Waspadai Badai La Nina, 4 Provinsi Rawan Terdampak Diwanti-wanti, 205 Bendungan Dikosongkan

Waspadai Badai La Nina, 4 Provinsi Rawan Terdampak Diwanti-wanti, 205 Bendungan Dikosongkan

RIAUMANDIRI.CO - Ada 4 provinsi di Indonesia yang rawan terdampak potensi bencana hidrometeorologi, yakni Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur dan Sulawesi Selatan. 

Hal itu disampaikan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Ganip Warsito. 

“Daerah-daerah dengan kejadian bencana hidrometeorologi basah adalah Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur dan Sulawesi Selatan,” ungkap Ganip dalam Rakornas BMKG, Jumat (29/10/2021) dikutip dari Okezone. 


Ganip mengatakan, dengan riwayat bencana hidrometeorologi basah yang cukup sering, serta dengan adanya peringatan dari BMKG terkait dampak La Nina, maka kewaspadaan empat provinsi tersebut harus terus ditingkatkan.  

Bahkan, kata Ganip, pada level lebih kecil yakni kabupaten kota juga harus ditingkatkan kewaspadaannya serta mitigasi dampak La Nina. 

“Jika kita lebih jauh untuk provinsi yang saya sebutkan tadi, pada level yang lebih kecil pada kabupaten dan kota kewaspadaan serta mitigasi dampak La Nina mutlak untuk dilakukan,” ujarnya. 

205 Bendungan Dikosongkan

205 bendungan dengan total volume tampung 4,7 miliar meter kubik akan dikosongkan dalam rangka mengantisipasi badai La Nina. Hal ini sesuai dengan prediksi BMKG bahwa pola hujan pada akhir 2021 dan awal 2022 dipengaruhi oleh La Nina. 

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan, Kementerian PUPR melakukan langkah-langkah untuk menghadapi badai La Nina 2021 ini.

"Kita melaksanakan standar operasional prosedur siaga bencana. Pertama sebanyak 205 bendungan dengan volume tampung sebesar 4,7 miliar meter kubik, mengosongkan tampungan dengan membuka seluruh pintu pengeluaran, contohnya di Bendungan Bilibili, Bendungan Batu Tegi, dan Bendungan Jatiluhur," ujar Menteri PUPR Basuki Hadimujono, Jumat (29/10/2021). 

Menteri PUPR juga siap mengaktifkan pertama kali Satgas Penanggulangan Bencana di pusat untuk memonitoring semua infrastruktur yang ada di Indonesia agar bisa mengetahui volume banjir yang dapat ditampung. 

"Kita saat ini memiliki 231 bendungan ditambah beberapa bendungan baru dan Kementerian PUPR telah menghitung berapa daya tampung banjir di bendungan tersebut," katanya.

Menteri PUPR juga menyampaikan Indonesia saat ini memiliki 12 kolam retensi dengan volume tampung 6,8 juta meter kubik, bendung gerak dengan volume tampungan 65,8 juta meter kubik dan membuka seluruh pintu pengeluaran, contohnya di kolam retensi Nipa-Nipa di Sulawesi Selatan. 

Kemudian 12 bendung karet dengan volume 7,3 juta meter kubik dengan cara mengempeskan bendung tersebut, contohnya di bendung karet Tirtonadi di Solo. 
Dengan demikian ketika banjir, air bisa terus mengalir ke bendung tersebut dan akan ditutup saat akhir musim hujan untuk ditampung buat musim kemarau. 

"Kita juga membuka terowongan pengendali banjir seperti di Terowongan Nanjung Sungai Citarum dan Sodetan Cisangkuy supaya menghindarkan banjir di Baleendah," katanya.
 



Tags Peristiwa