Makkah Mulai Berbenah

Ahad, 09 Agustus 2015 - 12:17 WIB
ILUSTRASI

Tingkat konsumsi air minum kemasan di Arab Saudi selama musim panas ini diprediksi akan mengalami kenaikan 10 persen. Lantaran musim panas kali ini juga berbarengan dengan musim haji dan umrah di Tanah Suci. "Ada tingkat pertumbuhan tahunan yang naik antara empat sampai lima persen," ujar ahli industri Rashed Bin-Zouma, dilansir dari ArabNews, Jumat (31/7).

Kerajaan Arab Saudi merupakan konsumen terbesar air hasil penyulingan di seluruh dunia. Apalagi datangnya musim haji dan umrah saat musim panas.

Meski  begitu, Bin-Zouma mengatakan, ini akan menguntungkan konsumen karena pasokan air kemasan tetap berlimpah dan adanya persaingan harga di dunia industri yang berlomba memenangkan sejumlah terbesar pelanggan.Bin-Zouma menyebutkan, meingkatnya konsumsi air kemasan ini karena beberapa sebab. Pertama, pertumbuhan populasi di wilayah  Arab. Kedua, terdapat peningkatan kesadaran masyarakat terhadap manfaat mengonsumsi air mineral setiap hari.

Dia menunjukkan peningkatan yang signifikan lebih dari 6,5 miliar liter per tahun dalam kapasitas produksi pabrik lokal.

Diperkirakan ada 45 perusahaan yang bekerja di bidang air minum kemasan dengan investasi diperkirakan sebanyak 8 miliar riyal atau sekitar Rp 28,8 triliun.

"Diperkirakan jumlah ini jauh lebih tinggi dan akan tumbuh di masa yang akan datang," terang Otoritas Makanan dan Obat Arab Saudi dalam keterangan tertulisnya.

Sementara itu, salah satu perusahaan importir di Arab Saudi mengklaim akan mengimpor sebanyak 3 juta hewan kurban pada musim haji 2015. Hewan ternak yang akan mereka impor adalah unta dan domba yang juga nantinya akan digunakan oleh para peserta haji untuk berkurban.

Dikutip dari ArabNews, Jumat (31/7),  juru bicara perusahaan importer di Arab Saudi Fahd Al-Salmi mengatakan, jumlah hewan kurban yang akan mereka impor tahun ini tidak mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan jumlah tahun lalu.

“Hal ini disebabkan stabilnya harga pasar baik lokal maupun harga secara internasional,” ungkapnya.

Ia bahkan menyebutkan bahwa 3 juta dari hewan kurban yang diimpor tersebut, sebanyak 1 juta di antaranya diimpor oleh Bank Islamic Development Bank (IDB), dan sisanya diimpor oleh importer lokal.

Fahd menyebut, negara-negara pengekspor seperti Sudan, Somalia, dan Djibouti sudah menjamin bahwa pasokan tersedia untuk memenuhi permintaan selama musim haji. Selain jaminan dari negara pengekspor, Fahd juga menyebut adanya jaminan dari pasar hewan lokal mengenenai ketersediaan kebutuhan hewan kurban.

"Pasar lokal juga memiliki cadangan strategis yang cukup di peternakan lokal, kami berdoa agar tidak ada kenaikan harga," katakata Fahd.
Mohammed Al-Mateeri, yang juga salah satu importer lokal juga mengharapkan agar harga hewan ternak selama musim haji tetap stabil. Ia melihat kecenderungan dari tahun ke tahun harga hewan ternak naik saat memasuki musim haji.

Untuk mengatasi hal ini, Al-Mateeri berharap pihak pemerintah ikut menekan kestabilan harga guna mencegah kenaika harga secara mendadak. Sebab ia mengeluhkan bila harga naik secara tiba-tiba akan membuat usahanya tidak mendapatkan keumtungan sesuai yang diinginkan.

"Kami berharap Kementerian Perdagangan dan Industri akan memantau masalah ini dan melarang pedagang menaikkan harga secara dramatis," ucap Al-Mateeri.(rol/yuk)

Editor:

Terkini

Terpopuler