Puluhan Orang Kontak Erat dengan Sekeluarga Positif Corona yang Meninggal
RIAUMANDIRI.ID, BOGOR - Sekeluarga di Kota Bogor dinyatakan positif COVID-19 dan dua di antaranya, ayah dan anak, meninggal dunia. Dari hasil tracing terhadap tiga orang dalam keluarga tersebut, Dinkes Kota Bogor kemudian menetapkan sebanyak 97 orang sebagai ODP.
"Jumlah kontak erat atau ODP yang terlacak 97 orang. Jumlah ini merupakan hasil tracking kita terhadap ayahnya (pasien positif 1 yang meninggal) kemudian istri dari ayahnya dan anak yang meninggal," kata Kadinkes Kota Bogor Sri Nowo Retno, Jumat (24/7/2020).
"Jadi 97 ODP ini hasil tracking terhadap tiga orang. Ini masih kita telusuri lagi, belum istri dari anak yang meninggal, kemudian anak yang dirawat dan lain-lain," ucap dia menambahkan.
Dari 97 ODP, lanjut Sri, sebanyak 95 orang sudah dilakukan swab test. Kemudian dari 95 orang di-swab, sudah ada 39 orang yang diketahui hasilnya. Sementara 56 spesimen lagi masih menunggu hasil laboratorium.
"Hasilnya itu delapan positif dengan rincian 6 warga Kota Bogor dan 2 warga Kabupaten Bogor. Jadi jumlah positif belum bertambah, untuk Kota Bogor tetap 6 orang," kata Sri.
Upaya tracing masih terus dilakukan Dinkes Kota Bogor. Soal jumlah ODP dari hasil tracing kasus positif satu keluarga ini akan bertambah. Sebab, kata Sri, anak dari ayah yang positif COVID-19 dan meninggal, sempat berinteraksi dengan banyak orang termasuk tenaga medis di beberapa lokasi berbeda.
"Kita terus tracing ya, ini baru tiga orang jumlahnya sudah 97. Sekarang kita belum hitung siapa saja yang berkontak erat dengan anak yang positif dan meninggal itu. Kemudian cucunya yang positif juga pernah diasuh oleh siapa. Termasuk tenaga medis, semua kita tracing, kita telusuri," tutur Sri.
Sekadar diketahui, Enam orang terdiri dari kakek, orang tua dan cucu di Kota Bogor dinyatakan positif COVID-19 dan dua di antaranya meninggal dunia. Wakil Wali Kota Bogor Dedie A Rachim mengungkapkan keluarga tersebut terpapar COVID-19 setelah salah satu anggota keluarga mengikuti kegiatan keagamaan di Kediri, Jawa Timur.
"Si kakeknya melakukan perjalanan ke Kediri untuk kegiatan keagamaan. Kembali dari Kediri kemudian sakit dan dirawat, setelah dilakukan swab itu positif dan meninggal. Dari Kediri itu ada gejala, terus ke rumah sakit di Depok," katanya.
"Disinyalir, keluarga ini terpapar dari strain Jawa Timur. Strain itu bukan klaster yah. Dari jenis virus di Jawa Timur, karena kan baru pulang dari Kediri. Artinya ini harus ditelusuri apakah ada kasus meninggal lain di Jawa Timur, yang berkaitan kegiatan keagamaan diikuti oleh warga Kota Bogor ini," tutur Dedie.