Masyarakat Inhu Amuk PLN

Kamis, 21 Mei 2015 - 10:12 WIB
Salah satu kaca Kantor PLN Rengat yang rusak akibat dilempari masyarakat.

RENGAT (HR)-Aksi perusakan terhadap fasilitas milik PT PLN, kembali berulang. Kali ini, peristiwa itu terjadi di Kabupaten Indragiri Hulu. Dua malam berturut-turut, fasilitas milik perusahaan negara pengelola listrik itu menjadi korban amukan masyarakat. Hal itu dipicu krisis listrik yang menyebabkan terjadinya pemadaman listrik yang dinilai warga sudah di luar batas kewajaran.

Seperti yang terjadi Rabu (20/5) malam, lebih kurang 200 warga yang berada di Daerah Aliran Sungai (DAS) Indragiri, mendatangi Kantor PLN Area Rengat yang berada di Jalan Lintas Timur Pematang Reba, Kecamatan Rengat Barat. Mereka mempertanyakan jadwal pemadaman yang kian hari kian bertambah. Meski disambut pihak PLN, namun tak urung ada beberapa kaca di Kantor PLN Rengat yang rusak akibat dilempari warga.
 
Aksi serupa juga terjadi malam sebelumnya, Selasa (19/5) sekitar pukul 17.30 WIB. Di mana puluhan warga yang belum dikenal mengamuk dan melempari loket pembayaran PLN di Belilas, Kecamatan Seberida. Mereka datang dengan mengendarai sepeda motor dan berbekal kayu serta batu.

Begitu sampai di tempat yang dituju, mereka mengamuk dan merusak loket tersebut hingga berantakan. Kejadian itu berlangsung cepat. Usai mengamuk, mereka langsung meninggalkan lokasi.

Tidak hanya di Belilas, kejadian serupa juga terjadi di Kantor PLN yang berada di PLTD Kota Lama, beberapa saat sebelumnya. Kaca kantor juga pecah akibat karena dilempari orang tak dikenal.

Dalam peristiwa di Kantor PLN Area Rengat tersebut, masyarakat mempertanyakan penyebab tidak beraturannya pemadaman listrik, khususnya di kawasan DAS Indragiri yang dianggap lebih sering dibanding daerah lain.

Seperti dituturkan Anto (40) salah seorang warga, sebenarnya masyarakat dapat memahami kriris listrik yang terjadi saat ini di Inhu. Namun bila jadwal pemadamannya dinilai sudah tidak logis dan beraturan, warga tentu merasa dirugikan. Apalagi, pemadaman tidak teratur dan tanpa pemberitahuan sebelumnya. "Aktivitas kita jadi terganggu," ujarnya.

Komentar senada juga dilontarkan Ketua BPD Pekan Heran, Raja Fauzi. "Jika memang ada pemadaman, seharusnya da pemberitahuan sekaligus apa penyebab. Bila terus dibiarkan, ini bisa jadi bom waktu yang sewaktu-waktu bisa meledak," ingatnya.

Kedatangan warga tersebut disambut langsung Manager PLN Area Rengat Armunanto, didampingi Asisten Manajer Pembangkit Arif Supriadi dan Asmen Jaringan Monang Sitorus. Ikut hadir dalam kesempatan itu Kapolres Inhu AKBP Ari Wibowo, Kasdim 0302 Inhu, Mayor Sukri dan Kapolsek Rengat Barat AKP Frangki Tambunan.

Dalam pertemuan dengan warga, Armunanto mengatakan pihaknya dapat memahami keresahan masyarakat Inhu, akibat tidak normalnya aliran listrik saat ini. Diterangkannya, kondisi itu terjadi pasokan listrik di Inhu menurun karena ada kendala mesin pembangkit listrik yang rusak. Dalam kesempatan itu, pihaknya juga akan berupaya memenuhi tuntutan masyarakat, seperti adanya pemberitahuan bila ada pemadaman listrik. "Kita minta maaf, kondisi ini juga sebenarnya tidak kita inginkan," jelasnya.

