KPK: Edhy Prabowo Diduga Pakai Uang Suap Ekspor Benur untuk Modifikasi Mobil

KPK: Edhy Prabowo Diduga Pakai Uang Suap Ekspor Benur untuk Modifikasi Mobil

RIAUMANDIRI.CO, JAKARTA - KPK terus mengusut aliran uang di kasus dugaan suap ekspor benih lobster atau benur dengan tersangka mantan Menteri Kelautan dan Perikanan, Edhy Prabowo. KPK menduga Edhy Prabowo memakai uang suap tersebut untuk modifikasi mobilnya.

Hal itu terungkap usai penyidik KPK memeriksa saksi bernama Ken Widharyuda Rinaldo selaku karyawan swasta. Ken diperiksa sebagai saksi untuk tersangka Edhy Prabowo.

"(Ken) dikonfirmasi terkait dengan dugaan pembayaran sejumlah uang oleh tersangka AF (Ainul Faqih) dan tersangka AM (Amiril Mukminin) untuk keperluan memodifikasi mobil milik tersangka EP (Edhy Prabowo)," kata Plt Juru Bicara KPK Ali Fikri, Kamis (11/2/2021).


Duit itu diduga berasal dari uang para eksportir yang mendapat izin benur. Perizinan itu disebut dikeluarkan Kementerian Kelautan dan Perikanan pada 2020.

"Sumber uangnya diduga dari kumpulan uang yang berasal para eksportir yang mendapatkan izin ekspor benur di KKP tahun 2020," ujarnya.

Sebelumnya, di awal penangkapan Edhy Prabowo dkk, KPK mengungkapkan bahwa duit suap itu dipakai untuk membeli barang mewah seperti jam tangan Rolex, tas LV, baju Old Navy, dan sepeda di Amerika Serikat. Belakangan terungkap, ternyata duit itu juga diduga digunakan untuk membeli, mobil, wine, tanah, dan sewa apartemen.

Dalam kasus ini, KPK menetapkan Edhy Prabowo sebagai tersangka kasus suap ekspor benur. Dia dijerat bersama enam tersangka lainnya.

Enam orang tersebut adalah Safri sebagai mantan staf khusus Edhy Prabowo dan Andreau Pribadi Misanta, Siswadi sebagai pengurus PT Aero Citra Kargo (PT ACK), Ainul Faqih sebagai staf istri Edhy Prabowo, Amiril Mukminin sebagai sekretaris pribadi Edhy Prabowo, serta Suharjito sebagai Direktur PT DPP.

Dalam kasus ini, PT DPP yang merupakan calon eksportir benur diduga memberikan uang kepada Edhy Prabowo melalui sejumlah pihak, termasuk dua stafsusnya. Edhy Prabowo diduga mengatur agar semua eksportir melewati PT ACK sebagai forwarder dengan biaya angkut Rp 1.800 per ekor.

KPK menduga suap untuk Edhy Prabowo ditampung dalam rekening anak buahnya. KPK telah melakukan sejumlah penggeledahan terkait kasus ini. Antara lain di kompleks rumah dinas DPR hingga gedung KKP.


 



Tags Korupsi