Begini Pengakuan Orang Tua Pelaku Perusakan Baliho Partai Demokrat di Pekanbaru

Begini Pengakuan Orang Tua Pelaku Perusakan Baliho Partai Demokrat di Pekanbaru

RIAUMANDIRI.CO, PEKANBARU - Nasib naas menimpa HS (22), pekerja serabutan yang diimingi uang Rp 100 ribu untuk merusak baliho di Jalan Sudirman. Bahkan saat uang yang dijanjikan belum diterimanya, ia tertangkap tangan dan langsung diamankan ke Polresta Pekanbaru.

Berdasarkan pengakuan orang tua HS, Hermanto, dalam keseharian anaknya tidak terlibat dalam dunia politik. Aktivitas anaknya pun hanya sebatas menjadi pedagang rempah di Pasar Cik Puan. Terkadang dia juga menjadi juru parkir di MTQ serta bekerja di salah satu pencucian motor.

Hermanto mengungkapkan bahwa pada malam sebelum kejadian, tepatnya Jumat (14/12/2018) malam, HS diajak oleh temannya ke luar untuk membicarakan sesuatu. Disebutkannya bahwa ada "rapat kilat" pada malam itu.


"Katanya malam ini ada can (peluang) untuk dapat duit. Anak saya ikut saja," ungkap Hermanto pada Senin (17/12/2018).

Diceritakannya, saat hendak Shalat Subuh, ia melihat motor anaknya masih di rumah. Lengkap dengan barang-barang yang digunakannya untuk berdagang. Namun Hermanto belum curiga sedikit pun terhadap anaknya.

Namun setelah Hermanto pulang dari pasar saat hari kedatangan Jokowi ke Pekanbaru, ia juga tidak kunjung bertemu anaknya. Akhirnya, ia pun berusaha mencari, baik itu ke tempat cucian motor dan juga ke beberapa teman anaknya yang dikenali oleh Hermanto.

"Setelah dicari tidak juga ketemu. Saya justru tahu anak saya ditangkap dari Facebook. Di mana saya lihat anak saya tertangkap oleh orang ketika sedang merusak baliho," sebut Hermanto.

Mengetahui hal tersebut, Hermanto pun bergegas ke Mapolresta Pekanbaru untuk mencaritahu keberadaan anaknya. Setelah bertemu anaknya, ia pun mendengar langsung apa yang terjadi dari anaknya.

"Dari cerita anak saya diketahui bahwa ia bersama temannya memang disuruh untuk merusak baliho. Tapi saat diketahui orang, mereka kabur dan hanya anak saya yang tertinggal," ujar Hermanto.

Namun Hermanto menyebutkan dengan kasus tersebut ditangani oleh Polresta, ia cukup lega. Karena jika tidak, kemungkinan anaknya bisa dikeroyok oleh massa. Namun ia tetap berharap agar kasus ini bisa segera diungkap.