sesuai arahan Plt Gubernur Riau,2 Minggu pihaknya bersama Disdik kabupaten/kota serius akan menggelar rapat untuk mencarikan solusi yang tepat. Bila tidak ada aral melintang, rapat itu akan digelar Selasa (15/9) besok.

"Kita ingin mengambil langkah, asap ini tak bisa dipastikan kapan akan berakhir. Aktivitas belajar mengajar di sekolah sudah sangat terganggu. Makin lama sekolah libur juga tidak baik. Bagaimana caranya kita akan rapatkan nanti. Kita tak bisa berbuat banyak menghentikan asap, karena kabarnya banyak yang merupakan asap kiriman. Kalau infonya, titik api di Riau banyak berkurang," ujar Kamsol, Minggu kemarin.

Menurutnya, dengan menyuruh para siswa untuk belajar di rumah, juga tidak bisa menjamin kemajuan mereka dalam belajar, khususnya dalam menyerap materi. Yang jelas, capaian target kurikulum diprediksi akan rendah.

Apalagi, dalam waktu tidak lama lagi, kelas akhir akan melakukan persiapan menghadapi Ujian Nasional (UN).
"Harus dicari solusi dan kebijakan yang tepat untuk mengejar ketertinggalan pelajaran," tutup Kamsol.
 
Menyikapi hal itu, anggota DPRD Riau Kordias Pasaribu, menyarankan kepada pihak sekolah memberikan tugas kepada para siswa, selagi mereka berhalangan masuk kelas karena kabut asap.

"Saya juga merasakan bagaimana rasanya asap yang tak kunjung hilang, dan saya juga sedih anak saya tidak sekolah. Tapi anak saya diberikan tugas oleh sekolah mengerjakan tugas di rumah selama tidak sekolah. Saya rasa cara ini cukup baik diberikan kepada siswa-siswa di Riau yang sekolahnya diliburkan selama kabut asap ini," ujarnya.

Dikatakan politisi partai PDI Perjuangan ini, hampir 80 persen masyarakat Riau sudah menggunakan handphone yang berteknologi, bahkan semua handphone maupun ipad sudah menggunakan jaringan internet. Untuk itu pihak sekolah bisa memberikan tugas siswa melalui email yang dikirimkan kepada seluruh siswa atau melalui orangtua. Menurutnya, langkah ini lebih baik daripada anak-anak yang diliburkan bermain di luar tanpa melewati waktu dengan belajar di rumah.

"Teknologi sekarang sudah ada, tidak ada salahnya memberikan tugas via amail, untuk mengejar ketertinggalan pelajaran, jangan biarkan anak-anak kita tidak belajar, kita tidak tahu sampai kapan asap ini akan berakhir," tanbah anggota Komisi A DPRD Riau ini.

Seperti dirilis sebelumnya, parahnya kondisi udara di Riau akibat kabut asap, telah memakan korban. Belum lama ini, sebanyak 47 orang siswa SMP di Kampar, mengalami pingsan di kelas akibat tak kuat menghirup udara yang telah bercampur asap. (nur)

Editor:

Terkini

Terpopuler