Warga Resah, Udara Pelalawan tak Sehat

Jumat, 10 Juli 2015 - 08:58 WIB
ilustrasi

PELALAWAN (HR)-Indeks Standar Pencemar Udara Kabupaten Pelalawan dalam kategori tidak sehat. Badan Lingkungan Hidup menyebutkan, beberapa wilayah di Kabupaten Pelalawan diselimuti asap tebal dan tak sehat.

Meski hasil pengukuran ISPU udara tidak sehat, anehnya titik api di Kabupaten Pelalawan nihil. Diduga asap yang ada asap kiriman dari karhutla yang terjadi di daerah lain.

Demikian disampaikan Kepala BLH Pelalawan Syamsul Anwar, Kamis (9/7). Menurut Syamsul, dari pengamatan dari satelit NOA 5 hari sebelumnya memang terdapat sejumlah titik api di Kecamatan Kerumutan dan kawasan Taman Nasional Tesso Nilo.

"Dari pemantauan satelit titik panas nihil, namun terpantau satu titik api di TNTN. Menurut prediksi kami, asap yang ada bukan akibat kebakaran di daerah Pelalawan, namun kiriman dari Jambi," kata Samsul Anwar.     

Lebih jauh, Samsul menjelaskan, kondisi cuaca panas dan tingginya suhu udara di Pelalawan berkisar 30 s/d 35 derajat celcius, ditambah lagi tiupan angin yang begitu kencang. Hal ini mengakibatkan hutan di Pelalawan mudah terbakar.

Siaga Diperpanjang

Dinas Kesehatan Kabupaten Pelalawan berjanji, akan terus melaksanakan edaran yang disampaiakan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Riau, tentang perintah memantau penyakit yang bisa timbul akibat asap dari kebakarah hutan dan lahan (Karhutla).

Demikian disampaikan Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Pelalawan Asril, Kamis (9/7). Dijelaskannya, pihaknya telah melaksanakan Surat Dinas Kesehatan Provinsi Riau No : KPTS.242/III/2015 tanggal 31 maret. Realisasi yang dilakukan dengan memantau beberapa jenis penyakit yang bisa timbul akibat asap atau Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA)

"Pemantauan kami lakukan melalui 13 puskesmas yang beroperasi, setiap hari puskesmas kami mita melaporkan berapa kunjungan pasien yang terjangkit penyakit yang bisa disebabkan dari asap karhutla," terang Asril.

Untuk itu, Asril mengimbau, kepada masyarakat jika mengalami ganguan kesehatan agar segera berobat. Terdapat beberapa gejala yang menyebabkan ISPA, yakni hidung tersumbat atau berair, para-paru terasa terhambat, batuk-batuk dan tenggorokan terasa sakit, kerap merasa kelelahan, tubuh merasa sakit. Selain itu, asap karhutla juga bisa berdampak pada iritasi mata.

Apabila ISPA bertambah parah, gejala yang lebih serius akan muncul, seperti, kesulitan bernapas, demam tinggi dan menggigil, tingkat oksigen dalam darah rendah.
"Pada seluruh warga Pelalawan, jika merasakan gejala itu segera berobat, baik ke Pustu, puskesmas atau RSUD," terang Asril.

Menurt Asril, dari laporan yang masuk dari tiap puskesmas, untuk saat ini kunjungan pasien dari penyakit gejala ISPA masih normal.

"Belum ada peningkatan gejala ISPA masih normal, hal itu di lihat dari jumlah kunjungan pasien, belum ada pengaruh dari asap. Laporan dari puskesmas tiap hari kita terima baik via e-mail atau via sms," kata Asril.

Selain itu, Asrim menyampaikan pihaknya telah mendistribusikan 2 ribu lembar masker ke Kecamatan Kerumutan. Saat ini wilayah ini paling luas terjadi kebarakan.

"Masker ini dibagikan kepada masyarakat atau pengendara sepeda motor," terang Asril.

Saat ini pihaknya masih memiliki stok 18 ribu masker yang siap dibagikan kepada masyarakat jika terjadi kabut asap tebal. Selain itu, lanjut Asril, Diskes telah menyurati puskesmas yang brisi meminta puskesmas melakukan pemantauan dan koordinasi dengan lintas sekotar, mengimbau masyarakat untuk membatasi aktivitas di luar rumah, melaporkan penyakit akibat asap, menggunakan masker pada aktivitas di luar rumah, dan menghimbau masyarakat agar segera memeriksakan jika sakit ke pelayanan kesehatan terdekat.***
 

Editor:

Terkini

Terpopuler