Sayed Abubakar dan BPPT RI Kunker Sekaligus Beri Pelatihan Ratusan UKM di Pekanbaru

Sayed Abubakar dan BPPT RI Kunker Sekaligus Beri Pelatihan Ratusan UKM di Pekanbaru

RIAUMANDIRI.CO, PEKANBARU - Anggota DPR RI Sayed Abubakar Assegaf (SAA) melakukan kunjungan kerja bersama BPPT RI dan Dinas Pertanian Provinsi Riau di Kota Pekanbaru. Kunjungan kerja itu sekaligus memberikan pelatihan teknologi pengolahan sagu kepada ratusan UKM di Kota Pekanbaru, Sabtu, (7/7/2018). 

Legislator fraksi Demokrat dapil Riau I itu mengatakan ini adalah sebuah komitmen terhadap kelompok UKM yang ada di Pekanbaru. 

SAA berharap dengan adanya pelatihan ini dapat meningkatkan ilmu pengetahuan dan pendapatan ekonomi masyarakat yang bergerak di bidang UKM ini.


Sayed Abubakar Assegaf dan jajaran BPPT foto bersama peserta pelatihan.

SAA mengatakan kegiatan ini sangat bermanfaat bagi peserta yang hadir. Dia meminta peserta pelatihan untuk sungguh-sungguh mengikuti pelatihan ini dari awal sampai akhir. 

Pada pelatihan yang dihadiri sekitar 100 orang peserta tersebut, perekayasa dari BPPT menyampaikan, segala upaya dan sumber daya yang tersedia dikerahkan untuk mencukupi kebutuhan masyarakat Indonesia yang berjumlah 250 juta jiwa lebih. Untuk menyediakan beras padi sejumlah 40 juta ton bukan masalah mudah, karena saat ini Indonesia menghadapi beberapa keterbatasan seperti lahan subur, terbatasnya sumber air, rusaknya saluran irigasi, terbatasnya tenaga kerja petani, dan adanya perubahan iklim global yang berdampak terhadap penyediaan beras di negeri ini.

Untuk mengatasi ketersediaan pangan pokok tersebut Pusat Teknologi Agroindustri (PTA, kedeputian Teknologi Agroindustri dan Bioteknologi (TAB) BPPT sejak tahun 2015 mengembangkan beras non-padi yang berasal dari berbagai sumber karbohidrat yang tersedia di negeri ini, seperti ubi kayu, ubi jalar, jagung, sorghum dan sagu.  

Negara dan bangsa yang hanya mengandalkan pada satu bahan pangan pokok saja sangat beresiko, karena akan mudah mengalami guncangan politik maupun ekonomi, manakala ketersediaan pasokan pangan pokoknya terganggu. 

"Mengingat masyarakat Indonesia sudah terbiasa mengkonsumsi nasi dari beras, maka melalui rekayasa teknologi ekstrusi BPPT, bahan pangan lokal tersebut dapat dibuat menyerupai bulir padi (beras analog). Dengan membentuk bulir seperti beras maka diharapkan ketersediaan beras non-padi dapat diterima oleh konsumen di negeri ini," demikian kata perekayasa dari BPPT dalam keterangan tertulis. (rls)


Editor: Rico Mardianto