Sementara itu Kapolres Inhu, AKBP Ari Wibowo meminta masyarakat menahan diri dan tidak melakukan tindakan yang dapat menjerat ke jalur hukum. "Saya sudah ingatkan kepada PLN, untuk dapat mencegah semaksimal mungkin terjadinya hal-hal yang dapat memicu emosional masyarakat dan ternyata akhirnya terjadi, tegasnya.

Setelah mendapat penjelasan, masyarakat akhirnya meninggalkan Kantor PLN Rengat. Mereka juga menekankan janji PLN untuk secepatnya menyelesaikan krisis listrik ini pada akhir Juni 2015 ini.

Jangan Anarkis
Beberapa saat sebelumnya, Wakil Ketua DPRD Inhu Adila Ansori meminta masyarakat menahan diri dan tidak bertindak anarkis.  

"Kita sama-sama merasakan seringnya terjadi pemadaman listrik. Namun itu tidak harus disikapi dengan bertindak anarkis. Apalagi sampai merusak fasilitas umum," imbau pria yang biasa disapa Ucok ini.

Untuk mengetahui kondisi yang sebenarnya, politisi Demokrat Inhu ini mendatangi PLTD Kota Lama. Di tempat itu, ia langsung disambut Manager Area PLN Rengat, Armunanto dan Asisten Manager Pembangkit, Arif Supriyadi.

Dalam kesempatan itu, Armunanto menerangkan pemadaman listrik di Inhu terjadi karena kekurangan daya. Hal itu disebabkan rusaknya dua unit mesin PLTMG Nomor 3 dan 7. Bahkan untuk mesin Nomor 3, pihaknya belum kunjung menemukan bagian yang rusak tersebut. Namun akibat rusaknya dua mesin tersebut, pasokan listrik di Inhu berkurang hingga 6 Mega Watt.

Kerusakan lain juga terjadi pada dua unit mesin PLTD Kota Lama dan satu unit di PLTD Pangkalan Kasai. Bahkan untuk PLTD Kota Lama, kerusakan pada salah satu mesin sudah permanen sehingga harus diganti mesin baru.

"Kekurangan daya saat beban puncak mencapai 15,9 Mega Waatt dan dalam kondisi biasa 12-13 Mega Watt, sehingga mau tidak mau pemadaman harus dilakukan dan ini memang merugikan bagi konsumen," terang Armunanto.

Armunanto berharap agar kondisi ini dapat cepat teratasi, mengingat kondisi pemasangan mesin sewa 5 MW milik PT Wahana Idea Cipta, sudah 90 persen dan segera dapat beroperasi, begitu juga dengan mesin sewa 7 MW milik PT Bima Golden Power (BGP).

Dari keterangan tersebut, Adila beserta sejumlah wartawan langsung meninjau pekerjaan pemasangan mesin tersebut dan ternyata apa yang ada dilapangan memang sesuai dengan apa yang diterangkan oleh Armunanto dan Arif.

Diungkapkan Armunanto, dua unit mesin tersebut direncanakan akan bisa beroperasi pada 27 Mei 2015, sehingga pemadaman seperti yang terjadi saat ini tidak terjadi lagi. Selain itu  juga sudah direncanakan pembangunan PLTMG berkekuatan 10 MW di lokasi yang sama dengan yang ada sekarang, namun masih mencari lahan yang memang harus berdekatan karena memang di lokasi itulah sumber gas yang dijadikan bahan bakar PLTMG tersebut.

Menanggapi terjadi kerusakan fasilitas PLN di Belilas, Armunanto mengungkapkan pihaknya tidak akan meneruskannya ke pihak hukum. "Kami paham dengan kekecewaan warga saat ini, kerusakan itu akan kami ganti saja, tidak perlu diperpanjang lagi. Namun kami berharap hal ini tidak terjadi lagi, karena memang semuanya bisa dibicarakan secara baik," ujarnya. ***

Editor:

Terkini

Terpopuler