Parkir di Pelabuhan Tanjung Buton Semrawut, Ini Tanggapan Kadis Perhubungan Siak

Parkir di Pelabuhan Tanjung Buton Semrawut, Ini Tanggapan Kadis Perhubungan Siak

RIAUMANDIRI.CO, SUNGAI APIT - Rabu (3/4/2019) sekitar pukul 12.00 WIB, tampak sebuah mobil mini bus warna putih masuk ke Pelabuhan Tanjung Buton. Sungai Apit, Kabupaten Siak, Riau. Sang sopir tampak santai berhenti di tengah akses jalur masuk. Meski mobil di belakangnya beberapa kali membunyikan klakson, mobil putih itu tetap tidak menghiraukan. Terlihat sang sopir santai dalam mobil sambil menelepon.

Sebuah kendaraan roda empat lainnya dari arah berlawanan keluar, akses tertutup. Minibus putih tetap bertahan di posisi yang sama. Malahan sebuah mobil pickup yang parkir di pinggir terlihat mengalah, mundur untuk memberi akses jalan mobil yang hendak keluar.

Penasaran dengan kondisi itu, awak media masuk menuju area parkir. Terlihat begitu kacaunya posisi kendaraan yang parkir. Tidak sedikit pengemudi yang menggerutu karena sulit untuk keluar. 


Hal ini terjadi karena banyak kendaraan yang parkir seenaknya. Ada yang posisinya serong bahkan menghadang kendaraan lain yang parkir.

Merasa kurang puas, awak media masuk ke arah pintu pelabuhan. Tampak beberapa mobil minibus parkir di tengah akses keluar dan masuk. Hal ini menimbulkan kemacetan parah. Awak media tidak lupa mengabadikan momen yang terlihat semrawut ini.

Tidak lama kemudian terlihat personel Dinas Perhubungan Siak keluar. Ia menegur sopir mobil yang parkir di tengah jalan. Sayang, sang sopir tidak ada di mobil. 

"Bang, maaf, pintu keluar sebenarnya yang mana?," Awak media menyapa dan bertanya kepada petugas yang memakai seragam Dinas Perhubungan.

"Pintu keluarnya ini bang," jawab petugas itu menjawab sambil menunjuk jalur yang ia atur.

Awak media melanjutkan perbincangan, "Kenapa bisa lintang pukang, semrawut gini bang? Pertanyaan itu pun dijawab dengan santai. "Ya macam ini lah kondisi sekarang bang," tuturnya.

Terpisah, Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Siak Said Arif Fadillah menjelaskan, kondisi itu terjadi mungkin imbas dari membludaknya kendaraan yang akan menyeberang menggunakan kapal Rool On - Rool Off atau yang biasa disebut Roro. 

Baik kendaraan angkutan umum maupun kendaraan plat hitam parkir sebelum loading ke Roro. Ia menganggap hal itu berdampak pada penyempitan area parkir akses keluar masuk kendaraan.

"Terima kasih informasinya dek, saya sudah koordinasi dengan petugas. Dan sudah ditertibkan. Itu mungkin dampak Roro yang sekarang ada dua mau bersandar, mau loading. Jadi kendaraan yang mau nyebrang parkir dulu, kalau Roro dah mau jalan nanti baru masuk ke Roro," kata Said Arif Fadillah.

Ia menjelaskan, untuk angkutan lebaran sudah mulai berjalan, penambahan armada Roro dilakukan oleh perusahaan BUMN yang kantornya berada di Batam. 

"Sekarang Roro ada dua, jadi kendaraan banyak yang mau nyebrang. Ini merupakan jasa angkutan lebaran yang sudah dimulai," kata Said Arif Fadillah.

Selain faktor loading kendaraan ke kapal Roro, Said Arif Fadillah menyebut pelabuhan itu sudah tidak layak lagi. Sudah saatnya dilakukan pelebaran dan penambahan fasilitas. Sayang, fasilitas pelabuhan itu adalah kewenangan Pemerintah Provinsi Riau. 

"Itukan kewenagan Provinsi, kami di sana hanya membantu, menjalankan tugas sesuai kewenangan kami," tuturnya. 

Reporter: Abdus Salam