Baru Sampai Singapura, 19 Jamaah Umrah Disuruh Balik Lagi ke Indonesia

Baru Sampai Singapura, 19 Jamaah Umrah Disuruh Balik Lagi ke Indonesia

RIAUMANDIRI.ID, JAKARTA – Sebanyak 19 Jamaah umrah Shafira Tour and Travel terpaksa kembali ke Indonesia. Padahal mereka sudah diberangkatkan pukul 10.00 WIB, Kamis (27/2/2020) melalui Bandara Juanda Surabaya dan sedang transit di Singapura.

Kepulangan ini terkait kebijakan Pemerintah Arab Saudi menghentikan sementara kegiatan umrah dari luar negaranya. Diperkirakan penghentian dilakukan sekitar 2 minggu. Hal ini berkaitan dengan wabah virus corona (COVID-19) yang terus meluas di berbagai penjuru dunia.

CEO Shafira Tour and Travel Andi Alamsyah membenarkan 19 jamaahnya yang diberangkatkan pagi tadi kembali ke Indonesia.


"Sore ini mereka kembali lagi ke Indonesia setelah terbang dari Singapura. Mereka berangkat tadi pagi jam 10 transit ke Singapura dan kami sudah mendapat tiket," kata Andi.

Dia pun menceritakan sebelum jamaahnya berangkat umrah, pihaknya sudah mendengar ada kebijakan Pemerintah Arab Saudi usai salat subuh di whatsapp grup. Pihaknya dan tim lantas memastikan dengan mendatangi otoritas bandara dan maskapai penerbangan.

"Mereka menyebut jika semua penerbangan berjalan normal. Akhirnya kami tetap memberangkatkan jamaah jam 10 pagi tadi. Tapi saat tiba di Singapura, jamaah kami tidak bisa meneruskan perjalanan ke Arab Saudi karena sudah ada larangan terbang ke sana," jelasnya.

Padahal, jelas dia, pagi tadi pesawat Saudi Arabia Airlines berangkat pukul 11.00 WIB. Namun saat pukul 16.00 WIB, mereka sudah tidak bisa berangkat lagi.

Sementara itu dirinya akan mengutamakan jamaah yang gagal berangkat hari ini dengan keberangkatan utama, bila nanti pemerintah Arab Saudi sudah mengabulkan umrah lagi.

"Kami berharap tidak ada refund dari jamaah. Tapi kami akan mengutamakan berangkat terlebih dahulu bila pemerintah Arab Saudi sudah membuka kembali," tambahnya.

Andi menyebut atas kebijakan ini pihaknya mengalami kerugian. Baik dari hotel, catering, maskapai dan lain-lain.

"Jelas ada kerugian jika ada kebijakan seperti ini. Apalagi dilihat dari hotel, catering dan maskapainya. Apalagi dalam bulan Shafira atau bulan Maret memberangkatkan 2 ribu jemaah, bisa terlihat potensi nilainya," tegasnya.

Dirinya berharap dalam waktu dekat kebijakan Pemerintah Arab Saudi segera dihapus dan para jamaah umrah bisa kembali beribadah khusyu di tanah suci. "Semoga jemaah kembali bisa melakukan ibadan di tanah suci," tandasnya.