RIAUMANDIRI.CO, KAMPAR - Di pengujung tahun 2019, Yayasan Matankari akan melakukan ekspedisi di hulu Batang Kampar, Patomuan hingga Pasamahan. Dari Gunung Bungsu hingga Gunung Tuo.

Matankari adalah sebuah yayasan ahli waris Pucuok Soko, Pisoko Jo Limbago Kedatuan Muaratakus. Yayasan yang didirikan sejak 2012 lalu itu sudah banyak melakukan gebrakan dan terobosan terutama masalah adat, sejarah, kesenian, dan kebudayaan secara umum di Riau bahkan hingga ke berbagai daerah di Indonesia.

Di bidang sejarah, Yayasan Matankari sedang menyusun buku sejarah Kedatuan Muitakui. Selain itu juga menyusun buku cerita rakyat, permainan rakyat, tradisi, dan obat-obatan tradisional.

Di bidang adat, yayasan ini sedang berupaya mempersatukan kembali andiko, yang semakin kabur di generasi adat andiko 44. 

Sementara di bidang seni, Yayasan Matankari sudah memberikan dukungan dan berbagai materi kajian utk disuarakan pada dunia oleh berbagai kelompok seni yang ada di Riau, baik musik, teater, tari, film dokumenter, dan seni rupa. Begitu juga halnya dengan sastra.

Untuk program menghulu Batang Kampar ini, diharapkan mendapatkan informasi lebih tentang kelengkapan isi buku sejarah yang sedang dibuat. Saat ini yayasan Matankari sedang fokus melengkapi data-data buku Kedatuan Muaratakus.

Ketua Yayasan Matankari, Amirullah didampingi Bendum Syahru Ramadhan mengatakan target program yayasan ini menambah khasanah kedalaman isi buku. 

"Ya, kita mencoba melengkapi data dengan mendatangi langsung titik-titik hotspot sejarah moyang kita. Sehingga dapat diuji dan dipertanggungjawabkan kelak pada anak cucu kita," ujar Amir sapaan akrabnya.

Kegiatan ini rencananya dilaksanakan dari tanggal 8 hingga 22 Desember 2019 mendatang. 

"Ini upaya napak tilas Kedatuan Muotakui, yang diawali dari tiga gunung ini," ujar dia.

Adapun sumber dana ekspedisi ini, ujar dia, yaitu dari sumbangan pemerhati adat dan budaya, dan pribadi.

 

Sumber : rilis

Editor : Rico Mardianto