Banyak Kutu, Berbau dan Kuning

Mensos: Raskin di Riau tak Layak

Mensos: Raskin di Riau tak Layak

PEKANBARU (HR)-Pernyataan mengejutkan dilontarkan Menteri Sosial RI, Khofifah Indar Parawansa. Ia menilai beras untuk orang miskin (raskin) di Riau tidak layak. Indikasinya, banyak kutu, berbau dan berwarna kuning.

Kondisi itu raskin seperti itu ditemukan antara lain di Kabupaten Meranti dan Siak. Saat berkunjung ke dua daerah itu, Mensos dan rombongan turun langsung ke lapangan dan mengecek kondisi raskin yang diserahkan kepada masyarakat kurang mampu tersebut.

"Dari temuan kita di lapangan, raskin yang kita temui di bawah standar. Berkutu, berbau dan warnanya kuning. Saya sudah dengar langsung dari koordinasi dengan bupati, camat dan kepala desa, bagaimana distribusi raskin ke masyarakat. Ke depan, kita akan perbaiki sehingga raskin yang sampai ke tangan masyarakat benar-benar layak konsumsi dan berkualitas," ujar Mensos, usai kunjungan kerja ke Panti Sosial Bina Remaja (PSBR) Rumbai, Jumat (6/3).

Dijelaskan Mensos, setelah melihat kondisi di lapangan, pihaknya akan memastikan kembali sistem pendistribusian raskin tersebut. Selain tepat sasaran, waktu dan kualitas, jumlah raskin yang diterima juga harus sesuai aturan, yakni sebanyak 15 kilogram per kepala keluarga setiap bulan.

"Kita sudah pelajari. Hasilnya, distribusi raskin ke daerah terpencil banyak yang terlambat. Ini juga disebabkan ongkos kirim yang lebih besar dan dikirim setiap tiga bulan sekali. Ini juga harus diperbaiki," tegasnya.

Sementara itu, Plt Gubernur Riau, Arsyadjuliandi Rachman, mengatakan, Pemprov akan berkoordinasi dengan pemerintah pusat dan daerah supaya pendistribusian raskin pada mendatang bisa lebih baik. Khususnya terkait mutu raskin yang dibagikan, haruslah yang benar-benar layak dikonsumsi. "Tadi kita sudah dengar Bu Menteri. Ke depan akan kita monitor supaya jadi lebih baik," ujarnya.

Mampu Bekerja Mandiri
Sementara dalam kunkerjnya ke PSBR Rumbai, Mensos Khofifah Indar Parawansah memuji keberadaan PSBR yang dinilai telah memberikan pelayanan kesejahteraan sosial kepada anak terlantar putus sekolah.

Ia menilai, apa yang telah dilakukan PSBR Rumbai pada akhirnya bisa mengurangi anak-anak putus sekolah dan anak terlantar, memberikan pembinaan fisik, mental sosial, bakat dan kemampuan serta keterampilan kerja. Sehingga nantinya para remaja tersebut mampu bekerja secara mandiri maupun berkelompok dalam kehidupan bermasyarakat.

"Panti ini sangat bermanfaat bagi remaja yang putus sekolah. Anak-anak ini kita lihat begitu cerianya. Ketika tadi saya tanya, mereka ada yang punya cita-cita, ada juga yang tidak ada. Dari sinilah mereka bisa membangun cita-cita mereka. Kalau ada yang ingin jadi guru, yah bisa saja menjadi guru rias, sesuai dengan ketrampilan yang mereka terima," ujarnya.

Pada kesempatan tersebut Mensos berbincang langsung dengan remaja-remaja yang sedang melakukan kegiatan di PSBR. Mensos bertanya kepada salah seorang remaja asal Kabupaten Kampar, kenapa sampai putus sekolah serta menanyakan cita-citanya.

"Kenapa putus sekolah, harus sekolah lagi ya, mau kan sekolah lagi. Cita-citanya apa," tanya Menteri.

Remaja tersebut mengatakan, ingin kembali sekolah, tapi belum ada biaya. Ia pun mencita-citakan ingin menjadi guru. Namun keterbatasan biaya membuat dirinya tidak bisa mewujudkan mimpinya.

"Saya ingin jadi guru Bu. Tapi bagaimana," ujar remaja asal Kampar yang mendapat keterampilan salon itu.

Saat meninjau bengkel motor, Mensos juga berbincang Sultan, remaja erusia 15 tahun yang putus sekolah SMP. Mensos pun langsung mengajak remaja ini untuk masuk salah satu pesantren di Jakarta.

"Kamu belum tamat SMP sudah putus sekolah. Kamu mau kan ikut saya, sekolah pensantren, kalau iya nanti sama saya masukkan, gratis semua," ajak Mensos.

Mendengar tawaran itu, Sultan pun menyambut gembira. "Mau Bu, saya mau sekolah lagi," ujarnya berbinar-binar.

Menurut Kepala PSBR Rumbai, Sarino, remaja yang dibina PSBR Rumbai menerima pengajaran keterampilan setiap hari. Selama enam bulan menetap di asrama, pihaknya memberikan beragam keterampilan.

"Ini merupakan angkatan ke-70. Setelah tamat dari sini, mereka sudah siap terjun ke dunia kerja sesuai dengan keterampilan yang mereka miliki," terangnya.

Ditambahkannya, remaja yang mendapatkan ketrampilan di PSBR Rumbai, tidak saja berasal dari kabupaten dan kota di Riau, tetapi juga dari provinsi lain, seperti, Kepri, Sumbar dan Sumut. Mereka bisa memilih keterampilan yang sesuai dengan minat mereka. Seperti otomotif, mengemudi, las duco, pertukangan meubel, meubel aluminium glass, tata rias, menjahit, bordir, sasirangan, elektronik, komputer, tata boga, servis hape hingga kendaraan bermotor.***