Rencana Damai AS Dikritik, Trump Soroti Sikap Zelenskyy dalam Upaya Akhiri Perang

Senin, 08 Desember 2025 - 15:34 WIB
Foto diambil dari Facebook Zelenskyy, Rabu (24/9/2025) memperlihatkan Presiden Ukraina Zelensky (kiri) berfoto bersama Presiden AS Donald Trump (kanan) setelah keduanya menghadiri pertemuan di PBB, New York pada Selasa (23/9/2025). Pada 7 Desember 2025, T

Riaumandiri.co - Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyatakan kekecewaannya terhadap Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy karena dinilai belum menunjukkan dukungan penuh terhadap proposal perdamaian yang diajukan Amerika Serikat untuk mengakhiri perang dengan Rusia.


Trump menyebut bahwa dirinya telah berkomunikasi dengan Presiden Rusia Vladimir Putin dan para pemimpin Ukraina, namun merasa kecewa karena Zelenskyy disebut belum membaca secara menyeluruh dokumen proposal yang baru disampaikan.


"Saya berbicara dengan Presiden Putin dan para pemimpin Ukraina, termasuk Zelensky, dan saya harus mengatakan saya sedikit kecewa karena Presiden Zelensky bahkan belum membaca proposal tersebut, padahal itu baru beberapa jam yang lalu," ujar Trump.


Menurut laporan Al Jazeera, diskusi antara pejabat Amerika Serikat dan Ukraina, yang diikuti Zelenskyy melalui sambungan telepon, berakhir tanpa hasil signifikan setelah berlangsung selama beberapa hari.


Di sisi lain, Zelenskyy memberikan penilaian berbeda atas pertemuan tersebut. Ia menyebut dialog dengan delegasi Amerika Serikat di Miami tetap berjalan secara positif, meskipun menghadapi tantangan.


"Perwakilan Amerika mengetahui posisi dasar Ukraina," ujar Zelenskyy.


"Percakapannya konstruktif, meskipun tidak mudah," tambahnya, dikutip dari Reuters.


Zelenskyy juga menegaskan komitmennya untuk melanjutkan pembicaraan guna mencapai perdamaian yang adil dan permanen, sekaligus mengakhiri konflik yang telah berlangsung lama.


Upaya diplomasi ini berlanjut setelah utusan Amerika Serikat, yaitu Steven Witkoff dan Jared Kushner, melakukan pertemuan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di Kremlin pada 2 Desember. Dalam pertemuan tersebut, Moskow dikabarkan menolak sebagian isi proposal perdamaian dari pihak AS.


Rencana perdamaian yang diusulkan Washington telah mengalami sejumlah revisi sejak pertama kali diperkenalkan pada November, menyusul kritik dari para pemimpin Eropa yang menganggap isi dokumen tersebut terlalu menguntungkan Rusia.


Perang Rusia–Ukraina kini telah memasuki hari ke-1.384 pada Senin (8/12/2025). Konflik ini bermula dari invasi besar-besaran Rusia ke wilayah Ukraina pada 24 Februari 2022 dan memiliki akar sejarah sejak runtuhnya Uni Soviet pada 1991.


Setelah menjadi negara merdeka, Ukraina berada dalam dilema geopolitik antara mempertahankan hubungan erat dengan Rusia atau memperdalam kerja sama dengan negara-negara Barat. Perbedaan arah politik itu memicu ketegangan yang terus meningkat.


Puncak krisis terjadi pada Revolusi Maidan tahun 2014 yang menggulingkan pemerintahan pro-Moskow. Situasi tersebut dimanfaatkan Rusia untuk mencaplok Krimea dan mendukung kelompok separatis di Donbas, yang kemudian memicu konflik bersenjata berkepanjangan.


Invasi terbuka Rusia pada 24 Februari 2022 semakin memperdalam konflik, memicu kecaman internasional, serta mendorong Ukraina untuk memperkuat aliansi dengan Amerika Serikat dan NATO demi mempertahankan kedaulatannya.(MG/FAI)

Editor: Nandra Piliang

Terkini

Terpopuler