Inggris, Irlandia dan Belanda Dilanda Badai Isha

Rabu, 24 Januari 2024 - 09:14 WIB

Riaumandiri.co - Badai Isha menyebabkan gangguan perjalanan di Inggris, Irlandia dan Belanda, di mana maskapai penerbangan membatalkan penerbangan dan operator kereta api menghentikan layanan. Badan Meteorologi Inggris Raya, Met Office, telah mengeluarkan peringatan angin kencang untuk Inggris, dengan hembusan mencapai 145 kilometer per jamdan berpotensi membahayakan nyawa.

"Ada potensi angin yang membahayakan nyawa dan merusak yang berpotensi menyebabkan pemadaman listrik di beberapa tempat, beberapa ombak besar di sekitar wilayah pesisir dapat membawa puing-puing ke jalan raya dan pepohonan dapat tumbang," kata ahli meteorologi Tom Morgan, seperti dilansir Live Mint, Selasa (23/1).

Beberapa wilayah di Inggris telah dihantam oleh serangkaian badai kencang dan basah sejak musim gugur yang menumbangkan pepohonan, memadamkan listrik, dan menyebabkan banjir di sepanjang lembah-lembah sungai. Isha adalah badai kesembilan yang dinamai sejak bulan September.

Badai Isha juga telah menyebabkan ratusan penerbangan di bandara Dublin, Irlandia, dibatalkan. Maskapai penerbangan membatalkan 102 penerbangan yang masuk dan keluar dari bandara Dublin pada Ahad, karena badai Isha diperkirakan akan ‘mengamuk’ sepanjang hari.

“Badai Isha juga telah memaksa 24 pendaratan dibatalkan pada pukul 17.00 GMT, sementara 27 penerbangan memilih untuk dialihkan ke bandara lain,” demikian pernyataan resmi dari Bandara Dublin.

Layanan meteorologi nasional Irlandia, Met Eireann, mengeluarkan peringatan cuaca berwarna oranye pada Ahad pagi pagi untuk sebagian besar wilayah Irlandia, termasuk Dublin, yang berarti angin kencang tersebut dapat berdampak secara signifikan terhadap manusia, properti, dan aktivitas di suatu wilayah.

Selain bandara Dublin, bandara Schiphol Amsterdam juga membatalkan 130 penerbangan yang dijadwalkan pada Senin. Hal ini dilakukan sebagai tindakan pencegahan, karena angin kencang diprakirakan bakal terjadi ketika Badai Isha mencapai Belanda.

Editor: Akmal

Terkini

Terpopuler